PENGARUH LUAS LAHAN TENAGA KERJA DAN MANAJEMEN TERHADAP PRODUKSI TOMAT DI KECAMATAN LUT TAWAR
KABUPATEN ACEH TENGAH
ABSTRAK
Tanaman tomat banyak di tanam para petani tomat disaat
selesai panen padi , dan pada dasarnya petani menanam sudah secara kontinyu
setiap tahunnya/setap selesai panen padi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh luas lahan tenaga kerja dan manajemen
terhadap produksi
usahatani tomat di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah dan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi usahatani tomat di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah. Data yang
digunakan yaitu data primer dengan wawancara langsung dengan petani dan
observasi dengan menggunakan kuisioner, penentuan sampel dengan metode simple
random sampling dan metode analisa data menggunakan
metode analisa regresi linier berganda.
Berdasarkan analisis dengan regresi linier berganda secara serempak luas lahan, tenaga kerja
dan manajemen dengan nilai signifikansi (0,000)
yaitu berpengaruh nyata terhadap produksi sedangkan
secara parsial
faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani
tomat antara lain luas lahan dengan nilai
signifikasi 0,004, sedangkan yang tidak berpengaruh terhadap produksi
yaitu tenaga kerja dengan nilai signifikansi 0,000 dan manajemen dengan
nilai signifikan 0,146. Disarankan
kepada para petani yang berusahatani tomat di Kecamatan Lut Tawar agar memperhatikan tenaga kerja yang digunakan supaya
sesuai dengan produksi yang diperoleh dan menggunkan tenaga kerja keluarga agar produksi lebih meningkat, dan diharapkan
kepada pemerintah daerah dapat
mengembangkan dan membina para petani tomat sehingga dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman dalam berusahatani.
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL....................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang.......................................................................... 1
1.2.
Identifikasi
Masalah................................................................. 3
1.3.
Tujuan
Penelitian...................................................................... 4
1.4.
Manfaat
Penelitian.................................................................... 4
1.5.
Hipotesa.................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tomat (Lycopersicon
Esculentum Mill).................................... 5
2.2.
Faktor-Faktor Produksi ............................................................ 11
2.2.1. Luas Lahan................................................................... 12
2.2.2. Tenaga Kerja................................................................. 12
2.2.3. Manajemen.................................................................... 14
2.3.
Produksi.................................................................................... 17
2.4.
Metode Analisa Regresi Linier Berganda................................. 18
2.4.1. Uji Koefesien
Regresi Secara Serempak (Uji F)........... 19
2.4.2. Uji Koefesien
Regresi Secara Parsial (Uji t)................. 19
2.4.3. Uji Asumsi
Klasik Pada Regresi Linier Berganda........ 20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Tempat dan Waktu Penelitian.................................................. 22
3.2.
Ruang Lingkup......................................................................... 23
3.3.
Metode Pengumpulan Data...................................................... 23
3.4.
Metode Penentuan Sampel....................................................... 24
3.5.
Metode Analisis Data............................................................... 25
3.6.
Konsep Batasan Operasional.................................................... 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Keadaam
Umum Daerah Penelitian ........................................ 28
4.2.
Keadaan
Iklim.......................................................................... 28
4.3.
Keadaan
Penduduk.................................................................. 29
4.4.
Karakteristik
Petani Sampel..................................................... 32
4.5.
Hasil
Analisa faktor yang mempengaruhi Produksi Usahatani Tomat 33
4.6.
Uji
Asumsi Klasik Pada Regresi Linier Berganda.................... 33
4.7.
Uji
Kesesuaian (Test Of Goodness Of It) dan Uji Hipotesis... 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan.............................................................................. 41
5.2.
Saran......................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 42
QUISIONER................................................................................................ 44
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. 46
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Usahatani
tomat adalah salah satu komoditi yang memiliki nilai dan prospek yang cerah dan
merupakan produk pertanian yang sangat dikenal dalam kehidupan masyarakat pada
umumnya. Untuk mengelola usahatani, petani harus memiliki modal yang cukup.
Sebab dalam berusahatani, petani harus mampu mengelola modalnya demi
kelangsungan usahataninya dengan tujuan mencapai keuntungan yang
sebesar-besarnya. Adapun biaya yang digunakan dalam usahatani tomat ini adalah
untuk memenuhi biaya produksi (sarana produksi) seperti membeli bibit, pupuk,
pestisida dan alat-alat pertanian lainnya, serta untuk membayar upah tenaga
kerja. Lahan merupakan tempat berusahatani bagi manusia karena lahan dapat
dinyatakan dalam bentuk fisik yang meliputi tanah. Tanah dan tenaga kerja
adalah faktor produksi asli yang dapat memberikan manfaat yang jauh lebih baik
bagi manusia.
Masyarakat Aceh
Tengah banyak yang bermata pencarian sebagai petani. Faktor-faktor produksi merupakan hal yang
penting dalam kegiatan usahatani sebagai salah satu syarat pendukung kegiatan
usahatani, penggunaan faktor-faktor produksi seperti luas lahan, tenaga kerja
dan manajemen yang maksimal diharapkan mampu menambah tingkat produksi hasil
pertanian tomat sedangkan jika produksi rendah dikarenakan terdapat
permasalahan pada usahatani tomat itu sendiri. Usahatani yang dilakukan secara
tidak tepat akan berdampak pada berkurangnya produksi yang dihasilkan.
Kecamatan Lut Tawar Kabupaten
Aceh Tengah sering mengalami penurunan
harga sehingga pengakuan pada prinsipnya luas lahan
yang digunakan para petani tidak terlalu luas, akibat jaminan harga yang tidak
pasti, selain itu para petani banyak
menggunakan tenaga kerja meskipun lahan yang sedikit namun manajemen dalam
usahataninya diharapkan mendapat produksi yang maksimal. Menajemen para petani
dalam menanam tomat pada saat ini sangat membutuhkan tenaga kerja dimana
perlakuan atau pemeliharaan tanaman tomat sangat rumit bila sedikit saja
manajemennya salah maka produksinya akan menurun.
Dalam melakukan usahatani tomat
manajemen sangat berperan penting untuk meningkatnya produksi, dampak yang
sering dijumpai dilapangan para petani banyak mengabaikan sistem pengelolaan
usahatani yang baik, petani berasumsi tingginya produksi adalah tergantung luas
lahan dan luas tanam yang di miliki namun manajemen banyak abaikan sehingga dampaknya
para petani tidak mendapatakan hasil yang maksimal, dari luas lahan yang
dimiliki setelah dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan hanya sedikit
keuntungan produksi yang dapat diperoleh.
