HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI PADI SAWAH TERHADAP PRODUKSI DI KECAMATAN SILIH NARA KABUPATEN ACEH TENGAH



ABSTRAK


ERLINAWATI (0901001252) Judul HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI  PADI  SAWAH  TERHADAP  PRODUKSI  DI KECAMATAN SILIH NARA KABUPATEN ACEH TENGAH  penelitian ini di lakukan pada bulan September 2013 di bawah bimbingan Salman, SP,MP  dan Afrida Manurung, SP

Di Kecamatan Silih Nara petani berusaha tani padi dengan system tradisional dan dengan luas lahan yang berbeda-beda, lahansawah di Kecamatan Silih Nara tidak berada di satu tempat akan tetapi berpisah-pisah tempat mulai dari dataran tinggi hingga kedataran rendah. Petani di Kecamatan Silih Nara memiliki karakteristik yang berbeda, mulai dari usia pendidikan jumlah tanggungan dan lain sebagainya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik petani padi sawah terhadap produksi di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah. Data yang di gunakan data primer dengan wawancara langsung dengan petani dan observasi dengan menggunakan kuisioner di Kecamatan Silih Nara penentuan sampel dengan metode random sampling (metode acak sederhana) dan menggunakan metode analisis chi-square.
Berdasarkan hasil analisis di peroleh hasil penelitian bahwa karakteristik petani yaitu usia, pendidikan, jumlah tanggungan, lama berusahatani dan luas lahan tidak semua karakteristik tersebut berhubungan terhadap produksi, akan tetapi hanya dua variabel yang berhubungan terhad approduksi yaitu jumlah tanggungan dan luas lahan dengan nilai signifikan 0.002 dan 0.000. dan karakteristik yang tidak berhubungan terhadap produksi antara lain usia dengan nilai signifikan 0.211, kedua pendidikan dengan nilai signifikan 0.228, dan ketiga pengalaman dengan nilai signifikan 0.731. Disarankan kepada petani yang berusaha tani padi agar lebih meningkatkan luas lahan dan lebih menggunakan tenaga kerja dalam keluarga agar produksi dan pendapatan lebih meningkat, dan diharapkan kepada pemerintah daerah khususnya kepada penyuluhan untuk member arahan serta bimbimgan kepada petani sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman berusaha tani.



DAFTAR ISI
                                                                                                                  Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
LEMBARAN PENGESAHAN...........................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. viii

BAB I       PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Identifikasi masalah...................................................................... 5
1.3 Tujuanpenelitian…………………………………………………5
1.4 Manfaat penelitian........................................................................ 6
1.5 Hipotesa ....................................................................................... 6
BAB II      TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 7
2.1 Pengertian Karateristik................................................................. 7
2.2 Karakteristik Petani ................................................................... 10
2.3 Budidaya padi............................................................................ 11
2.4 Analisis chi-square...................................................................... 14
BAB III    METODE PENELITIAN.............................................................. 16
3.1 Tempat dan waktu penelitian...................................................... 15
3.2 Ruang lingkup penelitian............................................................ 15
3.3 Metode pengambilan data.......................................................... 16
3.4 Metode analisa data.................................................................... 18
3.5 Konsep batasan oprasional.......................................................... 20









BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………….25

4.1  Keadaan Umum Daerah Penelitian……………..…………….…25
4.2  Keadaan Iklim…………………………………..……………….25
4.3  Tanah Dan Topografi………………………….………...……....26
4.4  Penduduk Dan Mata Pencarian…………………..……...………27
4.5  Karakteristik Petani Sampel…………………………...…..…….28
4.6  Hubungan Usia, Pendidikan, Jumlah Tanggungan,Lama Berusahatani, Luas Lahan Terhadap Produksi……….…..……..34
4.7  Analisis Hubungan Karakteristik Petani  Terhadapproduksi…....42


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………...46

5.1  Kesimpulan …………………………………………..…………46
5.2  Saran ……………………………………………………………46
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ ……..21
DAFTAR QUISIONER................................................................................... 22
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….
 
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris. Di Indonesia, tumbuh berbagai jenis tanaman pangan. Walaupun saat ini banyak sekali tanaman pangan yang diekspor, tetapi dulunya Indonesia pernah dikenal sebagai negara swasembada pangan. Hampir seluruh rakyat Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokoknya. Oleh karena itu, sebagian besar tanaman pangan yang ditanam di Indonesia adalah padi.
Kebutuhan hidup utama yaitu kebutuhan pangan,pangan merupakan yang palinng pokok. Oleh karena setiap hari manusi harus makan. Tidak makan sehari saja kita akan kelaparan. Padahal orang yang lapar tidak dapat bekerja dengan baik. Apalagi kalau sampai berhari-hari lamanya orang tidak makan, karena tidak  adanya persediaan pangan, maka manusia bisa sakit atau bahkan meninggal. Jelaslah bahwa pangan sangat penting artinya bagi manusia.
Kecamatan Silih Nara merupakan salah satu Kecamatan penghasil padi yang berada di kabupaten Aceh Tengah,padi merupakan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia khususnya di Kecamatan Silih Nara, hal ini menunjukan bahwa bertanam padi merupakan salah satu penyumbang pendapatan bagi masyarakat. Masyarakat di Kecamatan Silih Nara menanam padi dengan varietas bibit yang berbeda, mulai dari jenis bibit ciherang dan padi lokal lainnya.

