PENGARUH LUAS LAHAN TENAGA KERJA DAN MANAJEMEN TERHADAP PRODUKSI TOMAT DI KECAMATAN LUT TAWAR KABUPATEN ACEH TENGAH 

 ABSTRAK
 


Tanaman tomat banyak di tanam para petani tomat disaat selesai panen padi , dan pada dasarnya petani menanam sudah secara kontinyu setiap tahunnya/setap selesai panen padi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh luas lahan tenaga kerja dan manajemen terhadap produksi usahatani tomat di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi usahatani tomat di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah. Data yang digunakan yaitu data primer dengan wawancara langsung dengan petani dan observasi dengan menggunakan kuisioner, penentuan sampel dengan metode simple random sampling dan metode analisa data menggunakan metode analisa regresi linier berganda.
Berdasarkan analisis dengan regresi linier berganda secara serempak luas lahan, tenaga kerja dan manajemen dengan nilai signifikansi (0,000) yaitu berpengaruh nyata terhadap produksi sedangkan secara parsial faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani tomat antara lain luas lahan dengan nilai signifikasi 0,004, sedangkan yang tidak berpengaruh terhadap produksi yaitu tenaga kerja dengan nilai signifikansi 0,000 dan manajemen dengan nilai signifikan 0,146. Disarankan kepada para petani yang berusahatani tomat di Kecamatan Lut Tawar agar memperhatikan tenaga kerja yang digunakan supaya sesuai dengan produksi yang diperoleh dan menggunkan tenaga kerja keluarga  agar produksi lebih meningkat, dan diharapkan kepada pemerintah daerah dapat mengembangkan dan membina para petani tomat sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam berusahatani.



DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................         i    
DAFTAR ISI................................................................................................       iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................        v
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................        vi

BAB    I     PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang..........................................................................       1
1.2.      Identifikasi Masalah.................................................................       3
1.3.      Tujuan Penelitian......................................................................       4
1.4.      Manfaat Penelitian....................................................................       4
1.5.      Hipotesa....................................................................................       4

BAB    II   TINJAUAN PUSTAKA
2.1.      Tomat (Lycopersicon Esculentum Mill)....................................       5
2.2.      Faktor-Faktor Produksi ............................................................       11
2.2.1.      Luas Lahan...................................................................       12
2.2.2.      Tenaga Kerja.................................................................       12
2.2.3.      Manajemen....................................................................       14
2.3.      Produksi....................................................................................       17
2.4.      Metode Analisa Regresi Linier Berganda.................................       18
2.4.1.      Uji Koefesien Regresi Secara Serempak (Uji F)...........       19
2.4.2.      Uji Koefesien Regresi Secara Parsial (Uji t).................       19
2.4.3.      Uji Asumsi Klasik Pada Regresi Linier Berganda........       20

BAB    III  METODE PENELITIAN
3.1.       Tempat dan Waktu Penelitian..................................................       22
3.2.       Ruang Lingkup.........................................................................       23
3.3.      Metode Pengumpulan Data......................................................       23
3.4.      Metode Penentuan Sampel.......................................................       24
3.5.      Metode Analisis Data...............................................................       25
3.6.      Konsep Batasan Operasional....................................................       27


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.       Keadaam Umum Daerah Penelitian ........................................       28
4.2.       Keadaan Iklim..........................................................................       28
4.3.       Keadaan Penduduk..................................................................       29
4.4.       Karakteristik Petani Sampel.....................................................       32
4.5.       Hasil Analisa faktor yang mempengaruhi Produksi Usahatani Tomat              33
4.6.       Uji Asumsi Klasik Pada Regresi Linier Berganda....................       33
4.7.       Uji Kesesuaian (Test Of Goodness Of It) dan Uji Hipotesis...       36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.        Kesimpulan..............................................................................       41
5.2.       Saran.........................................................................................       41
        
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................       42
QUISIONER................................................................................................       44
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................       46
 



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Usahatani tomat adalah salah satu komoditi yang memiliki nilai dan prospek yang cerah dan merupakan produk pertanian yang sangat dikenal dalam kehidupan masyarakat pada umumnya. Untuk mengelola usahatani, petani harus memiliki modal yang cukup. Sebab dalam berusahatani, petani harus mampu mengelola modalnya demi kelangsungan usahataninya dengan tujuan mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya. Adapun biaya yang digunakan dalam usahatani tomat ini adalah untuk memenuhi biaya produksi (sarana produksi) seperti membeli bibit, pupuk, pestisida dan alat-alat pertanian lainnya, serta untuk membayar upah tenaga kerja. Lahan merupakan tempat berusahatani bagi manusia karena lahan dapat dinyatakan dalam bentuk fisik yang meliputi tanah. Tanah dan tenaga kerja adalah faktor produksi asli yang dapat memberikan manfaat yang jauh lebih baik bagi manusia.
Masyarakat Aceh Tengah banyak yang bermata pencarian sebagai petani. Faktor-faktor produksi merupakan hal yang penting dalam kegiatan usahatani sebagai salah satu syarat pendukung kegiatan usahatani, penggunaan faktor-faktor produksi seperti luas lahan, tenaga kerja dan manajemen yang maksimal diharapkan mampu menambah tingkat produksi hasil pertanian tomat sedangkan jika produksi rendah dikarenakan terdapat permasalahan pada usahatani tomat itu sendiri. Usahatani yang dilakukan secara tidak tepat akan berdampak pada berkurangnya produksi yang dihasilkan.
Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah sering mengalami penurunan harga sehingga pengakuan pada prinsipnya luas lahan yang digunakan para petani tidak terlalu luas, akibat jaminan harga yang tidak pasti,  selain itu para petani banyak menggunakan tenaga kerja meskipun lahan yang sedikit namun manajemen dalam usahataninya diharapkan mendapat produksi yang maksimal. Menajemen para petani dalam menanam tomat pada saat ini sangat membutuhkan tenaga kerja dimana perlakuan atau pemeliharaan tanaman tomat sangat rumit bila sedikit saja manajemennya salah maka produksinya akan menurun.
Dalam melakukan usahatani tomat manajemen sangat berperan penting untuk meningkatnya produksi, dampak yang sering dijumpai dilapangan para petani banyak mengabaikan sistem pengelolaan usahatani yang baik, petani berasumsi tingginya produksi adalah tergantung luas lahan dan luas tanam yang di miliki namun manajemen banyak abaikan sehingga dampaknya para petani tidak mendapatakan hasil yang maksimal, dari luas lahan yang dimiliki setelah dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan hanya sedikit keuntungan produksi yang dapat diperoleh.
Dalam hal ini tenaga kerja juga faktor penentu tinggi rendahnya produksi yang di dapatkan, semakin tinggi biaya yang di keluarkan untuk tenaga kerja bukan berarti semakin tinggi produksi yang didapatkan tergantung penyesuain luas lahan, tenaga, manajemen dan produksi yang di dapat setelah di bandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
Penambahan luas lahan dari tahun ketahun semakin terus bertambah sehingga mereka bisa menyesuaikan kapan waktu yang tepat untuk menanam dan mulai mampu menerawang kapan harga tomat akan naik dan turun meskipun terkadang meleset dari perkiraan namun setidaknya para petani sudah berani menambah luas lahannya dan memperbaiki manajemen sehingga produksi yang dihasilkan diharapkan akan bertambah. Adapun produksi dan produktivitas di Kabupaten Aceh Tengah dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Produksi Tomat di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah  Tahun 2011-2014