Dalam hal ini tenaga kerja juga
faktor penentu tinggi rendahnya produksi yang di dapatkan, semakin tinggi biaya
yang di keluarkan untuk tenaga kerja bukan berarti semakin tinggi produksi yang
didapatkan tergantung penyesuain luas lahan, tenaga, manajemen dan produksi
yang di dapat setelah di bandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
Penambahan luas
lahan dari tahun ketahun semakin terus bertambah
sehingga mereka bisa menyesuaikan kapan waktu yang tepat untuk menanam dan
mulai mampu menerawang kapan harga tomat akan naik dan turun meskipun terkadang
meleset dari perkiraan namun setidaknya para petani sudah berani menambah luas
lahannya dan memperbaiki manajemen sehingga produksi yang dihasilkan diharapkan
akan bertambah. Adapun produksi dan
produktivitas di Kabupaten Aceh Tengah dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Produksi Tomat di Kecamatan Lut Tawar
Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2011-2014
No
|
Tahun
|
Luas Tanam
(Ha)
|
Luas Panen
(Ha)
|
Produksi
(Ton)
|
Produktivitas
|
(Ton/Ha)
|
|||||
1
|
2011
|
31
|
28
|
112
|
4
|
2
|
2012
|
24
|
28
|
616
|
26
|
3
|
2013
|
62
|
62
|
700
|
17
|
Jumlah
|
117
|
118
|
1428
|
47
|
Sumber : Data
Diolah BPS Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2014
Dari tabel 1 dapat dilihat pada tahun
2011 produksi
tomat di Kecamatan Lut Tawar mencapai 112 Ton dengan produktivitas 4 Ton/ Ha, sedangkan pada
tahun 2013
produksinya 700 ton dan produktivitasnya hanya berjumlah 17 ton, jika
dibandingkan dengan produksi usahatani tomat di Indonesia mencapai 647.020
Ton/Ha (Redaksi Agromedia: 2007). Jadi pada produksi usahatani tomat pada tahun
2013 di
Kecamatan Lut Tawar tidak dapat mencapai hasil produksi seperti di Indonesia ,
karena ada faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani tomat tersebut.
1.2.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian
diatas, maka identifikasi masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah ada
pengaruh luas lahan, tenaga kerja, dan manajemen terhadap produksi usahatani tomat
di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan
identifikasi masalah, adapun tujuan
penelitian adalah sebagai berikut : Untuk
mengetahui pengaruh luas lahan, tenaga kerja, dan manajemen terhadap produksi usahatani tomat
di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.
1.4.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi
semua pihak terutama :
1.
Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi bagi
para petani khususnya dalam produksi usahatani tomat.
2. Penelitian ini diharapkan
dapat berguna sebagai bahan pertimbangan Pemerintah Daerah dalam menentukan
kebijakan untuk memudahkan petani dalam menjalankan usahatani tomat.
3.
Sebagai bahan referensi dan
studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan di Fakultas Pertanian Universitas Gajah
Putih.
1.5.
Hipotesa
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di
atas maka hipotesa penelitian sebagai berikut : Diduga bahwa luas lahan,
tenaga kerja, dan manajemen berpengaruh terhadap produksi usahatani tomat di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh
Tengah.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tomat (Lycopersicon Esculentum
Mill)
Buah tomat merupakan komoditi yang multiguna karena dapat berfungsi sebagai
sayuran, bumbu masak, buah meja, penambah nafsu makan, minuman, bahan pewarna
makanan dan obat-obatan. Karena itu, komoditas ini terus berkembang di arena
pertanian dan perdagangan baik di tingkat lokal maupun internasional. Sesuai dengan
kegunaannya, tomat dibutuhkan di banyak negara untuk makanan dalam keadaan
segar maupun hasil industri, untuk diolah menjadi bahan yang lain. Komoditas
tomat yang dapat beradaptasi luas dapat ditanam lebih mudah pada beragam kondisi daripada tanaman-tanaman
sayur lain yang menghendaki lingkungan-lingkungan spesifik. Tomat sebagai komoditas sayuran
mempunyai peran ganda yaitu sebagai sumbergizi dan bahan baku industri, juga
dapat lebih meningkatkan pendapatan dibandingkan komoditas pangan lainnya. (Silvy dan Rian : 2004)
Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) merupakan tanaman
semusim yang secara lengkap diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Kingdom : Plantae
(tmbuh-tumbuhan)
2.
Divisi : Spermatopyta (tumbuhan
bebiji)
3.
Subdivisi : Angiospermae
(berbiji tertutup)
4.
Kelas : Dicotyledoneae (biji
berkeping dua)
5.
Bangsa (Ordo) : Tubiflorae
(Solanales)
6.
Suku (famili) : Solanaceae
(berbunga seperti terompet)
7.
Marga (genus) : Lycopersicon
8.
Jenis (spesies) : Lycopersicon
esculentum Mill. (Etti Purwati : 2008)
Dalam berusahatani tomat ada beberapa tahapan yang
perlu dilakukan diantaranya :
2.1.1.
Pembibitan
Umumnya pembibitan tomat dilakukan
dengan menggunakan biji. Setelah benih yang diinginkan didapatkan, penyemaian
dapat dilakukan. Penyemaian dapat dilakukan dalam plastik kecil yang diisi
dengan media tanam untuk benih berupa campuran tanah dengan pupuk kandang.
Setelah media penyemaian siap, masukkan ke dalam plastik-plastik kecil sebagai
tempat untuk berkecambahnya benih. Siram dan susun pada suatu tempat yang
diberi naungan. Biji tomat dapat dimasukkan satu persatu ke dalam plastik
tersebut dalam proses penyemaian, tempat persemaian haarus diberi naungan
berupa atap plastik bening. Pemberian naungan ini berfungsi agar benih yang
kelak akan ditanam tidak rusak terkena hujan dan sinar matahari. Bibit tanaman
akan siap dipindahkan ke lahan tanam setelah berusia 2-3 minggu semenjak
penyemaian dilakukan. Mill. (Etti Purwati : 2008)
2.1.2.
Penanaman
Proses setelah pembibitan adalah
penanaman. Proses penanaman dapat dimulai dengan persiapan atau pengolahan
lahan. Hal ini dilakukan apabila kondisi tanah kurang mendukung perkembangan
akar. Pengolahan lahan ini berfungsi
mengatur kepadatan tanah, kekuatan tanah, kekuatan aerasi (rongga kecil
yang terdapat di dalam tanah) untuk
membantu proses sirkulasi air dan udara di dalam tanah sehingga akar dapat
berkembang dengan baik.