Padi merupakan usahatani yang lazim di usahakan petani di aceh tengah, khususnya di Kecamatan Silih Nara. Padi yang di olah menjadi beras merupakan makanan pokok bagi manusia,
Petani sawah di kecamatan Silih Nara memiliki karakteristik yang berbeda, mulai dari tingkat usia, pendidikan, jumlah tanggungan dan lain sebagainya. Karakteristik tersebut sangat berpengaruh terhadap produksi padi, karena semakin tinggi usia petani tersebut maka tidak produktip lagi untuk berusahatani, begitu juga dengan jumlah tanggungan, semakin banyak  jumlah tanggungan maka pendapatan pun bertambah, karena tidak terlalu banyak tenaga kerja yang diserap dari luar keluarga.
Lahan sawah  di kecamatan Silih Nara tidak berada di satu tempat, akan tetapi berpisah-pisah tempat, mulai dari dataran tinggi hingga ke dataran  rendah hal ini menyebabkan adanya pembagian warisan atau proses penjualan tanah lainnya.
Status kepemilikan lahan sawah di Kecamatan Silih Nara juga berbeda-beda mulai Dari lahan milik sendiri, dan bagi hasil (sakap). Petani di Kecamatan Silih Nara lebih banyak mengusahakan lahan sakap atau bagi hasil, dengan katagori 1 : 3 .karena petani tersebut tidak memiliki lahan sawah sendiri melainkan milik orang lain.
Sektor pertanian terdiri dari sub sektor pertanian tanaman pangan, sub sektor perkebunan, sub sektor perikanan, dan sub sektor kehutanan. Besarnya pengaruh sektor pertanian tersebut dalam segala kegiatan ekonomi, baik perekonomian nasional maupun perekonomian masyarakat.
Adapun luas area atau luas lahan di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini :

Tabel 1. Luas wilayah Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah.
NO
Potensi Lahan
Luas/Ha
1.
Lahan sawah
850
2.
Ladang
388
3.
Perkebunan
6.100
4.
Tegal/kebun
620
Sumber : Data Skunder BPS Aceh Tengah, Tahun 2013.
Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa di kecamatan Silih Nara lebih banyak lahan perkebunan kopi yaitu 6.100 Ha, lahan ladang seluas 388 Ha, lahan tegal/kebun seluas 620 Ha, sedangkan lahan sawah seluas 850 Ha.
Perkembangan produksi padi di kabupaten ini mengalami peningkatan hasil produksi dari tahun ke tahun. Yang lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :







Tabel 2. Perkembangan produksi padi dan produktivitas tanaman padi di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah tahun 2007-2012.

No
Tahun
Produksi (ton)
Produktivitas (ton/ha)
1.
2007
31,520
3.30
2.
2008
32,041
3.30
3.
2009
24,329
3.30
4.
2010
30,448
3.75
5.
2011
26,325
3.75
6.
2012
21,724
4.00
Jumlah
166.387
21.4
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Tengah 2007-2012.

Dari tabel di atas dapat di lihat perkembangan produksi dan produktivitas padi setiaap tahunnya meningkat, pada tahun 2007 produktivitas mencapai 3.30 Ton/Ha,  di tahun 2008 dan 2009 juga  mencapai 3.30 Ton/Ha, sedangkan di tahun 2010  dan 2011 produktivitas padi meningkat mencapai 3,75 Ton/Ha, dan di tahun 2012 produksi padi semakin meningkat hingga mencapai 4.00 ton/Ha.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka permasalahan yang dapat di identifikasi sebagai berikut:
1.      Apakah ada hubungan karakteristik petani padi sawah terhadap produksi padi di Kecamatan Silih Nara, Kabupaten Aceh Tengah

1.3 Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui hubungan karakteristik petani sawah terhadap produksi padi di Kecamatan Silih Nara, Kabupaten Aceh Tengah.

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan atau manfaat penelitian ini adalah:
1.   Sebagai bahan pertimbangan karakteristik petani sawah terhadap produksi padi di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah.
2.   Sebagai bahan informasi bagi pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan dalam membuat kebijakan pada bidang usahatani padi dan khususnya untuk program pengembangan agribisnis padi di Kabupaten Aceh Tengah.
3.   Sebagai referensi penelitian tentang karakteristik petani sawah dan produksi padi  yang lebih lanjut.

1.5 Hipotesa
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat di turunkan hipotesis sebagai berikut:
1.   Di duga bahwa terdapat  hubungan (umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lama berusaha tani, dan luas lahan) terhadap produksi padi di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  pengertian karakteristik
karakter adalah sifat nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu, sejumlah atribut yang dapat diamati pada individu. karakter adalah kepribadian ditinjau  dari titik  tolak etis  atau  moral,  misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap.
Menurut (Ditjen Mandikdasmen - Kementerian Pendidikan Nasional), Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,  bangsa  dan  negara.  Individu  yang  berkarakter  baik  adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.(http:blog.diamas.com/2013.html).

2.2  Karakteristik Petani
Petani sebagai usahatani (baik sebagai juru tani maupun sebagai pengelola) adalah manusia yang disetiap pengambilan keputusan untuk usahatani tidak selalu dapat dengan bebas dilakukan karena adanya batasan-batasan yang ada pada petani. Karakteristik petani mencakup dalam hal usia, pendidikan, pengalaman, jumlah tanggungan dan luas lahan.(Http:blog.diamas.com/2013.html).