No
Tahun
Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
Produktivitas
(Ton/Ha)
1
2011
31
28
112
4
2
2012
24
28
616
26
3
2013
62
62
700
17
Jumlah
117
118
1428
47
Sumber : Data Diolah BPS Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2014

Dari tabel 1 dapat dilihat pada tahun 2011 produksi tomat di Kecamatan Lut Tawar mencapai 112 Ton dengan produktivitas 4 Ton/ Ha, sedangkan pada tahun 2013 produksinya 700 ton dan produktivitasnya hanya berjumlah 17 ton, jika dibandingkan dengan produksi usahatani tomat di Indonesia mencapai 647.020 Ton/Ha (Redaksi Agromedia: 2007). Jadi pada produksi usahatani tomat pada tahun 2013 di Kecamatan Lut Tawar tidak dapat mencapai hasil produksi seperti di Indonesia , karena ada faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani tomat tersebut.


1.2.       Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka identifikasi masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah ada pengaruh luas lahan, tenaga kerja, dan manajemen terhadap produksi usahatani tomat di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.

1.3.       Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui pengaruh luas lahan, tenaga kerja, dan manajemen terhadap produksi usahatani tomat di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.

1.4.       Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi semua pihak terutama :
1.    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi bagi para petani khususnya dalam produksi usahatani tomat.
2.    Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan Pemerintah Daerah dalam menentukan kebijakan untuk memudahkan petani dalam menjalankan usahatani tomat.
3.    Sebagai bahan referensi dan studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan di Fakultas Pertanian Universitas Gajah Putih.

1.5.       Hipotesa
Berdasarkan  latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka hipotesa penelitian sebagai berikut : Diduga bahwa luas lahan, tenaga kerja, dan manajemen berpengaruh terhadap produksi usahatani tomat di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.       Tomat (Lycopersicon Esculentum Mill)
Buah tomat merupakan komoditi yang multiguna karena dapat berfungsi sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja, penambah nafsu makan, minuman, bahan pewarna makanan dan obat-obatan. Karena itu, komoditas ini terus berkembang di arena pertanian dan perdagangan baik di tingkat lokal maupun internasional. Sesuai dengan kegunaannya, tomat dibutuhkan di banyak negara untuk makanan dalam keadaan segar maupun hasil industri, untuk diolah menjadi bahan yang lain. Komoditas tomat yang dapat beradaptasi luas dapat ditanam lebih mudah  pada beragam kondisi daripada tanaman-tanaman sayur lain yang menghendaki lingkungan-lingkungan  spesifik. Tomat sebagai komoditas sayuran mempunyai peran ganda yaitu sebagai sumbergizi dan bahan baku industri, juga dapat lebih meningkatkan pendapatan dibandingkan komoditas pangan lainnya. (Silvy dan Rian : 2004)
Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) merupakan tanaman semusim yang secara lengkap diklasifikasikan sebagai berikut:
1.      Kingdom : Plantae (tmbuh-tumbuhan)
2.      Divisi : Spermatopyta (tumbuhan bebiji)
3.      Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
4.      Kelas : Dicotyledoneae (biji berkeping dua)
5.      Bangsa (Ordo) : Tubiflorae (Solanales)
6.      Suku (famili) : Solanaceae (berbunga seperti terompet)
7.      Marga (genus) : Lycopersicon
8.      Jenis (spesies) : Lycopersicon esculentum  Mill. (Etti Purwati : 2008)

Dalam berusahatani tomat ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan diantaranya :

2.1.1.      Pembibitan
Umumnya pembibitan tomat dilakukan dengan menggunakan biji. Setelah benih yang diinginkan didapatkan, penyemaian dapat dilakukan. Penyemaian dapat dilakukan dalam plastik kecil yang diisi dengan media tanam untuk benih berupa campuran tanah dengan pupuk kandang. Setelah media penyemaian siap, masukkan ke dalam plastik-plastik kecil sebagai tempat untuk berkecambahnya benih. Siram dan susun pada suatu tempat yang diberi naungan. Biji tomat dapat dimasukkan satu persatu ke dalam plastik tersebut dalam proses penyemaian, tempat persemaian haarus diberi naungan berupa atap plastik bening. Pemberian naungan ini berfungsi agar benih yang kelak akan ditanam tidak rusak terkena hujan dan sinar matahari. Bibit tanaman akan siap dipindahkan ke lahan tanam setelah berusia 2-3 minggu semenjak penyemaian dilakukan. Mill. (Etti Purwati : 2008)
2.1.2.      Penanaman
Proses setelah pembibitan adalah penanaman. Proses penanaman dapat dimulai dengan persiapan atau pengolahan lahan. Hal ini dilakukan apabila kondisi tanah kurang mendukung perkembangan akar. Pengolahan lahan ini berfungsi  mengatur kepadatan tanah, kekuatan tanah, kekuatan aerasi (rongga kecil yang terdapat  di dalam tanah) untuk membantu proses sirkulasi air dan udara di dalam tanah sehingga akar dapat berkembang dengan baik.