Proses pengolahan lahan ini dapat
dilakukan dengan pembuatan bedengan. Bedengan adalah pembuatan gundukan tanah
dengan lebar 150-180 cm dan tinggi 20-40 cm. Tinggi bedengan disesuaikan dengan
kebutuhan yang biasanya bergantung pada musim saat penanaman. Ketika musim
hujan bedengan dibuat lebih tinggi. Tujuan pembuatan bedengan adalah mengatur
jarak tanam dan mengatur agar akar tanaman tomat tidak tergenang air.
Diatas bedengan dapat dibuat lubang
tanam sesuai dengan jarak tanamnya. Jarak tanam lubang antar barisan dapat
dibuat dengan ukuran 60-70 cm dan jarak lubang dalam barisan adalah 40-50 cm.
Jadi, diperoleh jarak tanam 60 cm x 50 cm atau 70 cm x 40 cm dengan jumlah
tanaman per hektarnya 25.000 -40.000 tanaman. Pada proses pengolahan lahan ini,
pemberian pupuk sudah dapat dilakukan. Pupuk yang biasanya digunakan adalah
pupuk kandang dengan dosis 20-30 ton per
hektar. Pupuk dapat dicampur langsung di dalam tanah pada saat pengolahan atau dimasukkan ke dalam tanah
pada saat pengolahan atau dimasukkan ke dalam lubang tanam yang sudah disediakan
untuk menanam bibit.
Bibit yang telah siap dari
persemaian dengan usia 2-3 minggu dibawa ke lahan. Bibit yang telah siap dalam
plastik-plastik kecil tersebut dapat
mulai dimasukkan ke dalam lubang yang telah disiapkan, dengan merobek plastik dengan hati-hati, kemudian
memasukkannya ke dalam lubang yang telah disediakan. Untuk menghindari bibit
layu karena sinar matahari siang, ada baiknya kegiatan penanaman bibit dilakukan pada pagi hari atau sore
hari. Biasanya, bibit tomat baru tumbuh mudah terserang penyakit. Hindari
penanaman tomat pada musim hujan karena curah hujan yang tinggi dapat merusak
bibit yang ditanam. Sebaiknya lakukan
penanaman menjelang musim hujan berakhir. Mill. (Etti Purwati : 2008)
2.1.3.
Pemeliharaan
Dalam pemeliharaan tanaman tomat ada
beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu :
·
Pemupukan
Pupuk dalam budidaya tomat ini dapat
menggunakan pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan dan pupuk anorganik.
Pupuk anorganik bisa berasal dari pupuk tunggal, seperti urea (nitrogen), Za
(nitrogen), KCL (kalium) dan TSP (fosfor). Pada penanaman tomat pemberian pupuk
anorganik dapat dilakukan pada masa tanam sebanyak 4 kali secara bertahap.
Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara ditugal, yakni dengan membuat
lubang di sisi tanaman dengan jarak 10 cm dengan kedalaman 5 cm. Mill. (Etti Purwati :
2008)
·
Pemasangan
ajir
Ajir adalah batang yang biasanya
terbuat dari bambu yang panjangnya 100-200 cm. Fungsi ajir adalah menopang
tanaman tomat agar tidak mudah roboh karena angin atau karena beban buah,
mengatur penyebaran daun, mengatur penyebaran daun, mengatur pertumbuhan
ranting dan tunas, mempermudah proses pemupukan dan penyemprotan.
Pemasangan ajir dapat dilakukan dengan menancapkan
ajir dengan jarak 10-20 cm dari tanaman, kemudian ikat tanaman pada ajir secara
bertahap mengikuti pertumbuhan tomat. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan
ajir dapat meningkatkan hasil produksi buah tomat. Mill. (Etti Purwati : 2008)
·
Penyiraman
Dapat dilakukan dengan cara
mengalirkan air pada parit-parit yang ada di antara dua bedengan atau dapat
juga dilakukan dengan penyiraman langsung di atas bedengan. Hal terpenting
dalam pengairan ini adalah jangan sampai proses penyiraman ini berlebihan,
khususnya pada bagian akar tanaman. Hal tersebut dapat menyebabkan kelembapan
yang terlalu tinggi sehingga dapat merusak akar dan timbul penyakit pada
tanaman. Frekuensi penyiraman air dua hari sekali memberikan hasil fisik yang
lebih baik pada tomat yang dihasilkan. Mill. (Etti Purwati : 2008)
·
Pemangkasan
Pemangkasan merupakan salah satu
cara perawatan tanaman tomat yang dapat meningkatkan kualitas buah dan bobot
buah. Pemangkasan ini dapat dilakukan dengan membuang daun yang sudah tua atau
yang terkena hama penyakit. Tujuan pemangkasan adalah memperlancar sinar
matahari yang masuk serta mengurangi resiko menularnya hama dan penyakit.
Proses pemangkasan pada tanaman tomat ini umumnya terdapat dua cara yakni,
dengan menggunakan satu batang utama atau membiarkan dua batang utama. Mill. (Etti Purwati :
2008)
Pada sistem satu batang utama, semua tunas yang
muncul dipangkas sehingga hanya menyisakan satu batang utama. Sistem
pemeliharaan dua batang dapat dilakukan dengan membiarkan tunas yang tumbuh
tepat pada tandan bunga pertama, sedangkan tunas yang lainnya dipangkas. Tunas
yang dibiarkan tumbuh ini nantinya akan tumbuh membentuk cabang kedua yang akan
menghasilkan buah. Sebaiknya pemangkasan dilakukan ketika batang masih banyak
mengandung air sehingga mudah dipatahkan. Oleh karena itu, lakukan pemangkasan
pada pagi hari. Mill. (Etti Purwati : 2008)
·
Pengendalian
Hama/ Penyakit
2.1.4.
Panen
Pemetikan buah tomat tidak dapat dilakukan sampai 10 kali
pemetikan karena masaknya buah tomat tidak bersamaan waktunya. Pemetikan buah
tomat dapat dilakukan setelah panen pertama selang 2-3 hari sekali sampai
seluruh tomat habis terpetik. Mill. (Etti Purwati : 2008)
2.2.
Faktor-Faktor Produksi
Faktor produksi
memang sangat menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh dalam berbagai
pengalaman menunjukan bahwa faktor
produksi luas lahan, tenaga kerja, dan aspek manajemen adalah faktor produksi
yang terpenting di antara faktor produksi yang lain. Hubungan antara faktor
produksi (input) dan produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi produksi.
(Soekartawi: 2005)
2.1.1.