1.   Tingkat Usia
Tingkat usia merupakan perbandingan umur seseorang khususnya pengelola usahatani tersebut,perbandingan usia petani sangat berpengaruh pada luas lahan garapannya, semakin tua umur atau usia petani maka semakin sedikit pula luas lahan yang di garapnya.
Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Semisal, umur manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung (Damsar, 2007).
2.   Tingkat pendidikan
Pendidikan menunjukan tingkat intelegensi yang berhubungan dengan daya pikir seseorang. (Slamet, 2003 : 20) mendefinisikan pendidikan sebagai usaha untuk menghasilkan perubahan-perubahan pada prilaku manusia.
Sedangkan menurut (Soekanto, 2002 :327) menyatakan bahwa pendidikan mengajarkan kepada individu aneka macam kemampuan.
Pendidikan pertanian merupakan bagian integral dari pada pendidikan umum bagi masyarakat, sehingga sehubungan untuk mengembangkan dapat belajar dan berfikir, dan dapat memecahkan masalah seefesien mungkin.(M. Hasan Su’ud, 2004 :19).
Pendidikan dapat berpengaruh terhadap pendapatan secara individu. Secara mudah dapat di mengerti, peningkatan pendapatan individu akan merupakan peningkatan  pendapatan masyarakat secara keseluruhan. Jalan pintasnya adalah pendidikan akan mempengaruhi pendapatan masyarakat secara keseluruhan. (Ken Suratiyah, 2009 :23).


3. Pengalaman (lamanya berusahatani)
Pengalaman merupakan salah satu cara kepemilikan pengetahuan yang dialami seseorang dalam kurun waktu yang tidak ditentukan. Pengalaman dapat mengembangkan kompetensi seseorang (Suparno, 2001:19).
Menurut Padmowihardjo (1994 : 18), pengalaman merupakan pendidikan yang diperoleh seseorang dalam rutinitas kehidupan sehari-hari, seperti peristawa-peristiwa atau kenyataan yang dialami.
Pengalaman menunjukkan bahwa perbedaan-perbedaan dalam hal nilai yang dianut, sikap dan norma-norma mengenai prilaku yang baik atau buruk pasti berpengaruh terhadap cara bertindak seseorang. Keterbatasan pengalaman akan menutup cakrawala gagasan pada memori pikirannya. Semakin tinggi pengalaman ia akan berhati-hati serta menghitung kemungkinan resiko yang dihadapi (Hermanto.F, 1996 :45).

Pengalaman berusahatani pada umumnya dapat meningkatkan keterampilan dan menambah pengetahuan petani, khususnya dalam bidang rumput laut. Petani yang memiliki banyak pengalaman biasanya sangat berhati-hati dalam mengadopsi suatu inovasi baru di bandingkan dengan petani yang masih memiliki sedikit pengalaman (Hermanto. F, 1996 : 46)

4. Jumlah tanggungan
Tanggungan keluarga adalah orang yang tinggal dalam satu keluarga dan secara langsung menjadi tanggungan kepala keluarga, ataupun yang berada di luar rumah akan tetapi kehidupannya masih merupakan tanggungan kepala keluarga (Padmowihardjo,S. 1994).


Jumlah tanggungan keluarga yang berada pada usia produktif  merupakan salah satu sumberdaya manusia yang penting dalam kegiatan usahatani. Sedangkan anggota keluarga yang tidak produktif  merupakan beban keluarga yang menyebabkan kurangnya pendapatan (Damsar, 2007).

5. Kepemilikan Lahan
Hubungan tanah dan manusia dapan dibedakan dalam tiga tingkat dari yang terkuat sampai yang terlemah yaitu hak milik, hak sewa dan hak bagi hasil (sakap). Perbedaan hubungan tersebut akan berpengaruh pada kesediaan petani dalam meningkatkan produksi, memperbaiki kesuburan tanah, dan intensifikasi.
1. Hak milik merupakan lahan yang dimiliki keluarga, pemanfaatannya di lakukan secara bergilir di antara anggota keluarga yang memiliki hak waris.
2. Hak sewa adalah lahan yang di sewakan kepsda orang lain dengan persetujuan pemiliknya.
3. Hak bagi hasil (sakap) yaitu pengalihan hak garap dari pemilik lahan kepada orang lain (Ken Suratiyah,2009).
a.          Luas lahan
Lahan merupakan faktor alam yang sangat menentukan usahatani, semakin luas lahan yang diusahakan pada usahatani maka semakin tinngi produksi dan pendapatan per satuan luasnya. Pada tanah yang ringan untuk diolah, tenaga kerja dapat dimanfaatkan secara lebih baik. Sebaliknya, pada tanah yang berat,penggarapanya dapat dilakukan lebih berat pula. (Hermanto, 1993:15).
Tanah merupakan faktor  produksi yang penting karena tanah merupakan tempat tumbuhnya tanaman, ternak, usahatani keseluruhannya. Tentu saja, faktor tanah tidak terlepas dari pengaruh alam sekitarnya,yaitu sinar matahari,curah hujan dan angin.
Lahan pertanian dapat di bedakan dengan tanah pertanian. Lahan pertanian banyak diartikan sebagai tanah yang disiapkan untuk di usahakan dalam usahatani, minsalnya sawah, tegal dan pekarangan. Sedangkan tanah pertanian adalah tanah yang belum tentu diusahakan dengan usaha pertanian. Dengan demikian, luas tanah pertanian selalu lebih luas dari pada lahan pertanian (Ken Suratiyah,2009 : 16).

Luas lahan merupakan luas lahan yang diusahakan sebagai media pertumbuhan tanaman. Di pandang dari sudut efisiensi, semakin tinggi produksi  dan pendapatan persatuan luasnya. Pengukuran luas lahan usahatani dapat diukur berdasarkan hal-hal sebagaai berikut :
a. luas total lahan adalah jumlah seluuh tanaman yang ada dalam usahatani termaksut sawah, tegal, pekarangan, jalur saluran, dan sebagainya.
b. luas lahan pertanaman adalah jumlah seluruh tanah yang dapat ditanami/diusahakan.
c. luas tanaman adalah jumlah luas tanaman yang ada pada suatu saat (Ken Suratiyah, 2009)






2.3 Budidaya Padi
Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropics. Sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah di mulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah di temukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah, Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam (Anonymous,2000).

Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.


Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut:
Divisi           : Spermatophyta
Sub divisi    ; Angiospermae
Kelas           : Monotyledonae
Keluarga     : Gramineae (Poaceae)
Genus          : Oryza                                    
Spesies        : Oryza spp.
Padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua Oryza fatua Koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainya yaitu Oryza stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari Afrika barat. Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza sativa f spontania.



Tanaman padi dapat digolongkan menjadi beberapa golongan (AAK , 1999) yaitu :
1.   Menurut safat-sifat morfologi dan fisiologisnya, padi dibedakan:
a.    Di Indonesia
Ø  Padi cereh (cerai, kretek dan cempo)
Ø  Padi bulu
b.   Di luar negeri
Ø Padi sinica
Ø Padi indica
Ø Padi brenvendica
2.   Menurut keadaan berasnya dibedakan:
a)   Padi biasa
b)      Padi ketan
3.      Menurut cara dan tempat bertanam dibedakan:
a)   Padi sawah
b)   Padi gogo
c)   Padi gogorancah
d)  Padi pasang surut
e)   Padi lebak
f)    Padi apung

4.      Menurut umur tanaman padi:
a)   Padi genjah
b)   Padi tengahan
c)   Padi dalam

2.4  Analisis Chi-Square
Chi Square adalah untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara variebel yang satu dengan variabel nominal lainnya (C = Coefisien of contingency).
v  Karakteristik Chi-Square:
·      Nilai Chi-Square selalu positip
·      Terdapat beberapa keluarga distribusi Chi-Square, yaitu distribusi Chi-Square dengan DK=1, 2, 3, dst.
·      Bentuk distribusi Chi-Square adalah menjulur positip (http;andiwijayanto.blog.undip.ac.id).
Uji Chi-square digunakan untuk data diskrit. Uji ini merupakan uji indepedensi, yaitu menguji apakah suatu variabel berhubungan atau tidak dengan variabel lain. Uji che-square bukan merupakan ukuran derajat hubungan. Uji ini hanya digunakan untuk menduga bahwa barangkali beberapa faktor, di samping faktor chance (sampling error) menyebabkan adanya hubungan.
Uji ini dilakukan dengan melihat perbedaan antara jumlah pengamatan suatu obyek atau respon tertentu pada setiap klasifikasinya terhadap nilai harapannya (expected value).


 
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian
Wilayah Kecamatan Silih Nara berada di Kabupaten Aceh Tengah terdiri dari 33 kampung,dan berada pada ketinggian 967-1.000 meter di atas permukaan laut.
Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah memiliki batas-batas Wilayah sebagai berikut:
Ø  Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kute Panang.
Ø  Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Bies,Bebesen dan Pegasing.
Ø  Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Rusip Antara dan Ketol.
Ø  Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Celala.

4.2  Keadaan Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor alam yang langsung dapat mempengaruhi kehidupan tumbuh-tumbuhan, baik secara biologis maupun fisik. Iklim merupakan hal yang sangat penting, hal yang mempengaruhi  tanaman antara lain curah hujan wilayah Kecamatan Silih Nara memperhatikan keadaan yang bervariasi pada setiap bulannya, curah hujan berkisar diatas 2000-2500mm per tahun.
Musim hujan berlangsung antara bulan september sampai desember terutama disebabkan karena adanya  pergantian angin musom, oleh karena itu musim kemarau  selama bulan  Januari sampai Agustus ,musim hujan bulan Maret dan Mei tidak begitu terasa,angka rata-rata menunjukkan  menunjukkan 6 bulan hujan dari bulan september sampai Desember berkisar antara 175-225 mm per tahun dan selama bulan pebruari menurun menjadi 125-175 mm per bulan.

4.3 Tanah Dan Topografi
Tanah adalah faktor produksi yang sangat menentukan tinggi rendahnya produktifitas  di bidang pertanian. Jenis-jenis tanah dipengaruhi oleh iklim, bahan induk dan topografi yang nantinya akan mempengaruhi terjadinya proses-proses didalam tanah yang meliputi proses kimia, fisika, dan biologis.
Tanah diwilayah ini pada umumnya banyak mengandung bahan  organik,memiliki kapasitas air tinggi, kesuburan tanah masih alami dan porositas yang tinggi. Berdasarkan sifat-sifat tersebut sangat memungkinkan untuk pembudidayaan tanaman padi.
Topografi wilayah kecamatan silih nara terdiri dari datar, perbukitan dan pegunungan. Masing-masing wilayah digunakan sesuai dengan kemiringannya. Wilayah datar merupakan areal persawahan, wilayah bergelombang berupa padang rumput, ladang rakyat, hutan dan alang-alang. Kecamatan Silih Nara berada pada ketinggian 967-1.000 m dari permukaan laut (dpl).





4.4  Penduduk Dan Mata Pencarian
Kecamatan  Silih Nara memiliki jumlah penduduk sebesar  2.071 jiwa atau 564 KK. Untuk  lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini :
Tabel 5. Keadaan jumlah  penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah, Tahun 2013.