Proses pengolahan lahan ini dapat dilakukan dengan pembuatan bedengan. Bedengan adalah pembuatan gundukan tanah dengan lebar 150-180 cm dan tinggi 20-40 cm. Tinggi bedengan disesuaikan dengan kebutuhan yang biasanya bergantung pada musim saat penanaman. Ketika musim hujan bedengan dibuat lebih tinggi. Tujuan pembuatan bedengan adalah mengatur jarak tanam dan mengatur agar akar tanaman tomat tidak tergenang air.

Diatas bedengan dapat dibuat lubang tanam sesuai dengan jarak tanamnya. Jarak tanam lubang antar barisan dapat dibuat dengan ukuran 60-70 cm dan jarak lubang dalam barisan adalah 40-50 cm. Jadi, diperoleh jarak tanam 60 cm x 50 cm atau 70 cm x 40 cm dengan jumlah tanaman per hektarnya 25.000 -40.000 tanaman. Pada proses pengolahan lahan ini, pemberian pupuk sudah dapat dilakukan. Pupuk yang biasanya digunakan adalah pupuk kandang dengan dosis 20-30 ton  per hektar. Pupuk dapat dicampur langsung di dalam tanah pada saat  pengolahan atau dimasukkan ke dalam tanah pada saat pengolahan atau dimasukkan ke dalam lubang tanam yang sudah disediakan untuk menanam bibit.

Bibit yang telah siap dari persemaian dengan usia 2-3 minggu dibawa ke lahan. Bibit yang telah siap dalam plastik-plastik kecil tersebut  dapat mulai dimasukkan ke dalam lubang yang telah disiapkan, dengan merobek  plastik dengan hati-hati, kemudian memasukkannya ke dalam lubang yang telah disediakan. Untuk menghindari bibit layu karena sinar matahari siang, ada baiknya kegiatan penanaman  bibit dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Biasanya, bibit tomat baru tumbuh mudah terserang penyakit. Hindari penanaman tomat pada musim hujan karena curah hujan yang tinggi dapat merusak bibit yang ditanam. Sebaiknya lakukan penanaman menjelang musim hujan berakhir. Mill. (Etti Purwati : 2008)

2.1.3.      Pemeliharaan
Dalam pemeliharaan tanaman tomat ada beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu :
·      Pemupukan
Pupuk dalam budidaya tomat ini dapat menggunakan pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan dan pupuk anorganik. Pupuk anorganik bisa berasal dari pupuk tunggal, seperti urea (nitrogen), Za (nitrogen), KCL (kalium) dan TSP (fosfor). Pada penanaman tomat pemberian pupuk anorganik dapat dilakukan pada masa tanam sebanyak 4 kali secara bertahap. Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara ditugal, yakni dengan membuat lubang di sisi tanaman dengan jarak 10 cm dengan kedalaman 5 cm. Mill. (Etti Purwati : 2008)

·      Pemasangan ajir
Ajir adalah batang yang biasanya terbuat dari bambu yang panjangnya 100-200 cm. Fungsi ajir adalah menopang tanaman tomat agar tidak mudah roboh karena angin atau karena beban buah, mengatur penyebaran daun, mengatur penyebaran daun, mengatur pertumbuhan ranting dan tunas, mempermudah proses pemupukan dan penyemprotan.

Pemasangan ajir dapat dilakukan dengan menancapkan ajir dengan jarak 10-20 cm dari tanaman, kemudian ikat tanaman pada ajir secara bertahap mengikuti pertumbuhan tomat. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan ajir dapat meningkatkan hasil produksi buah tomat. Mill. (Etti Purwati : 2008)

·      Penyiraman
Dapat dilakukan dengan cara mengalirkan air pada parit-parit yang ada di antara dua bedengan atau dapat juga dilakukan dengan penyiraman langsung di atas bedengan. Hal terpenting dalam pengairan ini adalah jangan sampai proses penyiraman ini berlebihan, khususnya pada bagian akar tanaman. Hal tersebut dapat menyebabkan kelembapan yang terlalu tinggi sehingga dapat merusak akar dan timbul penyakit pada tanaman. Frekuensi penyiraman air dua hari sekali memberikan hasil fisik yang lebih baik pada tomat yang dihasilkan. Mill. (Etti Purwati : 2008)

·      Pemangkasan
Pemangkasan merupakan salah satu cara perawatan tanaman tomat yang dapat meningkatkan kualitas buah dan bobot buah. Pemangkasan ini dapat dilakukan dengan membuang daun yang sudah tua atau yang terkena hama penyakit. Tujuan pemangkasan adalah memperlancar sinar matahari yang masuk serta mengurangi resiko menularnya hama dan penyakit. Proses pemangkasan pada tanaman tomat ini umumnya terdapat dua cara yakni, dengan menggunakan satu batang utama atau membiarkan dua batang utama. Mill. (Etti Purwati : 2008)

Pada sistem satu batang utama, semua tunas yang muncul dipangkas sehingga hanya menyisakan satu batang utama. Sistem pemeliharaan dua batang dapat dilakukan dengan membiarkan tunas yang tumbuh tepat pada tandan bunga pertama, sedangkan tunas yang lainnya dipangkas. Tunas yang dibiarkan tumbuh ini nantinya akan tumbuh membentuk cabang kedua yang akan menghasilkan buah. Sebaiknya pemangkasan dilakukan ketika batang masih banyak mengandung air sehingga mudah dipatahkan. Oleh karena itu, lakukan pemangkasan pada pagi hari. Mill. (Etti Purwati : 2008)

·      Pengendalian Hama/ Penyakit

2.1.4.      Panen


·      Cara Panen

·      Periode Panen

2.2.       Faktor-Faktor Produksi

Faktor produksi memang sangat menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh dalam berbagai pengalaman menunjukan bahwa  faktor produksi luas lahan, tenaga kerja, dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang terpenting di antara faktor produksi yang lain. Hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi produksi. (Soekartawi: 2005)
2.1.1.      Luas Lahan
Lahan merupakan tempat berusaha bagi manusia karena lahan dapat dinyatakan dalam bentuk fisik yang meliputi tanah serta alam sekitar lainnya yang merupakan faktor produksi asli yang dapat memberikan manfaat yang jauh lebih baik bagi manusia. (Ken Suratiyah: 2006)
Lahan sering dipopulerkan dengan istilah “sumberdaya lahan”, lahan adalah salah satu faktor produksi lainnya seperti tenaga kerja, modal dan keterampilan yang akan dapat menghasilkan produksi dari suatu komoditas yang diusahakan. (M. Hassan Su’ud :2004)
Tanah sebagai salah satu faktor produksi adalah merupakan pabriknya hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi keluar. Bahwa tanah merupakan satu faktor produksi seperti halnya modal dan tenaga kerja dapat pula dibuktikan dari tinggi rendahnya balas jasa (sewa bagi hasil) yang sesuai dengan permintaan dan penawaran tanah tersebut dalam suatu masyarakat dan daerah tertentu. (Mubyarto : 1977)

