Analisa Pendapatan Usahatani Ternak Kambing Di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah



 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan dan R/C Ratio  peternak kambing di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh TengahMetode penelitian  yang di gunakan dalam pengambilan data petani yang menjadi sampel  menggunakan metode sampling serta wawancara  langsung dengan menggunakan Quisioner, data yang di kumpulkan  terdiri dari data primer dan data sekunder. jumlah populasi dalam penelitian adalah seluruh peternak kambing  yang berada di kampong paya dedep, paya tunggel, dan jagong di kecamatan jagong jeget kabupaten aceh tengah.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini di lakukan  dengan metode sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi di gunakan sebagi sampel. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,dimana semua anggota populasi di jadikan sampel. Sehingga di peroleh sampel sebanyak 38 peternak kambing.
Dari  hasil penelitian yang berlangsung di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah jumlah produksi rata – rata 10,8 ekor/tahun, dengan biaya produksi yang di keluarkan  rata-rata Rp 8993063.6 /tahun dengan pendapatan rata-rata mencapai Rp5279304.7 /tahuan  dan dari hasil perhitungan  di peroleh R/C Ratio rata-rata sebesar 1,6 artinya R/C Ratio >1 hal ini menunjukan usahatani ternak kambing pada umumnya sudah menguntungkan dan  layak di usahakan.


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................  i                                                                                                                         DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
DARFATR TABEL  .........................................................................................  v        
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................  vi                                                                                                                                                                                                                                                  
BAB I    PENDAHULUAN............................................................................... 1 
1.1    Latar belakang masalah.......................................................... 1
1.2    Identifikasi masalah.................................................................. 5
1.3    Tujuan penelitian...................................................................... 5
1.4    Kegunaan penelitian............................................................... 6
1.5    hipotesis..................................................................................... 6
BAB II   TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 7
2.1   Kambing..................................................................................... 7
2.2   Budidaya kambing................................................................... 10
2.3   Konsep usahatani.................................................................... 15
2.4   Biaya produksi.......................................................................... 17
2.5   Pendapatan koto / penerimaan.............................................. 19
2.6   Nilai Produksi............................................................................ 20
2.7   pendapatan  .............................................................................  21
2.8   R/C ratio..................................................................................... 22
BAB III  metode penelitian ............................................................................  25
3.1   Tempat dan waktu penelitian................................................. 25
3.2   Ruang lingkup penelitian....................................................... 25
3.3   Metode pengumpulan data ....................................................  25
3.4   Teknik pengumpulan data...................................................... 27
3.5   Metode analisis data................................................................ 28
3.6  Batasan oprasional.................................................................. 31

BAB IV  hasil penelitian dan pembahasan ..............................................  33
4.1  Gambaran umum daerah penelitian..................................... 33
4.2  Keadaan tanah  topografi dan iklim...................................... 34
4.3  Jumlah Penduduk dan mata pencaharian.......................... 35
4.4  Karakteristik petani sampel..................................................... 37
4.5  Biaya saran produksi............................................................... 39
4.6  Penggunaan tenaga kerja...................................................... 39
4.7  Peralatan  ..................................................................................  41
4.8  Biaya produksi .........................................................................  42
4.9  Produksi dan nilai produksi.................................................... 43
4.10Pendapatan............................................................................... 44
4.11Nilai R/C ratio ...........................................................................  45


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...............................................................................  47
5.2 Saran........................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 48

