HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI PADI SAWAH TERHADAP PRODUKSI DI KECAMATAN SILIH NARA KABUPATEN ACEH TENGAH
ABSTRAK
ERLINAWATI
(0901001252) Judul HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI PADI SAWAH
TERHADAP PRODUKSI DI KECAMATAN SILIH NARA KABUPATEN ACEH TENGAH penelitian ini di lakukan pada bulan September
2013 di bawah bimbingan Salman, SP,MP dan Afrida Manurung, SP
Di Kecamatan Silih
Nara petani berusaha tani padi dengan system tradisional dan dengan luas lahan
yang berbeda-beda, lahansawah di Kecamatan Silih Nara tidak berada di satu tempat
akan tetapi berpisah-pisah tempat mulai dari dataran tinggi hingga kedataran rendah.
Petani di Kecamatan Silih Nara memiliki karakteristik yang berbeda, mulai dari usia
pendidikan jumlah tanggungan dan lain sebagainya. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik petani padi sawah
terhadap produksi di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah. Data yang di
gunakan data primer dengan wawancara langsung dengan petani dan observasi dengan
menggunakan kuisioner di Kecamatan Silih Nara penentuan sampel dengan metode
random sampling (metode acak sederhana) dan menggunakan metode analisis
chi-square.
Berdasarkan
hasil analisis di peroleh hasil penelitian bahwa karakteristik petani yaitu usia,
pendidikan, jumlah tanggungan, lama berusahatani dan luas lahan tidak semua karakteristik
tersebut berhubungan terhadap produksi, akan tetapi hanya dua variabel yang
berhubungan terhad approduksi yaitu jumlah tanggungan dan luas lahan dengan nilai
signifikan 0.002 dan 0.000. dan karakteristik yang tidak berhubungan terhadap produksi
antara lain usia dengan nilai signifikan 0.211, kedua pendidikan dengan nilai signifikan
0.228, dan ketiga pengalaman dengan nilai signifikan 0.731. Disarankan kepada petani
yang berusaha tani padi agar lebih meningkatkan luas lahan dan lebih menggunakan
tenaga kerja dalam keluarga agar produksi dan pendapatan lebih meningkat, dan diharapkan
kepada pemerintah daerah khususnya kepada penyuluhan untuk member arahan serta bimbimgan
kepada petani sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman berusaha tani.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR..................................................................................... ii
LEMBARAN
PENGESAHAN...........................................................................
DAFTAR
ISI...................................................................................................... iv
DAFTAR
TABEL............................................................................................. vi
DAFTAR
LAMPIRAN.................................................................................. viii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar
Belakang.............................................................................. 1
1.2 Identifikasi
masalah...................................................................... 5
1.3 Tujuanpenelitian…………………………………………………5
1.4 Manfaat
penelitian........................................................................ 6
1.5 Hipotesa ....................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 7
2.1 Pengertian
Karateristik................................................................. 7
2.2 Karakteristik
Petani ................................................................... 10
2.3 Budidaya
padi............................................................................ 11
2.4 Analisis
chi-square...................................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 16
3.1 Tempat
dan waktu penelitian...................................................... 15
3.2 Ruang
lingkup penelitian............................................................ 15
3.3 Metode
pengambilan data.......................................................... 16
3.4 Metode
analisa data.................................................................... 18
3.5 Konsep
batasan oprasional.......................................................... 20
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN……………………………………….25
4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian……………..…………….…25
4.2 Keadaan Iklim…………………………………..……………….25
4.3 Tanah Dan Topografi………………………….………...……....26
4.4 Penduduk Dan Mata Pencarian…………………..……...………27
4.5 Karakteristik Petani Sampel…………………………...…..…….28
4.6 Hubungan Usia, Pendidikan, Jumlah
Tanggungan,Lama Berusahatani, Luas Lahan Terhadap Produksi……….…..……..34
4.7 Analisis Hubungan Karakteristik Petani Terhadapproduksi…....42
BAB V KESIMPULAN DAN
SARAN………………………………………...46
5.1 Kesimpulan …………………………………………..…………46
5.2 Saran ……………………………………………………………46
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ ……..21
DAFTAR QUISIONER................................................................................... 22
DAFTAR
LAMPIRAN………………………………………………………….
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris. Di
Indonesia, tumbuh berbagai jenis tanaman pangan. Walaupun saat ini banyak
sekali tanaman pangan yang diekspor, tetapi dulunya Indonesia pernah dikenal
sebagai negara swasembada pangan. Hampir seluruh rakyat Indonesia mengkonsumsi
nasi sebagai makanan pokoknya. Oleh karena itu, sebagian besar tanaman pangan
yang ditanam di Indonesia adalah padi.
Kebutuhan hidup utama yaitu kebutuhan
pangan,pangan merupakan yang palinng pokok. Oleh karena setiap hari manusi
harus makan. Tidak makan sehari saja kita akan kelaparan. Padahal orang yang
lapar tidak dapat bekerja dengan baik. Apalagi kalau sampai berhari-hari
lamanya orang tidak makan, karena tidak
adanya persediaan pangan, maka manusia bisa sakit atau bahkan meninggal.
Jelaslah bahwa pangan sangat penting artinya bagi manusia.
Kecamatan Silih Nara merupakan salah
satu Kecamatan penghasil padi yang berada di kabupaten Aceh Tengah,padi
merupakan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia khususnya di Kecamatan Silih
Nara, hal ini menunjukan bahwa bertanam padi merupakan salah satu penyumbang
pendapatan bagi masyarakat. Masyarakat di Kecamatan Silih Nara menanam padi
dengan varietas bibit yang berbeda, mulai dari jenis bibit ciherang dan padi
lokal lainnya.
Padi merupakan usahatani yang lazim di
usahakan petani di aceh tengah, khususnya di Kecamatan Silih Nara. Padi yang di
olah menjadi beras merupakan makanan pokok bagi manusia,
Petani sawah di kecamatan Silih Nara
memiliki karakteristik yang berbeda, mulai dari tingkat usia, pendidikan,
jumlah tanggungan dan lain sebagainya. Karakteristik tersebut sangat
berpengaruh terhadap produksi padi, karena semakin tinggi usia petani tersebut
maka tidak produktip lagi untuk berusahatani, begitu juga dengan jumlah tanggungan,
semakin banyak jumlah tanggungan maka
pendapatan pun bertambah, karena tidak terlalu banyak tenaga kerja yang diserap
dari luar keluarga.