2.1.2.      Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang utama dan selalu ada dalam sebuah perusahaan atau industri meskipun pada usaha tersebut sudah menggunakan alat-alat mesin. (Adisaputro dan Marwan: 1992)
Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan.
Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani itu sendiri, yang terdiri atas ayah sebagai kepala keluarga, isteri dan anak-anak petani yang berumur 12 tahun sudah dapat merupakan tenaga kerja yang produktif bagi usahatani. (Mubyarto : 1977)
Tenaga kerja usahatani atau industri yang diperoleh dari dalam dan luar keluarga keseluruhannya tersebut dapat dikonversikan dalam satuan harian kerja (HKP) atau disetarakan sesuai dengan hari kerja pria, seperti berikut ini :
1).   1 pria (HKP)                    = 1 hari kerja pria (HKP)
2).   1 wanita (HKW)             = 0,8 hari kerja pria (HKP)
3).   1 anak-anak (HKA)         = 0,5 hari kerja pria (HKP)
Menurut perkiraan rata-rata didalam satu bulan waktu bekerja yang terpakai efektif adalah 25 hari kerja, sehingga dalam satu tahun biasanya diperhitungkan 300 hari kerja. ( Abbas Tjakrawiralaksana dan M. Cahaya Soerjatmadja, 1983)
Konversi tenaga kerja yang sering dipakai adalah satu tenaga wanita dewasa setara dengan 0,8 tenaga pria dewasa dan satu tenaga kerja anak-anak setara dengan 0,5 tenaga pria dewasa.
Jumlah hari kerja :
1 HKP = 7 jam
1 HKW = 6 jam
1 HKA = 4 jam
            Menurut (Yank:1955) untuk membandingkan tenaga pria sebagai ukuran baku dan jenis tenaga kerja lain dikonversikan, atau disetarakan dengan pria;
1 HKP  = 1 HKP
1 HKW = 0,8 HKP
1 HKA = 0,5 HKP
1 Ternak = 2 HKP
            Keterangan:
·      HKP = Hari kerja pria
·      HKW = Hari kerja wanita
·      HKA = Hari kerja anak
·      HKT = Hari kerja ternak

Penggunaan tenaga kerja luar sangat tergantung pada luas usahatani, pendapatan keluarga petani, dan jumlah tenaga kerja dalam keluarga. Semakin luas usahatani, semakin besar pendapatan sehingga semakin besar kemampuan petani untuk membayar tenaga kerja luar, tetapi semakin besar jumlah tenaga kerja keluarga semakin kecil tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga. (Ken Suratiyah :2009)

2.1.3.      Manajemen (Pengelolaan)
Manjemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau arahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan organisasi atau maksud yang nyata. Manejemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah “managing”- Pengelolaan-. Sedang pelaksanaan disebut manager atau pengelola. Seseorang yang menjadi manejer mengambil alih kewajiban baru yang seluruhnya “manageria” (Terry: 2009)
Manajemen artinya mengatahui secara pasti apa yang di kehendaki, dikerjakan orang lain, dan mengamati apa yag mereka lakukan itu dalam kategori baik dan dengan cara yang termurah (Frinces, 2008).
Manajerial adalah perpaduan seni dan ilmu, sebuah ilmu dalam mengatur segala sesuatunya dengan benar. Pelaku ilmu disebut dengan manajer. Seseorang manajer haruslah menguasai ilmu manajerial dengan baik (www .teongsoft. blogspot. Com).
Drs. Supadi menjelaskan dalam tulisannya bahwa kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengatur , mengkoordinasikan dan menggerakkan para bawahan kearah pencapaian tujuan yang telah di tentukan tak soal apakan organisasi besar atan kecil (www.pu.go.id).
Faktor produksi manajemen mejadi semakin penting jika dikaitkan dengan kata efisiensi artinya walaupun faktor produksi biaya produksi, modal, dan tenaga kerja dirasa cukup, tetapi jika tidak dikelola dengan baik maka produksi yang tinggi diharapkan juga tidak akan tercapai. (Soekartawi: 2002)
Manajemen dalam merencanakan, mengorganisasi dan melaksanakan serta mengevaluasi suatu proses produksi. Karena proses produksi ini melibatkan sejumlah orang (tenaga kerja)dari berbagai tingkatan, maka manajemen berarti pula bagaimana mengelola orang-orang tersebut dalam tingkatan atau dalam proses produksi. Dalam prakteknya, faktor manajemen ini banyak dipengaruhi oleh berbagai aspek diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Tingkat pendidikan
b. Tingkat keterampilan
c. Skala usaha
d. Aneka ragam atau macam komoditas. (Soekartawi: 2002)
1)         Petani Sebagai Manajer
       Manurut mosher (1948) dalam Purba (2010) mengatakan petani/peternak berperan sebagai manajer. Petani sebagai manejer akan berhadapan dengan berbagai alternative yang harus diputuskan mana yang harus dipilih untuk diusahakan. Petani harus menentukan cara-cara berproduksi, menentukan cara-cara pembelian sarana produksi, menghadapi persoalan tentang biaya, mengusahakan permodalan dan sebagainya. Untuk itu, diperlukan keterampilan, pendidikan dan pengalaman yang akan berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan. Dalam Suratiayah (2009) petani sebagai manajer atau peran sebagai manajer meliputi 4 aktifitas
a)         Aktivitas Teknis
-            Memutuskan akan memproduksi apa dan bagaimana caranya
-            Memanpaatkan lahan
-            Membuat gambaran tentang teknologi dan peralatan yang akan
b)   Aktivitas Komersial
-            Menhitung berapa dan apasaja input yang dibutuhkan baik yang dipunya maupun yang akan dicari
-            Menentukan kapan, darimana, dan jumlah input yang diperolah
-            Meramalkan penggunaan input dan produksi yang akan diperoleh
-            Meramalkan pemasaran hasil, kapada siapa, dimana kapan dan kualitas produksi atau hasil.
c)    Aktivitas Finansial
-            Mendapatkan dana dari pribadi, pinjaman kredit bank atau kredit yang lain.
-            Menggunakan dana untuk memperoleh pendapatan dan keuntungan (jangka panjang)
-            Meramalkan kebutuhan dana jaka panjang yang akan datang (investasi untuk alat atau perluasan usaha)
d)   Aktivitas Akutansi
-            Membuat catatan tentang semua transaksi baik bisnis maupun pajak
-            Membuat laporan
-            Menyimpan data tentang usahanya
            Berdasarkan aktivitas tersebut, jelas petani sebagai manejer dituntut mempunyai pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang memadai,, agar dapat menyiapkan dan memilih alternative usaha yang terbaik. Manajemen yang melekat pada tenaga kerja akan menentukan bagaimana kinerjanya dalam menjalankan usahatani. Dengan manjemen yang berbeda meskpun input sama akan diperoleh hasil yang berbeda. Dengan kata lain, keberhasilan usahatani sangat tergantng pada upaya dan kemampuan manajer. Oleh karena manjemen adalah suatu seni maka sulit menguatifikasi atau mengukurnya