Lampiran ..........................................................................................................  50
 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang Masalah
Ternak kambing  di Indonesia  lebih banyak di usahakan oleh para petani di daerah  pedesaan kambing yang di ternakanpun biasanya sedikit jumlahnya sekitar 3-5 ekor per keluarga kambing tersebut di pelihara secara tradisional dan merupakan  bagian dari usahatani sehingga  tingkat pendapatan yang di peroleh juga relatif kecil sebagian besar petani memelihara kambing  dengan sistem pemeliharaan dan perkandangan yang sederhana.
 penyediaan pakanpun terbatas dan hanya mengandalkan alam sekitar serta tanpa ada pemilihan bibit secara terarah semua ini merupakan ciri –ciri sisitem pemeliharaan tradisional menurut hasil penelitian pemeliharaan yang sederhana hanya dapat memberikan pertambahan berat badan rata – rata 20-30 gram/hari namun dengan pemeliharaan kambing itensif dapat memberikan  pertambahan berat badan  rata-rata 50-150 gram/hari.
  Hal  itu membuktikan bahwa sistem pemeliharaan berpengaruh besar terhadap produktifitas usaha pengembangan usaha ternak.di Negara-negara maju  seperti Australia dan eropa ternak kambing memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi  karena kambing menghasilkan wol dan daging  sementara itu di Indonesia kambing lebih banyak di ternakan sebagai  penghasil daging semata.
Ternak kususnya kambing  merupakan salah satu sumber daya penghasil bahan makanan  berupa daging  yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan penting artinya di dalam kehidupan  masyarakat, ternak kambing biasa menghasilkan berbagai macam kebutuhan  terutama sebagai bahan makanan berupa daging, disamping  hasil ikutan lainya seperti pupuk kandang, kompos, kulit, dan lain sebagainya.
            Kabupaten Aceh Tengah di Propinsi Aceh merupakan salah satu Kabupaten  yang menjadi  sentra produksi  ternak kambing, Aceh Tengah memiliki beberapa daerah yang berpotensi dengan adanya ternak kambing  walaupun jumlah populasinya masih sedikit. Contohnya Seperti di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah akan tetapi sudah mulai berkembang dengan adanya peningkatan  jumlah ternak per tahunya.
Untuk melihat jumlah peternak perkampung di Kecamatan Jagong Jeget  Kabupaten Aceh Tengah  pada tahun 2012 dapat di lihat p[ada tabel di bawah ini :



Table 1. jumlah peternak menurut kampong di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah
No
kampung
Jumlah peternak
Keterangan
1
Jagong
8

2
Bukit kemuning
13

3
Jeget ayu
11

4
Paya tunggel
13

5
Bukit sari
9

6
Paya dedep
17

7
Gegarang
10

8
Telege sari
0

9
Berawang dewal
0

10
Merah sait
0


Jumlah
81

 Sumber :kantor camat Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh   Tengah 2012.

            Tabel di atas dapat di lihat jumlah peternak kambing yang ada di kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah, jumlah yang paling banyak peternak kambing  adalah  di kampong paya dedep 17peternak, dengan jumlah sedang kampong paya tunggel 13 petyernak, dan jumlah paling sedikit adalah kampong jagong dengan 8 peternak.
Masyarakat di Kecamatan Jagong Jeget sebagian besar penduduknya bekerja di bidang usahatani berkebun kopi sebagian ada yang menanam tanaman hortikultura dan rata–rata penduduk di  Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah memelihara berbagai macam ternak seperti berternak  kambing, sapi, kerbau, kelinci, ayam dan lain sebagainya, sebagai usaha sampingan untuk memanfaatkan kelebihan tenaga kerja keluarga, dan adanya ketersediaan rumput sebagai pakan ternak, dan kotoran ternaknya dapat di manfaatkan untuk pupuk tanaman petani. Adapun jumlah populasi ternak besar maupun ternak kecil   yang ada di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2: Populasi ternak besar dan ternak kecil di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah
No
Jenis Ternak
Populasi