No       uraian                  jumlah jiwa                 persentase (%)

1.         laki-laki                  10.589                               50.38
2.         perempuan             10.427                               50.61
Jumlah                                21.016                               100.00
Sumber : Data Skunder Aceh Tengah Dalam Angka,Tahun 2013.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa penduduk di daerah penlitian berdasarkan jenisnya yang berada di Kecamatan Silih Nara kabupaten Aceh Tengah, yaitu terdiri dari laki-laki dan perempuan dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 10.589 jiwa sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 10.427 jiwa atau setara dengan 50.61%.
Mata pencarian penduduk umumnya di bidang pertanian di samping sebahagian kecil bekerja dibidang lainnya. Berikut dapat dilihat pada tabel 5, sebagai berikut :






Tabel 6. Mata pencarian penduduk di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah.

No
Mata pencarian
Jumlah jiwa (orang)
Persentase (%)
1.
Petani
8.599
89.14
2.
Pedagang
637
6.60
3.
Bangunan
247
2.56
4.
Angkutan
44
0.45
5.
PNS
79
0.81
6.
TNI/POLRI
40
0.41
Jumlah
9.646
100.00
Sumber : Aceh Tengah Dalam Angka, Tahun 2013.

Berdasarkan tabel di atas bahwa mata pencarian yang berasal dari pertanian sebanyak 8.599 jiwa atau setara dengan 89.14%, sedangkan mata pencarian dari pedagang sebanyak 637 jiwa setara dengan 6.60%, mata pencarian bangunan sebanyak 247 jiwa atau setara dengan 2.56%, mata pencarian angkutan sebanyak 44 jiwa atau setara dengan 0.45%, sedangkan untuk PNS sebanyak 79 jiwa atau setara dengan 0.81%,  dan POLRI sebanyak 40 jiwa atau setara dengan 0.41%.

4.5  Karakteristik Petani Sampel
Untuk mendapatkan gambaran mengenai keadaan responden yang diteliti, maka perlu dikemukakan karakteristik petani sampel yang meliputi tingkat usia, pendidikan, jumlah tanggungan, pengalaman, dan luas lahan.


4.5.1 Tingkat Usia
Tingkat usia merupakan perbandingan umur seseorang khususnya pengelola usahatani tersebut,perbandingan usia petani sangat berpengaruh pada luas lahan garapannya, semakin tua umur atau usia petani maka semakin sedikit pula luas lahan yang mampu di garapnya.untuk mengetahui usia petani sampel dapat dilihat pada table di bawah ini:
Tabel 7. Rata-Rata Tingkat Usia Petani Padi di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah.

No
Tingkat usia
Jumlah sampel
Persentase (%)
1.
30-41 tahun
12
18.7
2.
45-59 tahun
28
47.4
3.
60-74 tahun
20
33.9

Jumlah
60
100
Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2013.

Berdasarkan data pada tabel diatas dapat di lihat bahwa jumlah sampel usia 30-41 tahun sebanyak 12 sampel, jumlah usia 45-59 tahun sebanyak 28 sampel, dan jumlah sampel usia 60-74 tahun sebanyak 20 sampel, Sampel yang paling banyak yaitu berusia 45-59 tahun yaitu berjumlah 28 sampel.

4.5.2  Hubungan Usia Terhadap Produksi Padi
Tingkat usia merupakan perbandingan umur seseorang khususnya pengelola uasatani tersebut, untuk mengetahui hubungan tingkat usia terhadap produksi padi di lihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Hubungan antara usia dengan produksi padi di Kecamatan Silih Nara, Tahun 2013.

No
Stratum produksi
30-44 thn (%)
45-59thn (%)
60-74thn(%)
Jumlah
1.
840-1759
(27,8 %)
(44.4%)
(27.8%)
100 %
2.
1760-2679
(54.5%)
(36.4%)
 (9.1%)
100 %
3.
2680-3600
(25 %)
(45 %)
 (30 %)
100 %
Jumlah
107.3
125.8
66.9
100 %
Sumber : Analisis Data Primer

Dari Tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa tingkat produksi paling tinggi (2680-3600) yaitu pada usia 45-59 tahun, sedangkan produksi sedang yaitu pada usia 30-44 tahun, dan produksi paling rendah yaitu pada usia 45-59 tahun juga.

4.5.3  Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan sampel yang dimaksud dalam penelitian ini diukur berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti. Katagori tingkat pendidikan dibagi atas  tiga yaitu SD, SMP, SMA. Selengkapnya data tentang tingkat pendidikan petani sampel di sajikan pada Tabel 9, sebagai berikut :
Tabel 9. Rata-rata tingkat pendidikan petani padi di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah.

No
Tingkat pendidikan
Jumlah sampel
Persentase (%)
1.
SD
37
62.7
2.
SMP
15
23.7
3.
SMA
8
13.5
Jumlah
60
100
Sumber : Data Primer Diolah, 2013.
Berdasarkan data pada tabel diatas di lihat bahwa rata-rata responden hanya berpendidikan di tingkat sekolah dasar (SD) yaitu sebanyak 37 orang, tingkat pendidikan SMP sebanyak 15 orang, dan tingkat SMA sebanyak 8 orang. Dapat kita simpulkan  bahwa petani sampel lebih banyak berpendidikan di tingkat sekolah dasar (SD).

4.5.4  Hubungan Pendidikan Terhadap Produksi
Tingkat pendidikan yang di miliki petani akan menunjukkan tingkat intelegensi yang berhubungan dengan daya fikir seseorang. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan terhadap produksi padi di lihat pada Tabel 13.
Tabel 10. Hubungan antara pendidikan terhadap produksi padi di Kecamatan Silih Nara, Tahun 2013.