2.3.       Produksi
Hasil akhir dari suatu proses produksi adalah produk atau output. Produk atau produksi dalam bidang pertanian dapat bervariasi yang antara lain disebabkan karena perbedaan kualitas. Kualitas usahatani yang baik dihasilkan oleh proses produksi yang dilakukan dengan baik sebaliknya kualitas usahatani yang tidak baik dihasilkan oleh proses produksi yang kurang baik. (Soekartawi: 2003)
Produksi adalah suatu proses mentransper masukan-masukan (input) dari sumberdaya manusia dan akan menjadi keluaran-keluaran (output) yang dibutuhkan oleh para konsumen. Keluaran-keluaran ini meliputi 4 unsur penting yang disebut faktor-faktor produksi yaitu sumberdaya alam, tenaga kerja dan modal. (John H Jackson : 1994)
Dalam suatu kegiatan produksi sangat diperlukan adanya manajemen yang baik, agar pekerjaan yang dilakukan dapat berhasil dengan efesien serta memuaskan dan dengan biaya minimum. Produksi pada hakekatnya adalah setiap usaha yang membawa benda pada suatu keadaan sehingga dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih baik. Secara umum, istilah produksi diartikan sebagai penggunaan atau pemanfaatan sumberdaya yang mengubah suatu komoditas menjadi komoditas lainnya yang sama sekali berbeda, baik dalam pengertian apa, di mana atau kapan komoditas-komoditas itu dialokasikan, maupun dalam pengertian apa yang dapat dikerjakan oleh konsumen terhadap komoditas itu. (Miller dan Meiners, 1997). Produksi juga merupakan aktivitas yang menghasilkan barang,baik barang jadi maupun barang setengah jadi, dan bahan industri. (Pandji Anoraga: 2000)
Produksi yaitu hubungan teknis antara faktor-faktor produksi dengan hasil produksinya. Metode produksi adalah suatu kombinasi dari faktor-faktor produksi yang dibutuhkan untuk memproduksi satu satuan produk, satuan produk dikatakan efesien apabila penggunaannya serba minimal. (Henry Faizal Noor: 2007)

2.4.       Metode Analisa Regresi Linier Berganda

Regresi linear berganda adalah regresi linear di mana sebuah variabel terikatnya (Y) dihubungkan/dijelaskan lebih dari satu variabel bebas (X1, x2 ,x3, ... Xn), menunjukkan hubungan yang linear.
Bentuk persamaan regresi linear berganda dapat dituliskan, sebagai berikut :
Ŷ = ß0 + ß1 X1 + ß2 X2 + ß3 X3 ...  + ßn  xn  +
Dimana :

Ŷ                              : Variabel di duga
ß0                                        : Konstanta
ß1, ß2, ß3, ... ßn                : Koefesien variabel penduga
X1, X2 , X3, ... Xn      : Variabel penduga
                               : Error/tingkat kesalahan (Candiasa, 2004)

2.4.1.      Uji Koefesien Regresi Secara Serempak (Uji F)
Untuk menguji masing-masing koefesien regresi secara serentak variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji F (uji ragam). Adapun langkah-langkah pegujian koefesien regresi linear berganada adalah :
1.    Rumusan Hipotesis
H0 : b1 = b2 = b3 = ... = b0 = 0 (Variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y)

H1 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ ... ≠ bn ≠ 0 (Variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y)

2.    Rumus Uji Secara Serempak (Uji F)
                            JKreg / k
Fhitung  =
      JKres/(n-k-1)
      
Dimana :

JKreg      :  Jumlah kuadrat regresi
JKres      :  Jumlah kuadrat residual
k          :  Jumlah variabel bebas
n          :  Ukuran sampel

3.    Kriteria Keputusan
Jika Fhitung  > Ftabel    maka tolak H0
Jika Fhitung  ≤ Ftabel    maka terima H0. Riduan Akson (2009)

2.4.2.      Uji Koefesien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel terhadap variabel terikat maka digunakan :
1.    Rumusan Hipotesis :
          H0 : b1 = 0 (variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y)
          H1 : b1 ≠ 0 (variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y )
2.    Rumus Uji t
                         bi - β1
thitung  =                                 atau                
  Sbi
                          bi
thitung  =
 Sbi
Dimana :
            bi                     : Koefesien regresi yang dicari
            Sbi                   : Standar error

3. Kriteria Keputusan
Jika thitung > ttabel       maka tolak H0
Jika thitung ≤ ttabel       maka terima H0                         (J. Supranto: 2005)