Keterangan
1
Kambing
422

2
Domba
   59

3
Sapi
550

4
Kerbau
   40

5
Kuda
   37


Jumlah


Sumber : Dinas peternakan dan perikanan Kabupaten Aceh Tengah (2012)
Dari tabel di atas dapat kita lihat populasi ternak besar maupun ternak kecil yang ada di kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah pada tabel di atas di sebutkan populasi ternak kambing berjumlah 422 ekor, dan domba 59 ekor,sapi 550 ekor, kerbau 40 ekor, kuda 37 ekor,  dari tabel di atas  dapat kita ketahui bahwa ternak kambing  merupakan ternak jenis kecil yang banyak di minati di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah.
Beberapa faktor yang menyebabkan jumlah produksi daging  masih rendah, antara lain populasi  dan produksi kambing rendah, kususnya daerah Aceh Tengah yang masih mengalami rendahnya tingkat penyebaran populasi ternak kambing  yang di hasilkan ini dapat di sebabkan karena banyak hal seperti terserang penyakit, semakin sulitnya mencari pakan ternak atau di sebabkan semakin menurunya minat petani untuk berternak  kambing.
Sehubungan dengan hal di atas  maka penulis mencoba untuk meneliti pendapatan peternak kambing pada daerah  berdasarkan jumlah kepemilikan ternak kambing. Di Kecamatan Jagong Jeget  Kabupaten Aceh Tengah, seiring dengan peningkatan jumlah populasi ternak kambing  dari tahun ke tahunya yang selalu meningkat maka penulis mencoba  untuk mengetahui  pendapatan seberapa besar keuntungan petani yang di peroleh. Usaha yang di lakukan peternak kambing Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah.
1.2        Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang  masalah di atas dapat di identifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :
1.      Apakah pendapatan  petani peternak kambing di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah memperoleh keuntungan?.
2.      Apakah nilai R/C ratio dalam usaha ternak kambing Di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah sudah di atas 1 ?.
1.3        Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka tujuan penelitian  ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pendapatan dalam usahatani ternak kambing di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah.
2.      Untuk mengetahui berapakah nilai R/C ratio dalam usahatani ternak kambing di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah
1.4        Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagi pemerintah daerah  di harapkan dapat di jadikan pertimbangan untuk mengambil  keputusan  dan untuk menyusun kebijakan-kebijakan yang tepat sasaran.
2.      Bagi para pelaku kegiatan agribisnis dapat menjadi bahan masukan  dan pertimbangan  dalam pengambilan keputusan.
3.      Bagi akademisi, penelitian ini dapat di jadikan referensi atau rujukan untuk penelitian selanjutnya.

1.5         Hipotesis
            Berdasarkan  uraian di atas, maka dapat di rumuskan  hipotesis  sebagai berikut :
1.      Di duga bahwa pendapatan usahatani ternak kambing di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah telah menguntungkan
2.      Di duga bahwa ratio penerimaan dan biaya (R/Cratio) pada tingka t peternak kambing di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah  telah memperoleh nilai lebih besar dari 1 ( telah menguntungkan )