Luas Lahan
Lahan merupakan
tempat berusaha bagi manusia karena lahan dapat dinyatakan dalam bentuk fisik
yang meliputi tanah serta alam sekitar lainnya yang merupakan faktor produksi
asli yang dapat memberikan manfaat yang jauh lebih baik bagi manusia. (Ken
Suratiyah: 2006)
Lahan sering dipopulerkan
dengan istilah “sumberdaya lahan”, lahan adalah salah satu faktor produksi
lainnya seperti tenaga kerja, modal dan keterampilan yang akan dapat
menghasilkan produksi dari suatu komoditas yang diusahakan. (M. Hassan Su’ud
:2004)
Tanah sebagai salah
satu faktor produksi adalah merupakan pabriknya hasil-hasil pertanian yaitu
tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi keluar. Bahwa tanah
merupakan satu faktor produksi seperti halnya modal dan tenaga kerja dapat pula
dibuktikan dari tinggi rendahnya balas jasa (sewa bagi hasil) yang sesuai
dengan permintaan dan penawaran tanah tersebut dalam suatu masyarakat dan
daerah tertentu. (Mubyarto : 1977)
2.1.2.
Tenaga Kerja
Tenaga kerja
merupakan salah satu faktor produksi yang utama dan selalu ada dalam sebuah
perusahaan atau industri meskipun pada usaha tersebut sudah menggunakan
alat-alat mesin. (Adisaputro dan Marwan: 1992)
Faktor produksi
tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan
dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari
tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula
diperhatikan.
Dalam usahatani
sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani itu sendiri, yang
terdiri atas ayah sebagai kepala keluarga, isteri dan anak-anak petani yang
berumur 12 tahun sudah dapat merupakan tenaga kerja yang produktif bagi
usahatani. (Mubyarto : 1977)
Tenaga kerja
usahatani atau industri yang diperoleh dari dalam dan luar keluarga
keseluruhannya tersebut dapat dikonversikan dalam satuan harian kerja (HKP)
atau disetarakan sesuai dengan hari kerja pria, seperti berikut ini :
1). 1 pria
(HKP) = 1 hari kerja
pria (HKP)
2). 1
wanita (HKW) = 0,8 hari kerja
pria (HKP)
3). 1
anak-anak (HKA) = 0,5 hari kerja
pria (HKP)
Menurut perkiraan rata-rata didalam satu bulan waktu
bekerja yang terpakai efektif adalah 25 hari kerja, sehingga dalam satu tahun
biasanya diperhitungkan 300 hari kerja. ( Abbas Tjakrawiralaksana dan M. Cahaya
Soerjatmadja, 1983)
Konversi tenaga kerja yang
sering dipakai adalah satu tenaga wanita dewasa setara dengan 0,8 tenaga pria
dewasa dan satu tenaga kerja anak-anak setara dengan 0,5 tenaga pria dewasa.
Jumlah hari kerja :
1 HKP = 7 jam
1 HKW = 6 jam
1 HKA = 4 jam
Menurut (Yank:1955)
untuk membandingkan tenaga pria sebagai ukuran baku dan jenis tenaga kerja lain
dikonversikan, atau disetarakan dengan pria;
1 HKP = 1 HKP
1 HKW = 0,8 HKP
1 HKA = 0,5 HKP
1 Ternak = 2 HKP
Keterangan:
·
HKP = Hari kerja pria
·
HKW = Hari kerja wanita
·
HKA = Hari kerja anak
·
HKT = Hari kerja ternak
Penggunaan tenaga
kerja luar sangat tergantung pada luas usahatani, pendapatan keluarga petani,
dan jumlah tenaga kerja dalam keluarga. Semakin luas usahatani, semakin besar
pendapatan sehingga semakin besar kemampuan petani untuk membayar tenaga kerja
luar, tetapi semakin besar jumlah tenaga kerja keluarga semakin kecil tenaga
kerja yang berasal dari luar keluarga. (Ken Suratiyah :2009)
2.1.3.
Manajemen (Pengelolaan)
Manjemen adalah suatu proses atau
kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau arahan suatu kelompok orang-orang
kearah tujuan
organisasi atau maksud yang nyata. Manejemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah
“managing”- Pengelolaan-. Sedang pelaksanaan disebut manager atau pengelola. Seseorang
yang menjadi manejer mengambil alih kewajiban baru yang seluruhnya “manageria”
(Terry: 2009)
Manajemen artinya mengatahui
secara pasti apa yang di kehendaki, dikerjakan orang lain, dan mengamati apa
yag mereka lakukan itu dalam kategori baik dan dengan cara yang termurah (Frinces,
2008).
Manajerial adalah perpaduan seni
dan ilmu, sebuah ilmu dalam mengatur segala sesuatunya dengan benar. Pelaku ilmu disebut dengan manajer. Seseorang
manajer haruslah menguasai ilmu manajerial dengan baik (www .teongsoft. blogspot. Com).
Drs. Supadi menjelaskan dalam tulisannya bahwa kemampuan manajerial
adalah kemampuan untuk mengatur , mengkoordinasikan dan menggerakkan para
bawahan kearah pencapaian tujuan yang telah di tentukan tak soal apakan
organisasi besar atan kecil (www.pu.go.id).
Faktor produksi
manajemen mejadi semakin penting jika dikaitkan dengan kata efisiensi artinya
walaupun faktor produksi biaya produksi, modal, dan tenaga kerja dirasa cukup,
tetapi jika tidak dikelola dengan baik maka produksi yang tinggi diharapkan
juga tidak akan tercapai. (Soekartawi: 2002)
Manajemen dalam merencanakan, mengorganisasi dan
melaksanakan serta mengevaluasi suatu proses produksi. Karena proses produksi
ini melibatkan sejumlah orang (tenaga kerja)dari berbagai tingkatan, maka
manajemen berarti pula bagaimana mengelola orang-orang tersebut dalam tingkatan
atau dalam proses produksi. Dalam prakteknya, faktor manajemen ini banyak
dipengaruhi oleh berbagai aspek diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Tingkat
pendidikan
b. Tingkat
keterampilan
c. Skala usaha
d. Aneka ragam
atau macam komoditas. (Soekartawi: 2002)
1)
Petani Sebagai Manajer
Manurut mosher (1948)
dalam Purba (2010) mengatakan petani/peternak berperan sebagai manajer. Petani
sebagai manejer akan berhadapan dengan berbagai alternative yang harus
diputuskan mana yang harus dipilih untuk diusahakan. Petani harus menentukan
cara-cara berproduksi, menentukan cara-cara pembelian sarana produksi,
menghadapi persoalan tentang biaya, mengusahakan permodalan dan sebagainya.