Lahan sawah di kecamatan Silih Nara tidak berada di satu
tempat, akan tetapi berpisah-pisah tempat, mulai dari dataran tinggi hingga ke
dataran rendah hal ini menyebabkan
adanya pembagian warisan atau proses penjualan tanah lainnya.
Status kepemilikan lahan sawah di
Kecamatan Silih Nara juga berbeda-beda mulai Dari lahan milik sendiri, dan bagi
hasil (sakap). Petani di Kecamatan Silih Nara lebih banyak mengusahakan lahan
sakap atau bagi hasil, dengan katagori 1 : 3 .karena petani tersebut tidak
memiliki lahan sawah sendiri melainkan milik orang lain.
Sektor pertanian terdiri dari sub sektor
pertanian tanaman pangan, sub sektor perkebunan, sub sektor perikanan, dan sub
sektor kehutanan. Besarnya pengaruh sektor pertanian tersebut dalam segala
kegiatan ekonomi, baik perekonomian nasional maupun perekonomian masyarakat.
Adapun luas area atau luas lahan di
Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah dapat dilihat pada tabel 1 di bawah
ini :
Tabel 1. Luas wilayah
Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah.
NO
|
Potensi
Lahan
|
Luas/Ha
|
1.
|
Lahan sawah
|
850
|
2.
|
Ladang
|
388
|
3.
|
Perkebunan
|
6.100
|
4.
|
Tegal/kebun
|
620
|
Sumber
: Data Skunder BPS Aceh Tengah, Tahun 2013.
Berdasarkan tabel diatas dapat kita
lihat bahwa di kecamatan Silih Nara lebih banyak lahan perkebunan kopi yaitu
6.100 Ha, lahan ladang seluas 388 Ha, lahan tegal/kebun seluas 620 Ha,
sedangkan lahan sawah seluas 850 Ha.
Perkembangan
produksi padi di kabupaten ini mengalami peningkatan hasil produksi dari tahun
ke tahun. Yang lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2. Perkembangan produksi padi
dan produktivitas tanaman padi di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah
tahun 2007-2012.
No
|
Tahun
|
Produksi (ton)
|
Produktivitas (ton/ha)
|
1.
|
2007
|
31,520
|
3.30
|
2.
|
2008
|
32,041
|
3.30
|
3.
|
2009
|
24,329
|
3.30
|
4.
|
2010
|
30,448
|
3.75
|
5.
|
2011
|
26,325
|
3.75
|
6.
|
2012
|
21,724
|
4.00
|
Jumlah
|
166.387
|
21.4
|
Sumber : Dinas
Pertanian Kabupaten Aceh Tengah 2007-2012.
Dari
tabel di atas dapat di lihat perkembangan produksi dan produktivitas padi
setiaap tahunnya meningkat, pada tahun 2007 produktivitas mencapai 3.30 Ton/Ha, di tahun 2008 dan 2009 juga mencapai 3.30 Ton/Ha, sedangkan di tahun 2010
dan 2011 produktivitas padi meningkat
mencapai 3,75 Ton/Ha, dan di tahun 2012 produksi padi semakin meningkat hingga
mencapai 4.00 ton/Ha.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian
diatas, maka permasalahan yang dapat di identifikasi sebagai berikut:
1. Apakah
ada hubungan karakteristik petani padi sawah terhadap produksi padi di
Kecamatan Silih Nara, Kabupaten Aceh Tengah
1.3
Tujuan Penelitian
1. Untuk
mengetahui hubungan karakteristik petani sawah terhadap produksi padi di
Kecamatan Silih Nara, Kabupaten Aceh Tengah.
1.4
Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan atau manfaat penelitian
ini adalah:
1. Sebagai
bahan pertimbangan karakteristik petani sawah terhadap produksi padi di
Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah.
2. Sebagai
bahan informasi bagi pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan dalam
membuat kebijakan pada bidang usahatani padi dan khususnya untuk program
pengembangan agribisnis padi di Kabupaten Aceh Tengah.
3. Sebagai
referensi penelitian tentang karakteristik petani sawah dan produksi padi yang lebih lanjut.
1.5
Hipotesa
Berdasarkan latar belakang dan
identifikasi masalah di atas, maka dapat di turunkan hipotesis sebagai berikut:
1. Di
duga bahwa terdapat hubungan (umur,
pendidikan, jumlah tanggungan, lama berusaha tani, dan luas lahan) terhadap produksi
padi di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 pengertian karakteristik
karakter adalah sifat nyata dan berbeda yang ditunjukkan
oleh individu, sejumlah atribut yang dapat diamati pada individu. karakter
adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau
moral, misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai kaitan dengan
sifat-sifat yang relatif tetap.
Menurut (Ditjen Mandikdasmen - Kementerian Pendidikan
Nasional), Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas
tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara. Individu
yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat
keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia
buat.(http:blog.diamas.com/2013.html).
2.2
Karakteristik Petani
Petani
sebagai usahatani (baik sebagai juru tani maupun sebagai pengelola) adalah
manusia yang disetiap pengambilan keputusan untuk usahatani tidak selalu dapat
dengan bebas dilakukan karena adanya batasan-batasan yang ada pada petani.
Karakteristik petani mencakup dalam hal usia, pendidikan, pengalaman, jumlah
tanggungan dan luas lahan.(Http:blog.diamas.com/2013.html).
1.
Tingkat Usia
Tingkat
usia merupakan perbandingan umur seseorang khususnya pengelola usahatani
tersebut,perbandingan usia petani sangat berpengaruh pada luas lahan
garapannya, semakin tua umur atau usia petani maka semakin sedikit pula luas
lahan yang di garapnya.
Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur
waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati.
Semisal, umur manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga
waktu umur itu dihitung (Damsar, 2007).
2.
Tingkat pendidikan
Pendidikan
menunjukan tingkat intelegensi yang berhubungan dengan daya pikir seseorang.