No
Stratum produksi
SD (%)
SMP (%)
SMA (%)
Jumlah
1.
840-1759 Kg
83.3 %
11.1 %
5.6 %
100 %
2.
1760-2679 Kg
63.6 %
27.3 %
9.1 %
100 %
3.          2680-3600Kg
55 %
20 %
25 %
100 %
Jumlah
201.9 %
58.4 %
39.7 %
100 %
Sumber : Analisis Data Primer
Dari tabel 10 di atas  dapat kita lihat bahwa produksi paling tinggi yaitu pada petani yang berpendidikan SD, produksi sedang juga pada pendidikan SD, dengan produksi paling rendah juga berpendidikan di tingkat SD.


4.5.5  Jumlah Tanggungan
Tanggungan keluarga yang dimaksud di sini adalah semua orang yang tinggal dalam satu rumah ataupun yang berada diluar dan menjadi tanggungan kepala keluarga, yang meliputi istri, anak dan anggota keluaraga lain yang ikut menumpang. Klasifikasi sampel berdasarkan jumlah tanggungan keluarganya dapat dilihat pada Tabel 11, sebagai berikut:
Tabel 11. Rata-rata jumlah tanggungan petani padi di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah.

No
Jumlah tanggungan
Jumlah sampel
Persentase (%)
1.
1- 2 orang
15
25.4
2.
3- 4 orang
25
40.7
3.
5 ≥ orang
20
33.9
Jumlah
60
100
Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2013.


Berdasarkan tabel di atas bahwa rata-rata jumlah tanggungan petani padi di daerah penelitian yang mempunyai jumlah tanggungan 1 – 2 orang sebanyak 15 orang, jumlah tanggungan 3 – 4  orang sebanyak 25 orang, jumlah tanggungan di atas 5 orang sebanyak 20 orang,
Dengan banyaknya jumlah tanggungan keluarga dapat memacu petani untuk  meningkatkan produktivitas dan hasil usahatani  dilahan yang mereka garap karena banyaknya jumlah anggota keluarga yang harus mereka biayai.
Selain itu anggota keluarga ini juga bisa dimanfaatkan sebagai tenaga kerja dalam kegiatan pengelolaan lahan sehingga bisa mendapatkan hasil yang lebih banyak.
4.5.6.  Hubungan Antara Jumlah Tanggungan Terhadap Produksi
Jumlah tanggungan yang di miliki petani akan menunjukkan tingkat keberhasilan petani tersebut, Untuk mengetahui hubungan jumlah tanggungan terhadap peoduksi padi di lihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hubungan antara jumlah tanggungan terhadap produksi padi di Kecamatan Silih Nara Tahun 2013.

No
Stratum produksi
1-2 jiwa
3-4 jiwa
Diatas 5
Jumlah
1.
840-1759 Kg
55.6 %
38.9 %
5.6 %
100 %
2.
1760-2679 Kg
13.6 %
54.5 %
31.8 %
100%
3.
2680-3600 Kg
5 %
65 %
30 %
100%
Jumlah
74.2 %
158.4 %
67.4 %
100%
Sumber : Analisis Data Primer.
Dari Tabel 12 di atas dapat kita lihat bahwa pada produksi paling tinggi yaitu pada jumlah tanggungan 3-4 jiwa, dan pada produksi sedang yaitu pada jumlah tanggungan 3-4 jiwa, dan pada produksi yang terendah yaitu pada jumlah tanggungan 1-2 jiwa.

4.5.7  Pengalaman Berusahatani
Pengalaman bertani akan mempengaruhi tingkat keterampilan petani dalam mengelola usahataninya, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah ini:


Tabel 13. Rata-rata lama berusahatani petani padi di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah.

No
Lama berusahatani (tahun)
Jumlah sampel (orang)
Persentase (%)
1.
5 -12
16
25.4
2.
13 -20
28
47.4
3.
21 -28
16
27.2
Jumlah
60
100
Sumber : Data Primer Di Olah 2013.


Berdasarkan pengamatan dari 60 sampel diketahui bahwa lamanya petani berusahatani antara 5 -12 tahun sebanyak 16 orang, pengalaman petani antara 13 -20 tahun sebanyak 28 orang, pengalaman petani 21 -28 tahun sebanyak 16 orang.

4.5.8  Hubungan Antara Lama Berusahatani Terhadap Produksi
Lama berusahatani yang di miliki petani akan menunjukkan tingkat pengalaman petani tersebut, Untuk mengetahui hubungan lama berusahatani terhadap peoduksi padi di lihat pada Tabel 15.
Tabel 14. Hubungan produksi padi terhadap pengalaman/lama berusahatani di Kecamatan Silih Nara, Tahun 2013.

No
Stratum produksi
5-12 tahun
13-20 tahun
21-28 tahun
Jumlah
1.
840-1759 Kg
50 %
44.4 %
5.6 %
100 %
2.
1760-2679 Kg
31.8 %
59.1 %
9.1 %
100 %
3.
2680-3600 Kg
30 %
60 %
10 %
100 %
Jumlah
111.8 %
163.5 %
24.7 %
100 %
Sumber : Analisis Data Primer.
Dari tabel 14 di atas dapat kita lihat bahwa pada produksi paling tinggi yaitu pada pengalaman 13-20 tahun, produksi yang sedang juga yaitu pada pengalaman 13-20 tahun, dan produksi yang terendah yaitu pada pengalaman 5-12 tahun.

4.5.9 Luas Lahan
Luas lahan di Kecamatan Silih Nara pada masing-masing petani berbeda-beda. Petani padi di kecamatan Silih Nara menghitung luas lahan tergantung pada  banyaknya jumlah kaleng bibit yang di gunakan, berikut dapat kita lihat luas lahan petani tersebut pada Tabel  15 di bawah ini :
Tabel 15. Rata-rata luas lahan yang digunakan petani padi di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah.