         
2.4.3.      Uji Asumsi Klasik Pada Regresi Linier Berganda
a.    Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Metode klasik dalam pengujian normalitas suatu data tidak begitu rumit. Berdasarkan pengalaman empiris beberapa pakar statistik, data yang banyaknya lebih dari 30 angka (n > 30), maka sudah dapat diasumsikan berdistribusi normal. Biasa dikatakan sebagai sampel besar. (J. Supranto: 2010
Namun untuk memberikan kepastian, data yang dimiliki berdistribusi normal atau tidak, sebaiknya digunakan uji statistik normalitas. Karena belum tentu data yang lebih dari 30 bisa dipastikan berdistribusi normal, demikian sebaliknya data yang banyaknya kurang dari 30 belum tentu tidak berdistribusi normal.
b.    Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah terjadinya hubungan linier antara variabel bebas dalam suatu model regresi linier berganda. Hubungan linier antara variabel bebas dapat terjadi dalam bentuk hubungan linier yang sempurna (perfect) dan hubungan linier yang kurang sempurna (imperfect). (J. Supranto: 2010
c.    Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas atau penyebaran (Scedasticity) sama (homo), yaitu varians yang sama. Heteroskedastisitas juga berarti variansi dari error model regresi tidak konstan atau variansi antar error yang satu dengan error yang lain berbeda. (J. Supranto: 2010)
 
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian

Kecamatan Lut Tawar merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Aceh Tengah yang memiliki luas wilayah berkisar 99.56 km2, dengan ketinggian tempat rata-rata 200 s/d 2600 meter di atas permukaan laut.
Kecamatan Lut Tawar mempunyai batas-batas wilayah adalah sebagai berikut. :
§  Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bebesen
§  Sebelah Timur berbatasan dengan  Bintang
§  Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Linge
§  Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bebesen dan Pegasing
4.2. Keadaan Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor alam yang langsung dapat mempengaruhi kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah curah hujan, suhu, angin dan kelembaban udara. Iklim di Kecamatan Lut Tawar pada dasarnya hampir sama dengan Kecamatan lain yang ada di Kabupaten Aceh Tengah dengan curah hujan 1.750 mm/ tahun dengan kelembaban udara 75 %, suhu udara rata-rata 160C s/d 250C.

4.3.  Keadaan Penduduk
a.    Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil sensus pada tahun 2014, sebaran usia penduduk di Kecamatan Lut Tawar mempunyai beberapa tingkatan. Adapun keadaan tingkat usia penduduk Kecamatan Lut Tawar dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Keadaan tingkat usia dan jenis kelamin penduduk di Kecamatan Lut   Tawar Tahun 2014

No
Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0–9
10–19
20-29
30-39
40-49
50-59
60-69
70-74
75 +
2.129
1.759
1.632
1.637
1.143
645
321
70
77
2.111
1.760
1.683
1.622
1.086
629
339
93
122
4.240
3.519
3.315
3.259
2.229
1.274
660
163
199
Jumlah
9.413
9.445
18.858
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2014

Berdasarkan data pada tabel 5 dapat dilihat bahwa penduduk yang berusia 0–9 tahun sebanyak 4.240 jiwa, penduduk yang berusia 10-19 tahun sebanyak 3.519 jiwa, penduduk yang berusia 20-29 tahun sebanyak 3.315 jiwa, penduduk yang berusia 30-39 tahun sebanyak 3.259 jiwa, penduduk yang berusia 40-49 tahun sebanyak 2.229 jiwa, penduduk yang berusia 50-59 tahun sebanyak 1.274 jiwa, penduduk yang berusia 60-69 tahun sebanyak 660 jiwa, penduduk yang berusia 70-74 tahun sebanyak  163 jiwa dan penduduk yang berusia 75 + sebanyak 199 jiwa.
b.    Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil sensus pada tahun 2014, jumlah penduduk di Kecamatan Lut Tawar berdasarkan jenis kelamin laki-laki berjumlah 9.413 jiwa sedangkan jenis kelamin perempuan berjumlah 9.445 jiwa. Adapun jumlah penduduk di Kecamatan Lut Tawar pada tahun 2012 adalah sebesar 18.858 dengan sebaran penduduk dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Keadaan jumlah penduduk Kecamatan Lut Tawar berdasarkan jenis kelamin tahun 2014

No
Uraian
Jumlah (Jiwa)
1
2
Laki-laki
Perempuan
9.413
9.445
Jumlah
                     18.858
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2014

Berdasarkan data pada tabel 6 maka bila ditinjau dari rasio pertambahan jumlah penduduk antara laki-laki dan perempuan maka lebih besar penduduk yang bejenis kelamin perempuan dibandingkan dengan penduduk yang berjenis kelamin laki-laki.

c.    Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam suatu daerah, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin cepat daerah tersebut berkembang. Berdasarkan hasil sensus pada tahun 2014, tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Lut Tawar dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Keadaan tingkat pendidikan penduduk di Kecamatan Lut Tawar tahun 2014

No
Tingkat Pendidikan
Jumlah
1
2
3
4
SD
SLTP
SLTA
PT
                                   8
32
292
438
Jumlah
770

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2014

Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa penduduk di daerah penelitian yang berpendidikan pada, penduduk yang masih bersekolah di Sekolah Dasar (SD) sebanyak 8 orang, penduduk yang masih duduk di bangku SLTP sebanyak 32 orang, penduduk yang masih duduk di tingkat SLTA sebanyak 292 orang, penduduk yang sudah di perguruan tinggi sebanyak 438 orang.

d.   Berdasarkan Mata Pencaharian
Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah merupakan daerah yang berada di Kota Takengon dimana seperti biasa dilakukan di dalam daerah kota masyarakata banyak yang ber mata pencaharian perdagangan, angkutan industri, bangunan dan pertanian. Untuk mengetahuai mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah dapat dilihat pada table 8

Tabel 8. Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Lut Tawar tahun 2014

No
Mata Pencaharian
Jumlah Jiwa
1
2
3
4
5
Pertanian
Industri
Bangunan/ Kontruksi
Perdagangan
Angkutan
2.366
2
9
1.105
48
Jumlah
3.530
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2014

Berdasarkan tabel 8 bahwa mata pencaharian yang berasal dari pertanian sebanyak 2.366 jiwa, mata pencaharian dari industri sebanyak 2 jiwa, mata pencaharian dari Bangunan/ Kontruksi sebanyak 9 jiwa, mata pencaharian perdagangan sebanyak 1.105 jiwa dan mata pencaharian dari angkutan sebanyak 48 jiwa.