(Slamet, 2003 : 20) mendefinisikan pendidikan sebagai usaha untuk menghasilkan
perubahan-perubahan pada prilaku manusia.
Sedangkan
menurut (Soekanto, 2002 :327) menyatakan bahwa pendidikan mengajarkan kepada individu
aneka macam kemampuan.
Pendidikan
pertanian merupakan bagian integral dari pada pendidikan umum bagi masyarakat,
sehingga sehubungan untuk mengembangkan dapat belajar dan berfikir, dan dapat
memecahkan masalah seefesien mungkin.(M. Hasan Su’ud, 2004 :19).
Pendidikan
dapat berpengaruh terhadap pendapatan secara individu. Secara mudah dapat di
mengerti, peningkatan pendapatan individu akan merupakan peningkatan pendapatan masyarakat secara keseluruhan.
Jalan pintasnya adalah pendidikan akan mempengaruhi pendapatan masyarakat
secara keseluruhan. (Ken Suratiyah, 2009 :23).
3. Pengalaman (lamanya berusahatani)
Pengalaman
merupakan salah satu cara kepemilikan pengetahuan yang dialami seseorang dalam
kurun waktu yang tidak ditentukan. Pengalaman dapat mengembangkan kompetensi
seseorang (Suparno, 2001:19).
Menurut
Padmowihardjo (1994 : 18), pengalaman merupakan pendidikan yang diperoleh
seseorang dalam rutinitas kehidupan sehari-hari, seperti peristawa-peristiwa
atau kenyataan yang dialami.
Pengalaman menunjukkan bahwa
perbedaan-perbedaan dalam hal nilai yang dianut, sikap dan norma-norma mengenai
prilaku yang baik atau buruk pasti berpengaruh terhadap cara bertindak seseorang.
Keterbatasan pengalaman akan menutup cakrawala gagasan pada memori pikirannya.
Semakin tinggi pengalaman ia akan berhati-hati serta menghitung kemungkinan
resiko yang dihadapi (Hermanto.F, 1996 :45).
Pengalaman
berusahatani pada umumnya dapat meningkatkan keterampilan dan menambah
pengetahuan petani, khususnya dalam bidang rumput laut. Petani yang memiliki
banyak pengalaman biasanya sangat berhati-hati dalam mengadopsi suatu inovasi
baru di bandingkan dengan petani yang masih memiliki sedikit pengalaman
(Hermanto. F, 1996 : 46)
4. Jumlah tanggungan
Tanggungan
keluarga adalah orang yang tinggal dalam satu keluarga dan secara langsung
menjadi tanggungan kepala keluarga, ataupun yang berada di luar rumah akan
tetapi kehidupannya masih merupakan tanggungan kepala keluarga
(Padmowihardjo,S. 1994).
Jumlah
tanggungan keluarga yang berada pada usia produktif merupakan salah satu sumberdaya manusia yang
penting dalam kegiatan usahatani. Sedangkan anggota keluarga yang tidak
produktif merupakan beban keluarga yang
menyebabkan kurangnya pendapatan (Damsar, 2007).
5. Kepemilikan Lahan
Hubungan
tanah dan manusia dapan dibedakan dalam tiga tingkat dari yang terkuat sampai
yang terlemah yaitu hak milik, hak sewa dan hak bagi hasil (sakap). Perbedaan
hubungan tersebut akan berpengaruh pada kesediaan petani dalam meningkatkan
produksi, memperbaiki kesuburan tanah, dan intensifikasi.
1. Hak milik merupakan lahan yang
dimiliki keluarga, pemanfaatannya di lakukan secara bergilir di antara anggota
keluarga yang memiliki hak waris.
2. Hak sewa adalah lahan yang di
sewakan kepsda orang lain dengan persetujuan pemiliknya.
3. Hak bagi hasil (sakap) yaitu
pengalihan hak garap dari pemilik lahan kepada orang lain (Ken Suratiyah,2009).
a.
Luas lahan
Lahan
merupakan faktor alam yang sangat menentukan usahatani, semakin luas lahan yang
diusahakan pada usahatani maka semakin tinngi produksi dan pendapatan per
satuan luasnya. Pada tanah yang ringan untuk diolah, tenaga kerja dapat
dimanfaatkan secara lebih baik. Sebaliknya, pada tanah yang berat,penggarapanya
dapat dilakukan lebih berat pula. (Hermanto, 1993:15).
Tanah
merupakan faktor produksi yang penting
karena tanah merupakan tempat tumbuhnya tanaman, ternak, usahatani
keseluruhannya. Tentu saja, faktor tanah tidak terlepas dari pengaruh alam
sekitarnya,yaitu sinar matahari,curah hujan dan angin.
Lahan pertanian dapat di bedakan
dengan tanah pertanian. Lahan pertanian banyak diartikan sebagai tanah yang
disiapkan untuk di usahakan dalam usahatani, minsalnya sawah, tegal dan
pekarangan. Sedangkan tanah pertanian adalah tanah yang belum tentu diusahakan
dengan usaha pertanian. Dengan demikian, luas tanah pertanian selalu lebih luas
dari pada lahan pertanian (Ken Suratiyah,2009 : 16).
Luas lahan merupakan luas lahan yang
diusahakan sebagai media pertumbuhan tanaman. Di pandang dari sudut efisiensi,
semakin tinggi produksi dan pendapatan
persatuan luasnya. Pengukuran luas lahan usahatani dapat diukur berdasarkan
hal-hal sebagaai berikut :
a. luas total lahan adalah jumlah seluuh
tanaman yang ada dalam usahatani termaksut sawah, tegal, pekarangan, jalur
saluran, dan sebagainya.
b. luas lahan pertanaman adalah jumlah
seluruh tanah yang dapat ditanami/diusahakan.
c. luas tanaman adalah jumlah luas
tanaman yang ada pada suatu saat (Ken Suratiyah, 2009)
2.3 Budidaya Padi
Padi merupakan tanaman pangan berupa
rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan
Afrika Barat tropis dan subtropics. Sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi
di Zhejiang (Cina) sudah di mulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan
gabah di temukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain
Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah, Bangladesh Utara, Burma,
Thailand, Laos, Vietnam (Anonymous,2000).