No
Luas lahan (Ha)
Jumlah sampel
Persentase (%)
1.
0.17 -0.34
18
30.5
2.
0.50 – 0.68
25
42.4
3.
0.85 -1
17
27.1

Jumlah
60
100
Sumber Data Primer Diolah Tahun 2013.
dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa petani lebih banyak memiliki luas lahan 0.50-0.68 Ha atau 3 kaleng bibit sampai 4 kaleng bibit yaitu sebanyak 25 orang, sedangkan 0.17-0.34 Ha atau 1 kaleng sampai 2 kaleng bibit yaitu sebanyak 18 orang, 0.85- 1 Ha atau 5 kaleng sampai 6 kaleng bibit yaitu sebanyak 17 oarang.


4.5.10  Hubungan Antara Luas Lahan Terhadap Produksi
Luas lahan yang di miliki petani akan menunjukkan tingkat produksi petani tersebut, Untuk mengetahui hubungan lama berusahatani terhadap peoduksi padi di lihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Hubungan produksi terhadap luas lahan di Kecamatan Silih Nara Tahun 2013.

No
Stratum produksi (Kg)
0.17-0.34 (Ha/%)
0.50-0.68 (Ha/%)
0.85-1 (Ha/%)
Jumlah
1.
840-1759 Kg
77.8 %
22.2 %
0 %
100 %
2.
1760-2679 Kg
0 %
95.5 %
4.5 %
100 %
3.
2680-3600 Kg
5 %
40 %
55 %
100 %
Jumlah
82.8 %
157.7 %
59.5 %
100 %
Sumber : Analis Data Primer
Dari tabel 16 di atas dapat kita lihat bahwa produksi yang paling tinggi yaitu pada luas lahan 0.85-1 Ha, produksi yang sedang yaitu pada luas lahan 0.50-0.68 Ha, sedangkan pada produksi terendah yaitu pada luas lahan 0.17-0.34 Ha.

4.6 Analisis hubungan karakteristik petani terhadap produksi padi di Kecamatan Silih Nara.

Analisis hubungan karakteristik petani padi sawah terhadap produksi yang mencakup usia, pendidikan, jumlah tanggungan, pengalaman, dan luas lahan.yaitu di analisis menggnuakan SPSS dan hasil analisis dapat di lihat pada Tabel 17 berikut ini :


Tabel 17. Hasil analisis menggunakan SPSS antara karakteristik petani padi sawah terhadap produksi.

No
Uraian
Asymp sig (2-sided)
1.
Usia
0.211
2.
Pendidikan
0.228
3.
Jumlah tanggungan
0.002
4.
Lama berusahatani
0.731
5.
Luas lahan
0.000
Sumber : Analisis Data Primer
1. Usia
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa hasil analisis dengan menggunakan chi-square. Nilai chi-square sebesar 5.84. dengan nilai signifikan 0.211. nilai signifikan lebih besar dari  nilai  α 0.05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 di terima dan H1 di tolak, aratinya tidak ada hubungan antara usia dengan produksi padi.
Jadi menurut hasil penelitian tingkat usia tidak menjadi acuan bagi petani yang berusahatani padi, karena di Kecamatan Silih Nara petani yang berusahatani padi rata-rata memiliki usia yang cukup tua, hal tersebut tidak sama dengan teori (Ken suratiyah) bahwa semakin tinggi usia petani tersebut maka semakin sedikit pula lahan yang mampu di garapnya.
Di Kecamatan Silih Nara petani yang menanam padi merupakan usahatani keluarga yang mana orang tua (bapak) sebagai pemilik lahan usahatani tersebut, tetapi yang mengolah atau yang melakukan usahataninya yaitu para anggota keluarga, hal itu yang menyebabkan tidak adanya hubungan antara usia terhadap produksi padi di Kecamatan Silih Nara.

2. Pendidikan
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa hasil analisis dengan menggunakan chi-square. Nilai chi-square sebesar 5.63. dengan nilai signifikan 0.228. Nilai signifikan lebih besar dari  nilai  α 0.05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 di terima dan H1 di tolak, artinya tidak ada hubungan antara pendidikan  dengan produksi padi.
Jadi menurut hasil penelitian tingkat  pendidikan  tidak menjadi acuan penting bagi petani yang berusahatani padi, menurut teori (Ken Suratiyah) menyatakan bahwa pendidikan akan mempengaruhi produksi dan pendapatan.
Sedangkan dilokasi penelitian tingakat pendidikan itu tidak menjadi patokan penting dalam berusahatani padi, artinya petani tidak harus memiliki pendidikan yang khusus untuk melakukan usahatani padi, akan tetapi petani cukup melihat dari petani-petani lain dan mereka langsung bisa meniru cara bagaimana berusahatani padi sawah.

3. Jumlah Tanggungan
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa hasil analisis dengan menggunakan chi-square. Nilai chi-square sebesar 16.49. dengan nilai signifikan 0.002. Nilai signifikan lebih kecil dari  nilai  α 0.05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 di tolak dan H1 di terima, aratinya ada hubungan antara jumlah tanggungan dengan produksi padi.
Jadi menurut hasil penelitian terdapat hubungan antara jumlah tanggungan terhadap produksi padi, dalam teori (Damsar:2007) menyatakan jumlah tanggungan yang berada pada usia produktip merupakan salah satu sumberdaya manusia yang penting dalam kegiatan usahatani. jelas karena semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka tidak banyak menyerap tenaga kerja dari luar keluarga, sehingga tidak banyak  mengeluarkan biaya dalan pengolahan lahan, dan ada juga tenaga kerja yang memang harus dari dalam keluarga minsal seperti mengatur air sawah dan menjaga hama lainnya.