Untuk itu, diperlukan keterampilan, pendidikan dan pengalaman yang akan
berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan. Dalam Suratiayah (2009) petani
sebagai manajer atau peran sebagai manajer meliputi 4 aktifitas
a)
Aktivitas Teknis
-
Memutuskan akan memproduksi apa
dan bagaimana caranya
-
Memanpaatkan lahan
-
Membuat gambaran tentang
teknologi dan peralatan yang akan
b)
Aktivitas Komersial
-
Menhitung berapa dan apasaja
input yang dibutuhkan baik yang dipunya maupun yang akan dicari
-
Menentukan kapan, darimana, dan
jumlah input yang diperolah
-
Meramalkan penggunaan input dan
produksi yang akan diperoleh
-
Meramalkan pemasaran hasil,
kapada siapa, dimana kapan dan kualitas produksi atau hasil.
c)
Aktivitas Finansial
-
Mendapatkan dana dari pribadi,
pinjaman kredit bank atau kredit yang lain.
-
Menggunakan dana untuk
memperoleh pendapatan dan keuntungan (jangka panjang)
-
Meramalkan kebutuhan dana jaka
panjang yang akan datang (investasi untuk alat atau perluasan usaha)
d)
Aktivitas Akutansi
-
Membuat catatan tentang semua
transaksi baik bisnis maupun pajak
-
Membuat laporan
-
Menyimpan data tentang usahanya
Berdasarkan
aktivitas tersebut, jelas petani sebagai manejer dituntut mempunyai
pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang memadai,, agar dapat menyiapkan
dan memilih alternative usaha yang terbaik. Manajemen yang melekat pada tenaga
kerja akan menentukan bagaimana kinerjanya dalam menjalankan usahatani. Dengan
manjemen yang berbeda meskpun input sama akan diperoleh hasil yang berbeda.
Dengan kata lain, keberhasilan usahatani sangat tergantng pada upaya dan
kemampuan manajer. Oleh karena manjemen adalah suatu seni maka sulit
menguatifikasi atau mengukurnya
2.3.
Produksi
Hasil akhir dari suatu
proses produksi adalah produk atau output. Produk atau produksi dalam bidang
pertanian dapat bervariasi yang antara lain disebabkan karena perbedaan
kualitas. Kualitas usahatani yang baik dihasilkan oleh proses produksi yang
dilakukan dengan baik sebaliknya kualitas usahatani yang tidak baik dihasilkan
oleh proses produksi yang kurang baik. (Soekartawi: 2003)
Produksi adalah suatu
proses mentransper masukan-masukan (input) dari sumberdaya manusia dan akan
menjadi keluaran-keluaran (output) yang dibutuhkan oleh para konsumen.
Keluaran-keluaran ini meliputi 4 unsur penting yang disebut faktor-faktor
produksi yaitu sumberdaya alam, tenaga kerja dan modal. (John H Jackson : 1994)
Dalam suatu
kegiatan produksi sangat diperlukan adanya manajemen yang baik, agar pekerjaan
yang dilakukan dapat berhasil dengan efesien serta memuaskan dan dengan biaya
minimum. Produksi pada hakekatnya adalah setiap usaha yang membawa benda pada
suatu keadaan sehingga dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia
dengan lebih baik. Secara umum, istilah produksi diartikan sebagai penggunaan
atau pemanfaatan sumberdaya yang mengubah suatu komoditas menjadi komoditas
lainnya yang sama sekali berbeda, baik dalam pengertian apa, di mana atau kapan
komoditas-komoditas itu dialokasikan, maupun dalam pengertian apa yang dapat
dikerjakan oleh konsumen terhadap komoditas itu. (Miller dan Meiners, 1997). Produksi
juga merupakan aktivitas yang menghasilkan barang,baik barang jadi maupun
barang setengah jadi, dan bahan industri. (Pandji Anoraga: 2000)
Produksi yaitu
hubungan teknis antara faktor-faktor produksi dengan hasil produksinya. Metode
produksi adalah suatu kombinasi dari faktor-faktor produksi yang dibutuhkan
untuk memproduksi satu satuan produk, satuan produk dikatakan efesien apabila
penggunaannya serba minimal. (Henry Faizal Noor: 2007)
2.4.
Metode Analisa Regresi Linier Berganda
Regresi linear berganda adalah
regresi linear di mana sebuah variabel terikatnya (Y) dihubungkan/dijelaskan lebih dari satu variabel bebas (X1, x2 ,x3, ... Xn), menunjukkan
hubungan yang linear.
Bentuk persamaan
regresi linear berganda dapat
dituliskan, sebagai berikut :
Ŷ = ß0 + ß1 X1 + ß2 X2
+ ß3 X3 ... + ßn xn + €
Dimana :
Ŷ : Variabel di duga
ß0 : Konstanta
ß1,
ß2,
ß3,
... ßn : Koefesien variabel penduga
X1, X2 , X3, ... Xn
: Variabel
penduga
€ :
Error/tingkat kesalahan (Candiasa,
2004)
2.4.1.
Uji Koefesien Regresi Secara Serempak (Uji F)
Untuk menguji masing-masing koefesien
regresi secara serentak variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji
F (uji ragam). Adapun langkah-langkah pegujian koefesien regresi linear
berganada adalah :
1.
Rumusan Hipotesis
H0 :
b1 = b2 = b3 = ... = b0 = 0 (Variabel bebas X tidak berpengaruh
terhadap variabel terikat Y)
H1 : b1
≠ b2 ≠ b3 ≠ ... ≠ bn ≠ 0 (Variabel bebas X
berpengaruh terhadap variabel terikat Y)
2.
Rumus Uji Secara Serempak (Uji F)
JKreg / k
Fhitung =
JKres/(n-k-1)
Dimana
:
JKreg : Jumlah kuadrat regresi
JKres : Jumlah kuadrat residual
k : Jumlah variabel bebas
n : Ukuran sampel
3.
Kriteria
Keputusan
Jika Fhitung > Ftabel maka tolak H0
Jika Fhitung ≤ Ftabel maka terima H0. Riduan Akson
(2009)
2.4.2. Uji
Koefesien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing
variabel terhadap variabel terikat maka digunakan :
1. Rumusan Hipotesis :
H0
: b1 = 0 (variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel
terikat Y)
H1
: b1 ≠ 0 (variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y )
2. Rumus Uji t
bi - β1
thitung
= atau
Sbi
bi
thitung
=
Sbi
Dimana :
bi : Koefesien regresi yang dicari
Sbi : Standar error
3. Kriteria
Keputusan
Jika thitung > ttabel maka tolak H0
Jika thitung ≤ ttabel maka terima H0 (J. Supranto: 2005)
2.4.3.