Padi
adalah salah satu tanaman budidaya
terpenting dalam peradaban. Meskipun
terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu
pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Produksi padi dunia menempati
urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung
dan gandum.
Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk
dunia.
Klasifikasi botani tanaman padi
adalah sebagai berikut:
Divisi :
Spermatophyta
Sub divisi ; Angiospermae
Kelas : Monotyledonae
Keluarga : Gramineae
(Poaceae)
Genus : Oryza
Spesies : Oryza
spp.
Padi termasuk genus Oryza L yang
meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik dan daerah sub
tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut Chevalier dan
Neguier padi berasal dari dua benua Oryza fatua Koenig dan Oryza sativa L
berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainya yaitu Oryza stapfii
Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari Afrika barat. Padi yang ada
sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza sativa f
spontania.
Tanaman padi dapat digolongkan
menjadi beberapa golongan (AAK , 1999) yaitu :
1. Menurut safat-sifat morfologi dan
fisiologisnya, padi dibedakan:
a. Di Indonesia
Ø Padi cereh (cerai, kretek dan cempo)
Ø Padi bulu
b. Di luar negeri
Ø Padi sinica
Ø Padi indica
Ø Padi brenvendica
2. Menurut keadaan berasnya dibedakan:
a) Padi biasa
b) Padi ketan
3. Menurut cara dan tempat bertanam
dibedakan:
a) Padi sawah
b) Padi gogo
c) Padi gogorancah
d) Padi pasang surut
e) Padi lebak
f) Padi apung
4. Menurut umur tanaman padi:
a) Padi genjah
b) Padi tengahan
c) Padi dalam
2.4 Analisis Chi-Square
Chi
Square adalah untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal
dan mengukur kuatnya hubungan antara variebel yang satu dengan variabel nominal
lainnya (C = Coefisien of contingency).
v Karakteristik
Chi-Square:
·
Nilai Chi-Square selalu
positip
·
Terdapat beberapa
keluarga distribusi Chi-Square, yaitu distribusi Chi-Square dengan DK=1, 2, 3,
dst.
·
Bentuk distribusi
Chi-Square adalah menjulur positip (http;andiwijayanto.blog.undip.ac.id).
Uji
Chi-square digunakan untuk data diskrit. Uji ini merupakan uji indepedensi,
yaitu menguji apakah suatu variabel berhubungan atau tidak dengan variabel
lain. Uji che-square bukan merupakan ukuran derajat hubungan. Uji ini hanya
digunakan untuk menduga bahwa barangkali beberapa faktor, di samping faktor
chance (sampling error) menyebabkan adanya hubungan.
Uji
ini dilakukan dengan melihat perbedaan antara jumlah pengamatan suatu obyek
atau respon tertentu pada setiap klasifikasinya terhadap nilai harapannya
(expected value).
BAB
IV
GAMBARAN
UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian
Wilayah Kecamatan Silih Nara berada di Kabupaten
Aceh Tengah terdiri dari 33 kampung,dan berada pada ketinggian 967-1.000 meter
di atas permukaan laut.
Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah
memiliki batas-batas Wilayah sebagai berikut:
Ø Sebelah
utara berbatasan dengan Kecamatan Kute Panang.
Ø Sebelah
timur berbatasan dengan Kecamatan Bies,Bebesen dan Pegasing.
Ø Sebelah
barat berbatasan dengan Kecamatan Rusip Antara dan Ketol.
Ø Sebelah
selatan berbatasan dengan Kecamatan Celala.
4.2 Keadaan
Iklim
Iklim
merupakan salah satu faktor alam yang langsung dapat mempengaruhi kehidupan
tumbuh-tumbuhan, baik secara biologis maupun fisik. Iklim merupakan hal yang
sangat penting, hal yang mempengaruhi
tanaman antara lain curah hujan wilayah Kecamatan Silih Nara
memperhatikan keadaan yang bervariasi pada setiap bulannya, curah hujan
berkisar diatas 2000-2500mm per tahun.
Musim
hujan berlangsung antara bulan september sampai desember terutama disebabkan
karena adanya pergantian angin musom,
oleh karena itu musim kemarau selama
bulan Januari sampai Agustus ,musim
hujan bulan Maret dan Mei tidak begitu terasa,angka rata-rata menunjukkan menunjukkan 6 bulan hujan dari bulan
september sampai Desember berkisar antara 175-225 mm per tahun dan selama bulan
pebruari menurun menjadi 125-175 mm per bulan.
4.3 Tanah Dan Topografi
Tanah adalah faktor produksi yang sangat
menentukan tinggi rendahnya produktifitas
di bidang pertanian. Jenis-jenis tanah dipengaruhi oleh iklim, bahan
induk dan topografi yang nantinya akan mempengaruhi terjadinya proses-proses
didalam tanah yang meliputi proses kimia, fisika, dan biologis.
Tanah diwilayah ini pada umumnya banyak
mengandung bahan organik,memiliki
kapasitas air tinggi, kesuburan tanah masih alami dan porositas yang tinggi.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut sangat memungkinkan untuk pembudidayaan
tanaman padi.
Topografi wilayah kecamatan silih nara
terdiri dari datar, perbukitan dan pegunungan. Masing-masing wilayah digunakan
sesuai dengan kemiringannya. Wilayah datar merupakan areal persawahan, wilayah
bergelombang berupa padang rumput, ladang rakyat, hutan dan alang-alang.
Kecamatan Silih Nara berada pada ketinggian 967-1.000 m dari permukaan laut
(dpl).
4.4 Penduduk
Dan Mata Pencarian
Kecamatan Silih Nara memiliki jumlah penduduk
sebesar 2.071 jiwa atau 564 KK.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 4 di bawah ini :
Tabel
5. Keadaan jumlah penduduk berdasarkan
jenis kelamin di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah, Tahun 2013.
No uraian jumlah jiwa persentase (%)
|
1. laki-laki 10.589 50.38
2. perempuan 10.427 50.61
|
Jumlah 21.016 100.00
|
Sumber
: Data Skunder Aceh Tengah Dalam Angka,Tahun 2013.
Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui bahwa penduduk di daerah penlitian berdasarkan jenisnya yang berada
di Kecamatan Silih Nara kabupaten Aceh Tengah, yaitu terdiri dari laki-laki dan
perempuan dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 10.589 jiwa sedangkan
jumlah penduduk perempuan sebanyak 10.427 jiwa atau setara dengan 50.61%.
Mata pencarian penduduk umumnya di
bidang pertanian di samping sebahagian kecil bekerja dibidang lainnya. Berikut
dapat dilihat pada tabel 5, sebagai berikut :
Tabel
6. Mata pencarian penduduk di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah.
No
|
Mata
pencarian
|
Jumlah
jiwa (orang)
|
Persentase
(%)
|
1.
|
Petani
|
8.599
|
89.14
|
2.
|
Pedagang
|
637
|
6.60
|
3.
|
Bangunan
|
247
|
2.56
|
4.
|
Angkutan
|
44
|
0.45
|
5.
|
PNS
|
79
|
0.81
|
6.
|
TNI/POLRI
|
40
|
0.41
|
Jumlah
|
9.646
|
100.00
|
Sumber : Aceh Tengah Dalam Angka, Tahun 2013.
Berdasarkan tabel di atas bahwa mata
pencarian yang berasal dari pertanian sebanyak 8.599 jiwa atau setara dengan
89.14%, sedangkan mata pencarian dari pedagang sebanyak 637 jiwa setara dengan
6.60%, mata pencarian bangunan sebanyak 247 jiwa atau setara dengan 2.56%, mata
pencarian angkutan sebanyak 44 jiwa atau setara dengan 0.45%, sedangkan untuk
PNS sebanyak 79 jiwa atau setara dengan 0.81%,
dan POLRI sebanyak 40 jiwa atau setara dengan 0.41%.
4.5 Karakteristik Petani Sampel
Untuk mendapatkan gambaran mengenai
keadaan responden yang diteliti, maka perlu dikemukakan karakteristik petani
sampel yang meliputi tingkat usia, pendidikan, jumlah tanggungan, pengalaman,
dan luas lahan.
4.5.1 Tingkat Usia
Tingkat
usia merupakan perbandingan umur seseorang khususnya pengelola usahatani tersebut,perbandingan
usia petani sangat berpengaruh pada luas lahan garapannya, semakin tua umur
atau usia petani maka semakin sedikit pula luas lahan yang mampu di
garapnya.untuk mengetahui usia petani sampel dapat dilihat pada table di bawah
ini:
Tabel 7. Rata-Rata Tingkat Usia
Petani Padi di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah.
No
|
Tingkat
usia
|
Jumlah
sampel
|
Persentase
(%)
|
1.
|
30-41 tahun
|
12
|
18.7
|
2.
|
45-59 tahun
|
28
|
47.4
|
3.
|
60-74 tahun
|
20
|
33.9
|
|
Jumlah
|
60
|
100
|
Sumber
: Data Primer Diolah, Tahun 2013.
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat
di lihat bahwa jumlah sampel usia 30-41 tahun sebanyak 12 sampel, jumlah usia 45-59
tahun sebanyak 28 sampel, dan jumlah sampel usia 60-74 tahun sebanyak 20
sampel, Sampel yang paling banyak yaitu berusia 45-59 tahun yaitu berjumlah 28
sampel.
4.5.2 Hubungan Usia Terhadap Produksi Padi
Tingkat usia merupakan perbandingan umur
seseorang khususnya pengelola uasatani tersebut, untuk mengetahui hubungan
tingkat usia terhadap produksi padi di lihat pada Tabel 8.
Tabel
8. Hubungan antara usia dengan produksi padi di Kecamatan Silih Nara, Tahun
2013.
No
|
Stratum produksi
|
30-44 thn (%)
|
45-59thn (%)
|
60-74thn(%)
|
Jumlah
|
1.
|
840-1759
|
(27,8
%)
|
(44.4%)
|
(27.8%)
|
100
%
|
2.
|
1760-2679
|
(54.5%)
|
(36.4%)
|
(9.1%)
|
100
%
|
3.
|
2680-3600
|
(25
%)
|
(45
%)
|
(30 %)
|
100
%
|
Jumlah
|
107.3
|
125.8
|
66.9
|
100 %
|
Sumber : Analisis Data Primer
Dari Tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa
tingkat produksi paling tinggi (2680-3600) yaitu pada usia 45-59 tahun,
sedangkan produksi sedang yaitu pada usia 30-44 tahun, dan produksi paling
rendah yaitu pada usia 45-59 tahun juga.
4.5.3 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan sampel yang dimaksud
dalam penelitian ini diukur berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah
diikuti. Katagori tingkat pendidikan dibagi atas tiga yaitu SD, SMP, SMA. Selengkapnya data
tentang tingkat pendidikan petani sampel di sajikan pada Tabel 9, sebagai
berikut :
Tabel
9. Rata-rata tingkat pendidikan petani padi di Kecamatan Silih Nara Kabupaten
Aceh Tengah.
No
|
Tingkat
pendidikan
|
Jumlah
sampel
|
Persentase
(%)
|
1.
|
SD
|
37
|
62.7
|
2.
|
SMP
|
15
|
23.7
|
3.
|
SMA
|
8
|
13.5
|
Jumlah
|
60
|
100
|
Sumber
: Data Primer Diolah, 2013.
Berdasarkan data pada tabel diatas di
lihat bahwa rata-rata responden hanya berpendidikan di tingkat sekolah dasar
(SD) yaitu sebanyak 37 orang, tingkat pendidikan SMP sebanyak 15 orang, dan
tingkat SMA sebanyak 8 orang. Dapat kita simpulkan bahwa petani sampel lebih banyak
berpendidikan di tingkat sekolah dasar (SD).
4.5.4
Hubungan Pendidikan Terhadap Produksi
Tingkat pendidikan yang di miliki petani
akan menunjukkan tingkat intelegensi yang berhubungan dengan daya fikir
seseorang. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan terhadap produksi padi
di lihat pada Tabel 13.
Tabel
10. Hubungan antara pendidikan terhadap produksi padi di Kecamatan Silih Nara,
Tahun 2013.