4.4.  Karakteristik Petani Sampel
Untuk mendapatkan gambaran mengenai keadaan responden yang diteliti, maka perlu dikemukakan karakteristik petani sampel yang meliputi tingkat usia, jumlah tanggungan, pengalaman dan luas lahan. Keberhasilan usahatani sangat tergantung kepada petani itu sendiri dalam mengelolanya. Pengalaman dalam berusahatani juga mempunyai peranan penting, sedangkan umur petani merupakan suatu faktor yang dapat memberikan kemampuan untuk bekerja.
Faktor jumlah anggota keluarga juga mempengaruhi produksi tanaman tomat yang dihasilkan. Hal ini erat kaitannya dengan penyediaan tenaga kerja untuk mengelola tanaman tomat. Secara umum karakteristik petani tomat di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Keadaan karakteristik petani sampel produksi usahatani tomat di   Kecamatan Lut Tawar tahun 2014

No
Uraian
Jumlah Sampel
1
Tingkat Usia (Tahun)
19-30
31-40
41-50
51-68

21
20
11
2

Jumlah
54
2
Jumlah Tanggungan (Jiwa)
1-2
3-4
5-6

23
17
4

Jumlah
44
3
Lama Berusahatani (Tahun)
1-10
11-20
21-39

35
17
2

Jumlah
54
4
Luas Lahan (Ha)
0,125-0,1875
0,25-0,3125

34
20

Jumlah
54
Sumber : Data Primer di olah Tahun 2014
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa terdapat 4 jenis karakteristik petani sampel usahatani tomat yaitu tingkat usia, jumlah tanggungan, lama berusahatani, dan luas lahan di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.



4.5.  Hasil Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Tomat Terdiri dari Luas Lahan, Manajemen dan Jumlah Tenaga Kerja.

Produksi usahatani tomat di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah dianalisis dengan metode analisis regresi linier berganda. Produksi usahatani tomat (Y) diduga dipengaruhi oleh luas lahan (X1), manajemen (X2), dan tenaga kerja (X3).

4.5.1.      Uji Asumsi Klasik Pada Regresi Linier Berganda

Sebelum dilakukan uji kesesuaian (goodness of fit) model, perlu dilakukan uji asumsi untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi dalam model regresi linier produksi usahatani tomat yang dispesifikasi. Hasil pengujian asumsi klasik diuraikan pada bagian berikut.
1.    Uji Asumsi Normalitas
Hasil uji asumsi normalitas residual model produksi usahatani tomat dengan menggunakan analisis grafik disajikan pada Gambar 2.
Gambar 1. Grafik Uji Asumsi Normalitas Dan Histogram Normalitas Model Produksi Usahatani Tomat

Gambar 1 menunjukkan bahwa data terlihat menyebar mengikuti garis diagonal dan diagram histogram yang tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Hal ini menunjukkan bahwa data residual model terdistribusi dengan normal. Maka dapat dinyatakan bahwa model regresi linier produksi usahatani tomat memenuhi asumsi normalitas.
2.    Uji Multikolinieritas
Hasil uji asumsi multikolinieritas disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 menunjukkan bahwa masing-masing variabel bebas memiliki nilai toleransi (tolerance) lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 5. Hal ini menunjukkan tidak terjadinya multikolinieritas. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier produksi usahatani tomat terbebas dari masalah multikolinieritas.
Tabel 10. Hasil Uji Asumsi Multikolinieritas Model Produksi Usahatani Tomat Menggunakan Statistik Kolinieritas

No
Variabel Bebas
Collinearity Statistics


Tolerance
VIF
1
2
3
Luas Lahan
Manajemen
Tenaga Kerja
0,504
0,932
0,479
1.985
1,073
2,087
Sumber: Analisis Data Primer


3.    Uji Asumsi Heteroskedastisitas

Hasil asumsi heteroskedastisitas dengan menggunakan analisis grafik untuk model produksi usahatani tomat disajikan pada Gambar  2.






Gambar 2. Grafik Uji Asumsi Heteroskedastisitas Model Produksi Usahatani Tomat


Hasil uji asumsi heteroskedastisitas dengan menggunakan analisis grafik untuk model produksi usahatani tomat disajikan pada Gambar  2. Gambar  2 menunjukkan bahwa penyebaran titik-titik varian residual adalah sebagai berikut:
a.    Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.
b.    Titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
c.    Penyebaran titik-titik data tidak dapat membentuk pola bergelombang menyebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
d.   Penyebaran titik-titik data tidak berpola
Hal ini menunjukkan tidak terjadinya heteroskedastisitas. Maka dapat dinyatakan model regresi linier produksi usahatani tomat terbebas dari masalah heteroskedastisitas.






4.5.2.      Uji Kesesuaian (Test Goodness Of Fit) Model dan Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji asumsi, maka dilakukan uji kesesuaian model dan uji hipotesis. Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani tomat disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 menunjukkan bahwa terdapat 8 variabel yang berpengaruh terhadap variabel produksi usahatani tomat (Y), yaitu luas lahan (X1),   manajemen (X2), dan tenaga kerja (X3).
Untuk mempermudah pembacaan hasil dan interpretasi analisis regresi, maka digunakan bentuk persamaan yang berisi konstanta dan koefesien- koefesien regresi yang didapat dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya.
Pada model regresi ini, nilai konstanta yang tercantum adalah sebesar 12.991. Hal ini menunjukkan bahwa besar efek rata-rata dari seluruh variabel bebas terhadap variabel produksi usahatani tomat adalah 12.991. Namun karena variabel luas lahan, manajemen dan tenaga kerja tidak mungkin bernilai nol atau tidak ada sama sekali maka nilai ini diabaikan dari model regresi.  

Tabel 11. Hasil Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Tomat

No
Variabel Bebas
Koefesien Regresi
thitung
Sig.

1
2
3
Konstanta
Luas Lahan
Manajemen
Tenaga Kerja
-12.991
-.573
-.118
.813
1.419
-3.100
-1.488
3.852
0.165
0.004
0.146
0.000

R2
Fhitung
Signifikansi F


  0.560
5.190
0.005
Sumber: Analisis Data Primer

Tabel 11 menunjukkan bahwa nilai koefesien determinasi (R2) yang diperoleh adalah sebesar 0,711. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 71,1% varian produksi usahatani tomat (Y) telah dapat dijelaskan oleh variabel luas lahan (X1), manajemen (X2), dan tenaga kerja (X3).
Untuk menguji hipotesis secara serempak dilakukan dengan uji F, dan secara parsial dilakukan dengan uji t, dengan tingkat signifikansi dalam penelitian ini menunjukkan α 10% atau 0,1. Hasil pengujian hipotesi diuraikan dalam bagian berikut.