Uji Asumsi Klasik Pada Regresi Linier Berganda
a. Uji Normalitas
Uji normalitas berguna
untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil
dari populasi normal. Metode klasik dalam pengujian normalitas suatu data tidak
begitu rumit. Berdasarkan pengalaman empiris beberapa pakar statistik, data
yang banyaknya lebih dari 30 angka (n > 30), maka sudah dapat diasumsikan
berdistribusi normal. Biasa dikatakan sebagai sampel besar. (J. Supranto: 2010
Namun untuk memberikan
kepastian, data yang dimiliki berdistribusi normal atau tidak, sebaiknya
digunakan uji statistik normalitas. Karena belum tentu data yang lebih dari 30
bisa dipastikan berdistribusi normal, demikian sebaliknya data yang banyaknya
kurang dari 30 belum tentu tidak berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah terjadinya hubungan linier
antara variabel bebas dalam suatu model regresi linier berganda. Hubungan
linier antara variabel bebas dapat terjadi dalam bentuk hubungan linier yang
sempurna (perfect) dan hubungan
linier yang kurang sempurna (imperfect).
(J. Supranto: 2010
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas atau penyebaran (Scedasticity)
sama (homo), yaitu varians yang sama. Heteroskedastisitas juga berarti variansi
dari error model regresi
tidak konstan atau variansi antar error
yang satu dengan error yang
lain berbeda. (J. Supranto: 2010)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian
Kecamatan Lut Tawar merupakan salah
satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Aceh Tengah yang memiliki luas wilayah
berkisar 99.56 km2, dengan ketinggian tempat rata-rata 200 s/d 2600
meter di atas permukaan laut.
Kecamatan Lut Tawar mempunyai
batas-batas wilayah adalah sebagai berikut. :
§ Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bebesen
§ Sebelah Timur berbatasan dengan Bintang
§ Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Linge
§ Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bebesen
dan Pegasing
4.2.
Keadaan Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor alam
yang langsung dapat mempengaruhi kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah curah hujan, suhu, angin dan
kelembaban udara. Iklim di Kecamatan Lut Tawar pada dasarnya hampir sama dengan
Kecamatan lain yang ada di Kabupaten Aceh Tengah dengan curah hujan 1.750 mm/ tahun
dengan kelembaban udara 75 %, suhu udara rata-rata 160C s/d 250C.
4.3. Keadaan
Penduduk
a. Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil sensus pada tahun 2014,
sebaran usia penduduk di Kecamatan Lut Tawar mempunyai beberapa tingkatan.
Adapun keadaan tingkat usia penduduk Kecamatan Lut Tawar dapat dilihat pada
Tabel 5.
Tabel 5. Keadaan tingkat usia dan jenis
kelamin penduduk di Kecamatan Lut Tawar
Tahun 2014
No
|
Umur
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
|
0–9
10–19
20-29
30-39
40-49
50-59
60-69
70-74
75 +
|
2.129
1.759
1.632
1.637
1.143
645
321
70
77
|
2.111
1.760
1.683
1.622
1.086
629
339
93
122
|
4.240
3.519
3.315
3.259
2.229
1.274
660
163
199
|
Jumlah
|
9.413
|
9.445
|
18.858
|
Sumber : Badan
Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2014
Berdasarkan data pada tabel 5 dapat dilihat bahwa
penduduk yang berusia 0–9 tahun sebanyak 4.240 jiwa, penduduk yang berusia
10-19 tahun sebanyak 3.519 jiwa, penduduk yang berusia 20-29 tahun sebanyak
3.315 jiwa, penduduk yang berusia 30-39 tahun sebanyak 3.259 jiwa, penduduk
yang berusia 40-49 tahun sebanyak 2.229 jiwa, penduduk yang berusia 50-59 tahun
sebanyak 1.274 jiwa, penduduk yang berusia 60-69 tahun sebanyak 660 jiwa,
penduduk yang berusia 70-74 tahun sebanyak
163 jiwa dan penduduk yang berusia 75 + sebanyak 199 jiwa.
b. Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil sensus pada tahun 2014,
jumlah penduduk di Kecamatan Lut Tawar berdasarkan jenis kelamin laki-laki
berjumlah 9.413 jiwa sedangkan jenis kelamin perempuan berjumlah 9.445 jiwa.
Adapun jumlah penduduk di Kecamatan Lut Tawar pada tahun 2012 adalah sebesar
18.858 dengan sebaran penduduk dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Keadaan jumlah penduduk Kecamatan
Lut Tawar berdasarkan jenis kelamin tahun 2014
No
|
Uraian
|
Jumlah (Jiwa)
|
1
2
|
Laki-laki
Perempuan
|
9.413
9.445
|
Jumlah
|
18.858
|
Sumber : Badan
Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2014
Berdasarkan data pada tabel 6 maka bila ditinjau dari rasio pertambahan jumlah
penduduk antara laki-laki dan perempuan maka lebih besar penduduk yang bejenis
kelamin perempuan dibandingkan dengan penduduk yang berjenis kelamin laki-laki.
c. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat sangat
berperan dalam suatu daerah, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin
cepat daerah tersebut berkembang. Berdasarkan hasil sensus pada tahun 2014,
tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Lut Tawar dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Keadaan tingkat pendidikan
penduduk di Kecamatan Lut Tawar tahun 2014
No
|
Tingkat Pendidikan
|
Jumlah
|
1
2
3
4
|
SD
SLTP
SLTA
PT
|
8
32
292
438
|
Jumlah
|
770
|
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh
Tengah Tahun 2014
Dari tabel 7 dapat
dilihat bahwa penduduk di daerah penelitian yang berpendidikan pada, penduduk
yang masih bersekolah di Sekolah Dasar (SD) sebanyak 8 orang, penduduk yang
masih duduk di bangku SLTP sebanyak 32 orang, penduduk yang masih duduk di
tingkat SLTA sebanyak 292 orang, penduduk yang sudah di perguruan tinggi
sebanyak 438 orang.
d. Berdasarkan Mata Pencaharian
Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah merupakan
daerah yang berada di Kota Takengon dimana seperti biasa dilakukan di dalam
daerah kota masyarakata banyak yang ber mata pencaharian perdagangan, angkutan
industri, bangunan dan pertanian. Untuk mengetahuai mata pencaharian masyarakat
di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah dapat dilihat pada table 8
Tabel 8. Mata pencaharian penduduk di Kecamatan
Lut Tawar tahun 2014
No
|
Mata Pencaharian
|
Jumlah Jiwa
|
1
2
3
4
5
|
Pertanian
Industri
Bangunan/ Kontruksi
Perdagangan
Angkutan
|
2.366
2
9
1.105
48
|
Jumlah
|
3.530
|
Sumber : Badan
Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2014
Berdasarkan tabel 8 bahwa mata pencaharian yang berasal dari pertanian
sebanyak 2.366 jiwa, mata pencaharian dari industri sebanyak 2 jiwa, mata
pencaharian dari Bangunan/ Kontruksi sebanyak 9 jiwa, mata pencaharian
perdagangan sebanyak 1.105 jiwa dan mata pencaharian dari angkutan sebanyak 48
jiwa.