No
|
Stratum
produksi
|
SD
(%)
|
SMP
(%)
|
SMA
(%)
|
Jumlah
|
1.
|
840-1759 Kg
|
83.3 %
|
11.1 %
|
5.6 %
|
100 %
|
2.
|
1760-2679 Kg
|
63.6 %
|
27.3 %
|
9.1 %
|
100 %
|
3. 2680-3600Kg
|
55 %
|
20 %
|
25 %
|
100 %
|
|
Jumlah
|
201.9
%
|
58.4
%
|
39.7
%
|
100
%
|
Sumber
: Analisis Data Primer
Dari tabel 10 di atas dapat kita lihat bahwa produksi paling tinggi
yaitu pada petani yang berpendidikan SD, produksi sedang juga pada pendidikan
SD, dengan produksi paling rendah juga berpendidikan di tingkat SD.
4.5.5 Jumlah Tanggungan
Tanggungan keluarga yang dimaksud di
sini adalah semua orang yang tinggal dalam satu rumah ataupun yang berada
diluar dan menjadi tanggungan kepala keluarga, yang meliputi istri, anak dan
anggota keluaraga lain yang ikut menumpang. Klasifikasi sampel berdasarkan
jumlah tanggungan keluarganya dapat dilihat pada Tabel 11, sebagai berikut:
Tabel
11. Rata-rata jumlah tanggungan petani padi di Kecamatan Silih Nara Kabupaten
Aceh Tengah.
No
|
Jumlah
tanggungan
|
Jumlah
sampel
|
Persentase
(%)
|
1.
|
1- 2 orang
|
15
|
25.4
|
2.
|
3- 4 orang
|
25
|
40.7
|
3.
|
5 ≥ orang
|
20
|
33.9
|
Jumlah
|
60
|
100
|
Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2013.
Berdasarkan tabel di atas bahwa
rata-rata jumlah tanggungan petani padi di daerah penelitian yang mempunyai
jumlah tanggungan 1 – 2 orang sebanyak 15 orang, jumlah tanggungan 3 – 4 orang sebanyak 25 orang, jumlah tanggungan di
atas 5 orang sebanyak 20 orang,
Dengan banyaknya jumlah tanggungan
keluarga dapat memacu petani untuk meningkatkan produktivitas dan hasil
usahatani dilahan yang mereka garap
karena banyaknya jumlah anggota keluarga yang harus mereka biayai.
Selain itu anggota keluarga ini juga
bisa dimanfaatkan sebagai tenaga kerja dalam kegiatan pengelolaan lahan
sehingga bisa mendapatkan hasil yang lebih banyak.
4.5.6. Hubungan Antara Jumlah Tanggungan Terhadap
Produksi
Jumlah tanggungan yang di miliki petani
akan menunjukkan tingkat keberhasilan petani tersebut, Untuk mengetahui
hubungan jumlah tanggungan terhadap peoduksi padi di lihat pada Tabel 12.
Tabel
12. Hubungan antara jumlah tanggungan terhadap produksi padi di Kecamatan Silih
Nara Tahun 2013.
No
|
Stratum produksi
|
1-2 jiwa
|
3-4 jiwa
|
Diatas 5
|
Jumlah
|
1.
|
840-1759
Kg
|
55.6
%
|
38.9
%
|
5.6
%
|
100
%
|
2.
|
1760-2679
Kg
|
13.6
%
|
54.5
%
|
31.8
%
|
100%
|
3.
|
2680-3600
Kg
|
5
%
|
65
%
|
30
%
|
100%
|
Jumlah
|
74.2 %
|
158.4 %
|
67.4 %
|
100%
|
Sumber : Analisis Data Primer.
Dari Tabel 12 di atas dapat kita lihat
bahwa pada produksi paling tinggi yaitu pada jumlah tanggungan 3-4 jiwa, dan
pada produksi sedang yaitu pada jumlah tanggungan 3-4 jiwa, dan pada produksi
yang terendah yaitu pada jumlah tanggungan 1-2 jiwa.
4.5.7 Pengalaman Berusahatani
Pengalaman bertani akan mempengaruhi
tingkat keterampilan petani dalam mengelola usahataninya, selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 13 di bawah ini:
Tabel
13. Rata-rata lama berusahatani petani padi di Kecamatan Silih Nara Kabupaten
Aceh Tengah.
No
|
Lama
berusahatani (tahun)
|
Jumlah
sampel (orang)
|
Persentase
(%)
|
1.
|
5 -12
|
16
|
25.4
|
2.
|
13 -20
|
28
|
47.4
|
3.
|
21 -28
|
16
|
27.2
|
Jumlah
|
60
|
100
|
Sumber
: Data Primer Di Olah 2013.
Berdasarkan pengamatan dari 60 sampel
diketahui bahwa lamanya petani berusahatani antara 5 -12 tahun sebanyak 16 orang,
pengalaman petani antara 13 -20 tahun sebanyak 28 orang, pengalaman petani 21
-28 tahun sebanyak 16 orang.
4.5.8
Hubungan Antara Lama Berusahatani
Terhadap Produksi
Lama berusahatani yang di miliki petani
akan menunjukkan tingkat pengalaman petani tersebut, Untuk mengetahui hubungan
lama berusahatani terhadap peoduksi padi di lihat pada Tabel 15.
Tabel
14. Hubungan produksi padi terhadap pengalaman/lama berusahatani di Kecamatan
Silih Nara, Tahun 2013.
No
|
Stratum produksi
|
5-12 tahun
|
13-20 tahun
|
21-28 tahun
|
Jumlah
|
1.
|
840-1759
Kg
|
50
%
|
44.4
%
|
5.6
%
|
100
%
|
2.
|
1760-2679
Kg
|
31.8
%
|
59.1
%
|
9.1
%
|
100
%
|
3.
|
2680-3600
Kg
|
30
%
|
60
%
|
10
%
|
100
%
|
Jumlah
|
111.8 %
|
163.5 %
|
24.7 %
|
100 %
|
Sumber : Analisis Data Primer.
Dari tabel 14 di atas dapat kita lihat
bahwa pada produksi paling tinggi yaitu pada pengalaman 13-20 tahun, produksi
yang sedang juga yaitu pada pengalaman 13-20 tahun, dan produksi yang terendah
yaitu pada pengalaman 5-12 tahun.