4. Lama Berusahatani
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa hasil analisis dengan menggunakan chi-square. Nilai chi-square sebesar 2.02. dengan nilai signifikan 0.731. Nilai signifikan lebih besar dari  nilai  α 0.05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 di terima dan H1 di tolak, aratinya tidak ada hubungan antara lama berusahatani dengan produksi padi.
Dalam teori (Hermanto :1996) menyatakan petani yang memiliki banyak pengalaman biasanya sangat berhati-hati dalam mengadopsi suatu inovasi baru di bandingkan dengan petani yang masih memiliki sedikit pengalaman.
Tetapi dilokasi penelitian pengalaman petani hanya melihat dari tetangga yang berusahatani padi lainnya, artinya di Kecamatan Silih Nara petani tersebut melakukan arisan kerja dengan masyarakat setempat atau dengan petani-petani yang lain yaitu minsalnya dalam pengolahan lahan, menanam, memungut hasil dan lain sebagainya. Sehingga petani tersebut banyak mengambil pengalaman dari sistem arisan kerja tersebut dan tidak harus memiliki pengalaman yang khusus dalam melakukan usahatani padi sawah.  

5. Luas Lahan
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa hasil analisis dengan menggunakan chi-square. Nilai chi-square sebesar 58.1. dengan nilai signifikan 0.000 Nilai signifikan lebih kecil dari  nilai  α 0.05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 di tolak dan H1 di terima, artinya ada hubungan antara luas lahan dengan produksi padi.
Jadi jelas bahwa terdapat hubungan antara luas lahan terhadap produksi, karena semakin luas lahan yang di gunakan maka semakin tinggi produksi yang di hasilkan.dalam teori (Hermanto, 1993) juga menyatakan bahwa semakin luas lahan yang diusahakan pada usahatani maka semakin tinggi produksi dan pendapatan per satuan luasnya,







BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada lima variabel tetapi hanya dua variabel yang mempunyai hubungan terhadap produksi padi di Kecamatan Silih Nara, yaitu sebagai berikut :
1. Luas lahan dan jumlah tanggungan yang memiliki hubungan terhadap produksi padi di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah.
  2. Usia, pendidikan, dan lama berusahatani tidak berhubungan terhadap produksi padi sawah di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat penulis berikan berdasarkan kesimpulan kesimpulan di atas yaitu dalam kegiatan usahatani padi, sebaiknya para petani :
1. Diharapkan kepada petani yang berusahatani padi di Kecamatan Silih Nara agar lebih menimgkatkan luas lahan dan lebih menggunakan tenaga kerja dalam keluarga agar produksi dan pendapatan lebih meningkat.
2. Diharapkan kepada pemerintah daerah khususnya kepada penyuluhan untuk memberi arahan serta bimbingan kepada petani sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman berusahatani.




DAFTAR PUSTAKA

Aak. (1990). Budi Daya Tanaman Padi. Kanisius. Yogyakarta.
Damsar. (2007). Sosiologi Ekonomi. Rajawali Pers. Jakarta.
Slamet, M. (2003). Membentuk Pola Prilaku Pembangunan. IPB Pres. Bogor.
Rakhmad, J. 2001. Psiologi Komunikasi Remaja Rosda Karya. Bandung.
Soekartawi. 2003. Teori ekonomi produksi. Raja Drafindo Persada, Jakarta.
Saefudin 1983, Ilmu Usahatani. Penebar swadaya. Jakarta.
Mubyarto. 1987. Pengantar ilmu pertanian. LP3S. Jakarta.
Riduan dan Akdon. 2009. Rumus Dan Data Dalam Aplikasi Statistik, Alpabeta. Jakarta.

Su’ud  Hasan M.2004. Pengenalan Pembangunan Pertanian Dan Keterkaitan Kdt. Unsyiah banda aceh.

Nugroho, Darmawan, 1992. Tanaman pangan bumi. Angkasa Pratama. Jakarta.
Hermanto. F. (1993). Ilmu usahatani. Penebar swadaya. Jakarta.
Soeparno, S (2002). Sosiologi : Suatu Pengantar . Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Suratiyah, K. (2009). Membangun Kompetensi Belajar. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi : Departemen Pendidikan Nasional.

Padmowihardjo, S. (1994). Psikologi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka. Jakarta.

Supranto, J. (2005). Ekonometri. Ghalia Indonesia, Bogor.

Gujarati, Damodar. (1993). Ekonomitrika Dasar. Erlangga. Jakarta.

Su’ud, Hasan, M. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Agribisnis. Medan.

Vembrianto.  1981.  Pendidikan Sosial.  Yayasan Pendidikan Pancasila.  Yogyakarta.

Rahim, Abdul Dan Hastuti, Diah Retno Dwi. (2008). Ekonomika Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta .

Winardi. (1984). Pengantar Teori Ekonomi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Firdaus, Muhammad.2009. Manajemen Agribisnis. Jakarta. Bumi Aksara.

Barmin.2007. Budidaya Tanaman Padi. Cv Ricardo. Jakarta Selatan.
Sukirno, Sadono. 1997. Pengantar Teori Ekonomi Makro. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.







Comments

Popular posts from this blog

pemanenan hijauan pakan ternak

Lirik Lagu Nasrul Arifin (UWES)

ANALISA BREAK EVEN POINT (BEP) USAHATANI KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI KECAMATAN BUKIT KABUPATEN BENER MERIAH