4.4. Karakteristik
Petani Sampel
Untuk mendapatkan gambaran mengenai
keadaan responden yang diteliti, maka perlu dikemukakan karakteristik petani
sampel yang meliputi tingkat usia, jumlah tanggungan, pengalaman dan luas
lahan. Keberhasilan usahatani sangat tergantung kepada petani itu sendiri dalam
mengelolanya. Pengalaman dalam berusahatani juga mempunyai peranan penting,
sedangkan umur petani merupakan suatu faktor yang dapat memberikan kemampuan
untuk bekerja.
Faktor jumlah anggota keluarga juga
mempengaruhi produksi tanaman tomat yang dihasilkan. Hal ini erat kaitannya
dengan penyediaan tenaga kerja untuk mengelola tanaman tomat. Secara umum
karakteristik petani tomat di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Keadaan karakteristik petani
sampel produksi usahatani tomat di Kecamatan
Lut Tawar tahun 2014
No
|
Uraian
|
Jumlah Sampel
|
1
|
Tingkat Usia (Tahun)
19-30
31-40
41-50
51-68
|
21
20
11
2
|
|
Jumlah
|
54
|
2
|
Jumlah Tanggungan (Jiwa)
1-2
3-4
5-6
|
23
17
4
|
|
Jumlah
|
44
|
3
|
Lama Berusahatani (Tahun)
1-10
11-20
21-39
|
35
17
2
|
|
Jumlah
|
54
|
4
|
Luas Lahan (Ha)
0,125-0,1875
0,25-0,3125
|
34
20
|
|
Jumlah
|
54
|
Sumber : Data Primer di olah Tahun 2014
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa terdapat 4 jenis karakteristik
petani sampel usahatani tomat yaitu tingkat usia, jumlah tanggungan, lama
berusahatani, dan luas lahan di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.
4.5. Hasil Analisa
Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Tomat Terdiri dari Luas Lahan, Manajemen dan Jumlah
Tenaga Kerja.
Produksi usahatani tomat di Kecamatan
Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah dianalisis dengan metode analisis regresi
linier berganda. Produksi usahatani tomat (Y) diduga dipengaruhi oleh luas
lahan (X1), manajemen (X2), dan tenaga kerja (X3).
4.5.1.
Uji Asumsi Klasik Pada Regresi Linier Berganda
Sebelum dilakukan uji kesesuaian (goodness
of fit) model, perlu dilakukan uji asumsi untuk mendeteksi terpenuhinya
asumsi-asumsi dalam model regresi linier produksi usahatani tomat yang
dispesifikasi. Hasil pengujian asumsi klasik diuraikan pada bagian berikut.
1. Uji Asumsi Normalitas
Hasil uji asumsi normalitas residual model produksi usahatani tomat dengan
menggunakan analisis grafik disajikan pada Gambar 2.
Gambar 1. Grafik
Uji Asumsi Normalitas Dan Histogram Normalitas Model Produksi Usahatani Tomat
Gambar 1
menunjukkan bahwa data terlihat menyebar mengikuti garis diagonal dan diagram
histogram yang tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Hal ini menunjukkan bahwa
data residual model terdistribusi dengan normal. Maka dapat dinyatakan bahwa
model regresi linier produksi usahatani tomat memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolinieritas
Hasil uji asumsi multikolinieritas
disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 menunjukkan bahwa masing-masing variabel bebas memiliki nilai toleransi (tolerance) lebih besar dari 0,1 dan nilai
VIF lebih kecil dari 5. Hal ini
menunjukkan tidak terjadinya multikolinieritas. Maka dapat disimpulkan bahwa
model regresi linier produksi usahatani tomat terbebas dari masalah multikolinieritas.
Tabel 10. Hasil Uji Asumsi Multikolinieritas
Model Produksi Usahatani Tomat Menggunakan Statistik Kolinieritas
No
|
Variabel Bebas
|
Collinearity Statistics
|
|
|
|
Tolerance
|
VIF
|
1
2
3
|
Luas Lahan
Manajemen
Tenaga Kerja
|
0,504
0,932
0,479
|
1.985
1,073
2,087
|
Sumber: Analisis
Data Primer
3. Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Hasil asumsi heteroskedastisitas dengan menggunakan analisis grafik untuk
model produksi usahatani tomat disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Grafik Uji Asumsi
Heteroskedastisitas Model Produksi Usahatani Tomat
Hasil uji asumsi heteroskedastisitas dengan menggunakan analisis grafik
untuk model produksi usahatani tomat disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan bahwa
penyebaran titik-titik varian residual adalah sebagai berikut:
a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah
atau di sekitar angka 0.
b. Titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di
bawah saja.
c. Penyebaran titik-titik data tidak dapat membentuk
pola bergelombang menyebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
d. Penyebaran titik-titik data tidak berpola
Hal ini menunjukkan tidak terjadinya heteroskedastisitas. Maka dapat
dinyatakan model regresi linier produksi usahatani tomat terbebas dari masalah
heteroskedastisitas.
4.5.2.
Uji Kesesuaian (Test Goodness Of Fit) Model dan
Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji asumsi, maka
dilakukan uji kesesuaian model dan uji hipotesis. Hasil analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi produksi usahatani tomat disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 menunjukkan
bahwa terdapat 8 variabel yang berpengaruh terhadap variabel produksi usahatani
tomat (Y), yaitu luas lahan (X1), manajemen
(X2), dan tenaga kerja (X3).
Untuk mempermudah pembacaan hasil dan
interpretasi analisis regresi, maka digunakan bentuk persamaan yang berisi
konstanta dan koefesien- koefesien regresi yang didapat dari hasil pengolahan
data yang telah dilakukan sebelumnya.
Pada model regresi ini, nilai
konstanta yang tercantum adalah sebesar – 12.991. Hal ini menunjukkan bahwa besar efek rata-rata dari
seluruh variabel bebas terhadap variabel produksi usahatani tomat adalah – 12.991. Namun karena variabel luas lahan, manajemen
dan tenaga kerja tidak mungkin bernilai nol atau tidak ada sama sekali maka
nilai ini diabaikan dari model regresi.
Tabel 11. Hasil Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Produksi Usahatani Tomat
No
|
Variabel Bebas
|
Koefesien Regresi
|
thitung
|
Sig.
|
1
2
3
|
Konstanta
Luas Lahan
Manajemen
Tenaga Kerja
|
-12.991
-.573
-.118
.813
|
1.419
-3.100
-1.488
3.852
|
0.165
0.004
0.146
0.000
|
|
R2
Fhitung
Signifikansi F
|
|
|
0.560
5.190
0.005
|
Sumber: Analisis Data Primer
Tabel 11
menunjukkan bahwa nilai koefesien determinasi (R2) yang diperoleh
adalah sebesar 0,711. Hal ini menunjukkan bahwa
sebesar 71,1% varian produksi usahatani tomat (Y) telah dapat dijelaskan oleh
variabel luas lahan (X1), manajemen (X2), dan tenaga kerja (X3).