4.5.9 Luas Lahan
Luas lahan di Kecamatan Silih Nara pada
masing-masing petani berbeda-beda. Petani padi di kecamatan Silih Nara
menghitung luas lahan tergantung pada
banyaknya jumlah kaleng bibit yang di gunakan, berikut dapat kita lihat
luas lahan petani tersebut pada Tabel 15
di bawah ini :
Tabel
15. Rata-rata luas lahan yang digunakan petani padi di Kecamatan Silih Nara
Kabupaten Aceh Tengah.
No
|
Luas
lahan (Ha)
|
Jumlah
sampel
|
Persentase
(%)
|
1.
|
0.17 -0.34
|
18
|
30.5
|
2.
|
0.50 – 0.68
|
25
|
42.4
|
3.
|
0.85 -1
|
17
|
27.1
|
|
Jumlah
|
60
|
100
|
Sumber Data Primer
Diolah Tahun 2013.
dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa
petani lebih banyak memiliki luas lahan 0.50-0.68 Ha atau 3 kaleng bibit sampai
4 kaleng bibit yaitu sebanyak 25 orang, sedangkan 0.17-0.34 Ha atau 1 kaleng
sampai 2 kaleng bibit yaitu sebanyak 18 orang, 0.85- 1 Ha atau 5 kaleng sampai 6
kaleng bibit yaitu sebanyak 17 oarang.
4.5.10 Hubungan Antara Luas Lahan Terhadap Produksi
Luas lahan yang di miliki petani akan
menunjukkan tingkat produksi petani tersebut, Untuk mengetahui hubungan lama
berusahatani terhadap peoduksi padi di lihat pada Tabel 16.
Tabel 16.
Hubungan produksi terhadap luas lahan di Kecamatan Silih Nara Tahun 2013.
No
|
Stratum produksi
(Kg)
|
0.17-0.34 (Ha/%)
|
0.50-0.68 (Ha/%)
|
0.85-1 (Ha/%)
|
Jumlah
|
1.
|
840-1759
Kg
|
77.8
%
|
22.2
%
|
0
%
|
100
%
|
2.
|
1760-2679
Kg
|
0
%
|
95.5
%
|
4.5
%
|
100
%
|
3.
|
2680-3600
Kg
|
5
%
|
40
%
|
55
%
|
100
%
|
Jumlah
|
82.8 %
|
157.7 %
|
59.5 %
|
100 %
|
Sumber :
Analis Data Primer
Dari tabel 16 di atas dapat kita lihat
bahwa produksi yang paling tinggi yaitu pada luas lahan 0.85-1 Ha, produksi
yang sedang yaitu pada luas lahan 0.50-0.68 Ha, sedangkan pada produksi
terendah yaitu pada luas lahan 0.17-0.34 Ha.
4.6 Analisis
hubungan karakteristik petani terhadap produksi padi di Kecamatan Silih Nara.
Analisis hubungan karakteristik petani
padi sawah terhadap produksi yang mencakup usia, pendidikan, jumlah tanggungan,
pengalaman, dan luas lahan.yaitu di analisis menggnuakan SPSS dan hasil
analisis dapat di lihat pada Tabel 17 berikut ini :
Tabel 17. Hasil analisis menggunakan
SPSS antara karakteristik petani padi sawah terhadap produksi.
No
|
Uraian
|
Asymp sig (2-sided)
|
1.
|
Usia
|
0.211
|
2.
|
Pendidikan
|
0.228
|
3.
|
Jumlah
tanggungan
|
0.002
|
4.
|
Lama
berusahatani
|
0.731
|
5.
|
Luas
lahan
|
0.000
|
Sumber
: Analisis Data Primer
1.
Usia
Dari tabel di atas dapat kita lihat
bahwa hasil analisis dengan menggunakan chi-square. Nilai chi-square sebesar 5.84.
dengan nilai signifikan 0.211. nilai signifikan lebih besar dari nilai α 0.05, dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa H0 di terima dan H1 di tolak, aratinya tidak ada
hubungan antara usia dengan produksi padi.
Jadi menurut hasil penelitian tingkat
usia tidak menjadi acuan bagi petani yang berusahatani padi, karena di
Kecamatan Silih Nara petani yang berusahatani padi rata-rata memiliki usia yang
cukup tua, hal tersebut tidak sama dengan teori (Ken suratiyah) bahwa semakin
tinggi usia petani tersebut maka semakin sedikit pula lahan yang mampu di
garapnya.
Di Kecamatan Silih Nara petani yang
menanam padi merupakan usahatani keluarga yang mana orang tua (bapak) sebagai
pemilik lahan usahatani tersebut, tetapi yang mengolah atau yang melakukan
usahataninya yaitu para anggota keluarga, hal itu yang menyebabkan tidak adanya
hubungan antara usia terhadap produksi padi di Kecamatan Silih Nara.
2.
Pendidikan
Dari tabel di atas dapat kita lihat
bahwa hasil analisis dengan menggunakan chi-square. Nilai chi-square sebesar
5.63. dengan nilai signifikan 0.228. Nilai signifikan lebih besar dari nilai α 0.05, dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa H0 di terima dan H1 di tolak, artinya tidak ada
hubungan antara pendidikan dengan
produksi padi.
Jadi menurut hasil penelitian
tingkat pendidikan tidak menjadi acuan penting bagi petani yang
berusahatani padi, menurut teori (Ken Suratiyah) menyatakan bahwa pendidikan
akan mempengaruhi produksi dan pendapatan.
Sedangkan dilokasi penelitian tingakat
pendidikan itu tidak menjadi patokan penting dalam berusahatani padi, artinya
petani tidak harus memiliki pendidikan yang khusus untuk melakukan usahatani
padi, akan tetapi petani cukup melihat dari petani-petani lain dan mereka
langsung bisa meniru cara bagaimana berusahatani padi sawah.
3. Jumlah Tanggungan
Dari tabel di atas dapat kita lihat
bahwa hasil analisis dengan menggunakan chi-square. Nilai chi-square sebesar
16.49. dengan nilai signifikan 0.002. Nilai signifikan lebih kecil dari nilai α 0.05, dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa H0 di tolak dan H1 di terima, aratinya ada hubungan
antara jumlah tanggungan dengan produksi padi.