1.    Uji Pengaruh Variabel Secara Serempak
Hasil uji pengaruh variabel secara serempak dengan menggunakan uji F disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 menunjukkan bahwa nilai signifikansi F adalah sebesar 0,005. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 10% atau 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak atau H1 diterima, yaitu variabel luas lahan (X1 manajemen (X2), dan tenaga kerja (X3), secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel produksi usahatani tomat (Y).

2.    Uji Pengaruh Variabel Secara Parsial
Setelah dilakukan uji pengaruh variabel secara serempak, pembahasan dilanjutkan dengan pengujian pengaruh variabel secara parsial. Hasil uji pengaruh variabel secara parsial dengan menggunakan uji t disajikan pada Tabel 11.

a.    Luas Lahan
Tabel 11 menunjukkan bahwa variabel luas lahan memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,004. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 10% atau 0.1. Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima atau H0 ditolak yaitu variabel luas lahan (X1), secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel produksi usahatani tomat (Y).
b.    Manajemen
Berdasarkan Tabel 11 yang menunjukkan bahwa variabel manajemen memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,146. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 510% atau 0.005. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak atau H1 diterima yaitu variabel manajemen (X2), secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel produksi usahatani tomat (Y).
c.    Tenaga Kerja
Berdasarkan Tabel 11 yang menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,000. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima atau H0 ditolak yaitu variabel tenaga kerja (X3), secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel produksi usahatani tomat (Y).
Tenaga kerja berpengaruh positif terhadap produksi usahatani tomat karena pada usahatani tomat selain tenaga kerja dari dalam keluarga para petani juga menyerap tenaga kerja dari luar keluarga sehingga banyak mengeluarkan biaya dalam pengolahan lahan, ini dapat mengurangi produksi usahatani tomat.
 

 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada delapan variabel tetapi hanya dua variabel yang mempengaruhi produksi usahatani tomat di Kecamatan Lut Tawar, yaitu sebagai berkut :
1.      Luas lahan dengan nilai signifikasi (0.004) dan tenaga kerja (0.000) yang mempengaruhi produksi usahatani tomat di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah
2.      Manajemen dengan nilai signifikasi 0.146 artinya tidak mempengaruhi produksi usahatani tomat di Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah

5.2. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan berdasarkan kesimpulan diatas yaitu dalam kegiatan usahatani tomat :
1.        Diharapkan kepada para petani yang berusahatani tomat di Kecamatan Lut Tawar agar lebih meningkatkan manajemen dengan baik dan lebih agar produksi lebih meningkat.
2.        Diharapkan kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan pengembangan usahatani tomat dan memberikan bimbingan pada petani tomat sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam berusahatani.


 
DAFTAR PUSTAKA



Anoraga Pandji (2000) Manajemen Bisnis, Pt Asdi Mahastya, Jakarta.

Candiasa, I Made, Analisis Butir Disertai Aplikasi dengan SPSS, Singaraja: Unit Penerbitan IKIP Negeri Singaraja, 2004

Faizal Noor Henry (2007) Ekonomi Manajerial, Pt Raja Grafindo, Jakarta.

H.Jackson John (1994) Pengantar Ekonomi Perusahaan, Pt Gelora Angkasa Pratama

Mubyarto (1977) Pengantar Ekonomi Pertanian, Lembaga Penelitian, Pendidikan, Penerangan Ekonomi dan Sosial LP3ES, Jakarta.

Pracoyo Tri Kunawangsih (2006) Aspek Dasar Ekonomi Mikro, Pt Grasindo,    Jakarta.

Purwati Etti (2008) Budi Daya Tomat Dataran Rendah Dengan Varietas Unggul Serta Tahan Hama Dan Penyakit, Penebar Swadaya, Jakarta.

Rahim Abdul (2008) Pengantar Teori Dan Kasus Ekonomika Pertanian, Penebar Swadaya, Jakarata.

Riduan Akson (2009) Rumus dan Data Dalam Aplikasi Statistik, Alfabeta, Jakarta.

Setiawan Ade Iwan (1995) Sayuran Dataran Tinggi Budi Daya Dan Pengaturan Panen, Penebar Swadaya, Jakarta.

Silvy dan Rian (2004) Meraup Rejeki Dengan Bertanam Tomat, Cv Pringgandani, Bandung.

Sinungan Muchdarsyah (2009) Produktifitas Apa dan Bagaimana, Bumi Aksana, Jakarta.

Soekartawi (2002) Prinsip Dasar Ekonomi Pembangunan Pertanian, Pt Grasindo, Jakarta.

Soekartawi (2003) Teori Ekonomi Produksi, Pt Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Soekartawi (2005) Agribisnis Teori Dan Aplikasi, Pt Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Soekartawi (2005) Teori Ekonomi Produksi, Pt Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Supranto, J. (2005) Ekonometri, Ghalia Indonesia, Bogor.

Supranto, J. (2010) Ekonometri, Ghalia Indonesia, Bogor.
Supriyati Yati (2009) Bertanam Tomat Dalam Pot Dan Polibat, Penebar Swadaya, Jakarta.

Suratiyah Ken (2006) Ilmu Usahatani, Penebar Swadaya, Jakarta.

Suratiyah Ken (2009) Ilmu Usahatani, Penebar Swadaya, Jakarta.

Suud Hasan, M. (2004) Pengenalan Pembangunan Pertanian Dan Keterkaitan KDT, Unsiyah Banda Aceh.

Trisnawati Yani (2008) Tomat Pembudidayaan Secara Komersial, Penebar Swadaya, Jakarta.

Http://andiwijayanto.blog.undip.ac.id







Comments

Popular posts from this blog

pemanenan hijauan pakan ternak

Lirik Lagu Nasrul Arifin (UWES)

ANALISA BREAK EVEN POINT (BEP) USAHATANI KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI KECAMATAN BUKIT KABUPATEN BENER MERIAH