Untuk menguji hipotesis secara serempak dilakukan dengan
uji F, dan secara parsial dilakukan dengan uji t, dengan tingkat signifikansi
dalam penelitian ini menunjukkan α 10% atau 0,1. Hasil pengujian hipotesi
diuraikan dalam bagian berikut.
1. Uji Pengaruh Variabel Secara Serempak
Hasil uji pengaruh variabel secara serempak dengan
menggunakan uji F disajikan pada Tabel 11. Tabel
11 menunjukkan bahwa nilai signifikansi F adalah sebesar
0,005. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari
probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 10% atau 0,1. Hal ini
menunjukkan bahwa H0 ditolak atau H1 diterima, yaitu
variabel luas lahan (X1 manajemen (X2), dan tenaga kerja (X3), secara serempak
berpengaruh nyata terhadap variabel produksi usahatani tomat (Y).
2. Uji Pengaruh Variabel Secara Parsial
Setelah dilakukan uji pengaruh variabel secara serempak,
pembahasan dilanjutkan dengan pengujian pengaruh variabel secara parsial. Hasil
uji pengaruh variabel secara parsial dengan menggunakan uji t disajikan pada
Tabel 11.
a. Luas Lahan
Tabel 11 menunjukkan bahwa variabel luas lahan memiliki nilai signifikansi t
sebesar 0,004. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 10% atau 0.1. Hal ini
menunjukkan bahwa H1 diterima atau H0 ditolak yaitu variabel luas lahan (X1), secara parsial
berpengaruh nyata terhadap variabel produksi usahatani tomat (Y).
b. Manajemen
Berdasarkan Tabel 11 yang menunjukkan bahwa
variabel manajemen memiliki nilai signifikansi t
sebesar 0,146. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 510% atau 0.005. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak atau H1 diterima yaitu variabel manajemen (X2), secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel produksi usahatani
tomat (Y).
c. Tenaga Kerja
Berdasarkan Tabel 11 yang menunjukkan bahwa
variabel tenaga kerja memiliki nilai signifikansi t
sebesar 0,000. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima atau H0 ditolak yaitu variabel tenaga kerja (X3), secara parsial berpengaruh
nyata terhadap variabel produksi usahatani tomat (Y).
Tenaga kerja berpengaruh
positif terhadap produksi usahatani tomat karena pada usahatani tomat selain
tenaga kerja dari dalam keluarga para petani juga menyerap tenaga kerja dari
luar keluarga sehingga banyak mengeluarkan biaya dalam pengolahan lahan, ini dapat
mengurangi produksi usahatani tomat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa ada delapan variabel tetapi hanya dua variabel yang mempengaruhi produksi
usahatani tomat di Kecamatan Lut Tawar, yaitu sebagai berkut :
1. Luas lahan dengan nilai
signifikasi (0.004) dan tenaga kerja (0.000) yang mempengaruhi
produksi usahatani tomat di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah
2. Manajemen dengan nilai signifikasi 0.146 artinya tidak mempengaruhi produksi usahatani tomat di
Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat penulis
berikan berdasarkan kesimpulan diatas yaitu dalam kegiatan usahatani tomat :
1.
Diharapkan
kepada para petani yang berusahatani tomat di Kecamatan Lut Tawar agar lebih meningkatkan manajemen dengan
baik dan lebih agar produksi lebih meningkat.
2.
Diharapkan
kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan
pengembangan usahatani tomat dan memberikan bimbingan pada petani tomat sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
berusahatani.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga Pandji (2000) Manajemen Bisnis, Pt
Asdi Mahastya, Jakarta.
Candiasa, I Made, Analisis Butir
Disertai Aplikasi dengan SPSS, Singaraja: Unit Penerbitan IKIP Negeri
Singaraja, 2004
Faizal Noor Henry (2007) Ekonomi Manajerial, Pt Raja Grafindo, Jakarta.
H.Jackson John (1994) Pengantar
Ekonomi Perusahaan, Pt Gelora Angkasa Pratama
Mubyarto (1977) Pengantar Ekonomi
Pertanian, Lembaga Penelitian, Pendidikan, Penerangan Ekonomi dan Sosial LP3ES,
Jakarta.
Pracoyo Tri Kunawangsih (2006) Aspek
Dasar Ekonomi Mikro, Pt Grasindo,
Jakarta.
Purwati Etti (2008) Budi Daya Tomat
Dataran Rendah Dengan Varietas Unggul Serta Tahan Hama Dan Penyakit, Penebar
Swadaya, Jakarta.
Rahim Abdul (2008) Pengantar Teori
Dan Kasus Ekonomika Pertanian, Penebar Swadaya, Jakarata.
Riduan Akson (2009) Rumus dan Data
Dalam Aplikasi Statistik, Alfabeta, Jakarta.
Setiawan Ade Iwan (1995) Sayuran
Dataran Tinggi Budi Daya Dan Pengaturan Panen, Penebar Swadaya, Jakarta.
Silvy dan Rian (2004) Meraup Rejeki
Dengan Bertanam Tomat, Cv Pringgandani, Bandung.
Sinungan Muchdarsyah (2009)
Produktifitas Apa dan Bagaimana, Bumi Aksana, Jakarta.
Soekartawi (2002) Prinsip Dasar
Ekonomi Pembangunan Pertanian, Pt Grasindo, Jakarta.
Soekartawi (2003) Teori Ekonomi
Produksi, Pt Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Soekartawi (2005) Agribisnis Teori Dan Aplikasi, Pt Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Soekartawi (2005) Teori Ekonomi Produksi, Pt
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Supranto, J. (2005) Ekonometri,
Ghalia Indonesia, Bogor.
Supranto, J. (2010) Ekonometri,
Ghalia Indonesia, Bogor.
Supriyati Yati (2009) Bertanam Tomat
Dalam Pot Dan Polibat, Penebar Swadaya, Jakarta.
Suratiyah Ken (2006) Ilmu Usahatani,
Penebar Swadaya, Jakarta.
Suratiyah Ken (2009) Ilmu Usahatani,
Penebar Swadaya, Jakarta.
Suud Hasan, M. (2004) Pengenalan
Pembangunan Pertanian Dan Keterkaitan KDT, Unsiyah Banda Aceh.
Trisnawati Yani (2008) Tomat
Pembudidayaan Secara Komersial, Penebar Swadaya, Jakarta.
Http://andiwijayanto.blog.undip.ac.id
Comments
Post a Comment