Jadi menurut hasil penelitian terdapat
hubungan antara jumlah tanggungan terhadap produksi padi, dalam teori
(Damsar:2007) menyatakan jumlah tanggungan yang berada pada usia produktip
merupakan salah satu sumberdaya manusia yang penting dalam kegiatan usahatani.
jelas karena semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka tidak banyak
menyerap tenaga kerja dari luar keluarga, sehingga tidak banyak mengeluarkan biaya dalan pengolahan lahan,
dan ada juga tenaga kerja yang memang harus dari dalam keluarga minsal seperti
mengatur air sawah dan menjaga hama lainnya.
4. Lama Berusahatani
Dari tabel di atas dapat kita lihat
bahwa hasil analisis dengan menggunakan chi-square. Nilai chi-square sebesar
2.02. dengan nilai signifikan 0.731. Nilai signifikan lebih besar dari nilai α 0.05, dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa H0 di terima dan H1 di tolak, aratinya tidak ada
hubungan antara lama berusahatani dengan produksi padi.
Dalam teori (Hermanto :1996) menyatakan
petani yang memiliki banyak pengalaman biasanya sangat berhati-hati dalam
mengadopsi suatu inovasi baru di bandingkan dengan petani yang masih memiliki
sedikit pengalaman.
Tetapi dilokasi penelitian pengalaman
petani hanya melihat dari tetangga yang berusahatani padi lainnya, artinya di
Kecamatan Silih Nara petani tersebut melakukan arisan kerja dengan masyarakat
setempat atau dengan petani-petani yang lain yaitu minsalnya dalam pengolahan
lahan, menanam, memungut hasil dan lain sebagainya. Sehingga petani tersebut
banyak mengambil pengalaman dari sistem arisan kerja tersebut dan tidak harus
memiliki pengalaman yang khusus dalam melakukan usahatani padi sawah.
5. Luas Lahan
Dari tabel di atas dapat kita lihat
bahwa hasil analisis dengan menggunakan chi-square. Nilai chi-square sebesar
58.1. dengan nilai signifikan 0.000 Nilai signifikan lebih kecil dari nilai α 0.05, dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa H0 di tolak dan H1 di terima, artinya ada hubungan
antara luas lahan dengan produksi padi.
Jadi jelas bahwa terdapat hubungan
antara luas lahan terhadap produksi, karena semakin luas lahan yang di gunakan
maka semakin tinggi produksi yang di hasilkan.dalam teori (Hermanto, 1993) juga
menyatakan bahwa semakin luas lahan yang diusahakan pada usahatani maka semakin
tinggi produksi dan pendapatan per satuan luasnya,
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa ada lima variabel tetapi hanya dua variabel yang
mempunyai hubungan terhadap produksi padi di Kecamatan Silih Nara, yaitu
sebagai berikut :
1. Luas lahan dan jumlah tanggungan yang
memiliki hubungan terhadap produksi padi di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh
Tengah.
2.
Usia, pendidikan, dan lama berusahatani tidak berhubungan terhadap produksi
padi sawah di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah.
B. SARAN
Adapun saran
yang dapat penulis berikan berdasarkan kesimpulan kesimpulan di atas yaitu
dalam kegiatan usahatani padi, sebaiknya para petani :
1. Diharapkan kepada petani yang
berusahatani padi di Kecamatan Silih Nara agar lebih menimgkatkan luas lahan dan
lebih menggunakan tenaga kerja dalam keluarga agar produksi dan pendapatan lebih
meningkat.
2. Diharapkan kepada pemerintah daerah
khususnya kepada penyuluhan untuk memberi arahan serta bimbingan kepada petani
sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman berusahatani.
DAFTAR
PUSTAKA
Aak. (1990). Budi Daya Tanaman Padi.
Kanisius. Yogyakarta.
Damsar. (2007). Sosiologi
Ekonomi. Rajawali Pers. Jakarta.
Slamet, M. (2003). Membentuk
Pola Prilaku Pembangunan. IPB Pres. Bogor.
Rakhmad, J. 2001. Psiologi
Komunikasi Remaja Rosda Karya. Bandung.
Soekartawi. 2003. Teori
ekonomi produksi. Raja Drafindo Persada, Jakarta.
Saefudin 1983, Ilmu Usahatani. Penebar
swadaya. Jakarta.
Mubyarto. 1987. Pengantar
ilmu pertanian. LP3S. Jakarta.
Riduan
dan Akdon. 2009. Rumus Dan Data Dalam Aplikasi Statistik, Alpabeta. Jakarta.
Su’ud Hasan M.2004. Pengenalan Pembangunan Pertanian
Dan Keterkaitan Kdt. Unsyiah banda aceh.
Nugroho, Darmawan, 1992. Tanaman
pangan bumi. Angkasa Pratama. Jakarta.
Hermanto. F. (1993). Ilmu
usahatani. Penebar swadaya. Jakarta.
Soeparno, S (2002). Sosiologi :
Suatu Pengantar . Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Suratiyah,
K. (2009). Membangun Kompetensi Belajar. Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi : Departemen Pendidikan Nasional.
Padmowihardjo,
S. (1994). Psikologi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka. Jakarta.
Supranto,
J. (2005). Ekonometri. Ghalia Indonesia, Bogor.
Gujarati,
Damodar. (1993). Ekonomitrika Dasar. Erlangga. Jakarta.
Su’ud,
Hasan, M. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Agribisnis. Medan.
Vembrianto. 1981. Pendidikan
Sosial. Yayasan Pendidikan
Pancasila. Yogyakarta.
Rahim,
Abdul Dan Hastuti, Diah Retno Dwi. (2008). Ekonomika Pertanian. Penebar
Swadaya. Jakarta .
Winardi.
(1984). Pengantar Teori Ekonomi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Firdaus,
Muhammad.2009. Manajemen Agribisnis. Jakarta. Bumi Aksara.
Barmin.2007. Budidaya Tanaman Padi. Cv
Ricardo. Jakarta Selatan.
Sukirno,
Sadono. 1997. Pengantar Teori Ekonomi Makro. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Comments
Post a Comment