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1          Kambing
            Kambing mulai di budidayakan manusia sejak 10000 tahun yang lalu, di lereng pegunungan  Zagros iran ketika itu  masyarakat setempat  memelihara kambing , domba serta sapi untuk di manfaatkan daging, kulit, wool , dan susunya. Ketika itu yang di sebut “membudidayakan “ adalah sekedar menjaga dan menggiring ternak  ke padang rumput  yang lebih hijau.
Habitat asli kambing adalah peggunungan, dengan lereng  dan tebing yang curam  kambing lebih suka makanan yang berupa dedaunan seperti daun nangka, albisia, lamtoro, singkong batang jagong (tebon) kacang tanah dan rumput – rumputan, di beberapa tempat seperti di daerah Jawa, Sumatra, Sulawesi, NTB, dan NTT kambing, domba sapi dan kerbau  di pelihara dengan cara di liarkan.
Di Indonesia  baik kambing maupun domba, hanya di pelihara  untuk di manfaatkan daging dan kulitnya, bulu domba dan bulu kambing tidak pernah di ambil  untuk di pintal  menjadi bahan pakaian  dan karpet, domba hampir tidak pernah di ambil susunya, tetapi kambing kususnya kambing etawa  sudah terbiasa  di perah susunya  dan nilai ekonomis susu kambing lebih tinggi di banding  dengan susu sapi.
Di dunia Internasional populasi kambing kalah di bandingkan dengan dengan domba  namun daging kambing mempunyai kelebihan  di banding daging sapi, domba, bahkan ayam sebab daging kambing lebih sedikit  mengandung asam lemak  jenuh dan kolesterol, di bandingkan dengan daging  sapi dan daging domba, kecilnya kandungan lemak jenuh dan kolesterol pada daging kambing  bahkan bisa di setarakan dengan daging ayam, nutrisi daging kambing juga lebih baik di banding ayam  karena kandungan mineralnya  lebih tinggi.   
Kambing (capra aegargus hircus ),secara genetic berbeda  dengan domba atau biri-biri (ovis Linnaeus,ovis aries) ciri khas yang paling  mudah di bedakan antara kambing dengan domba  adalah tanduknya, tanduk kambing tumbuh  mengarah ke atas  baru kemudian melengkung ke bawah, sedangkan tanduk domba tumbuh kearah belakang, terus melengkung kebawah  memebentuk lingkaran. kambing jantan berjenggot, domba jantan tidak berjenggot.
            Tapi setelah ternak ini di potong  dan di pasarkan  sebagai daging , masyarakat hanya  mengenal nama kambing, daging kambing dan daging domba  sama–sama di sebut daging kambing konsumen jarang menjumpai daging domba terlebih menyebut sate domba, gulai domba, sup  domba, dan domba guling, padahal populasi domba di Indonesia cukup banyak seperti halnya kambing .
Pada dasarnya kambing ternak  di bagi menjadi 4 macam  kelompok kambing  besar  yaitu penghasil susu, daging dan bulu  serta penghasil daging dan pengasil susu  tipe kambing dwi guna.
  jenis kambing  dalam penelitian ini yaitu  kambing kacang dan peranakan etawa (PE).
a.       Kambing kacang
Kambing kacang banyak di jumpai  di Indonesia dan malaysia  dan tailand bagian selatan. asal mula kambing kacang  tidak di ketahui  secara pasti, Indonesia  dan Malaysia  sama-sama  menyatakan  bahwa kambing  kacang sebagai  kambing lokal  masing-masing. ciri khas kambing kacang  di antaranya tumbuh  tubuhnya berukuran  kecil dan pendek  telinga kecil dan tegak  lehernya pendek .serta badan  begian belakang meninggi ,jantan dan betina  kambing kacang  bertanduk  dengan tinggi  badan 55-65 cm.adapun berat badan dewasa  untuk jantan  sekitar 25kg sedang berat badan betina  20 kg ,
b.      Kambing  peranakan etawa  (pe)
 Kambing peranakan etawa  merupakan hasil persilangan  antara kambing etawa dengan kambing kacang di jaman penjajahan belanda. kambing (pe) telah beradaptasi dengan baik  dengan kondisi tropis  basah Indonesia bentuk badan umunya  berada pada pertengahan  antara etawa  dan kacang. namun  sisitem perkawinan  tidak terkontrol  yang terjadi pada kambing  ini mengakibatkan  besarnya variasi  fenotipe penampakan luar dan geno tipe genetik dari kambing pe ini Beberapa karakter penting lain  dari kambing pe  yaitu bentuk muka  dari agak datar  sampai cembung  dan telinga relatif  panjang 18-30 cm serta manggantung  jantan dan betina  bertanduk agak pendek.
Warana bulu bervariasi dari krem  sampai warana hitam  bulu pada bagian paha belakang  leher ,dan  pundak lebih tebal  dan lebih panjang  dari pada bagian lainya.warana putih dengan belang  cokelat pada bulu cukup  dominan. tinggi  badan kambing  sekitar 70-100 cm adapun berat badan mencapai 40-60 kg untuk jantan dan 30-50 untuk betina.(Ahmad yunus 2012)
2.2        Budidaya   Kambing
Dalam beberapa jenis  usaha tentu harus memiliki acuan serta obsesi pada fakor keuntungan, tentu kita harus menganalisa  serta mempertimbangkan banyak faktor kemungkinan  yang mungkin akan kita temui sebagai tahapan maupun kendala dalam setiap usaha
Dalam melakukan usaha peternakanpun kita harus memiliki perencanaan yang cukup matang untuk memulai usaha di bidang ini. Banyak sekali faktor yang menjadi pertimbangan dalam memiliki peternakan kambing, namun setidaknya  kita mulai dengan beberapa tahapan dari persiapan, pelaksanaan, produksi hingga evaluasi.
Dalam setiap pelaksanaan semua usaha atau anggaplah sebuah projek, tentu kita harus mempersiapkan banyak hal, untuk memulai kegiatan beternak kambing kita harus mempersiapkan lokasi yang akan kita gunakan sebagai tempat untuk berternak kambing, dalam menentukan lokasi kita pun tidak boleh gegabah mengingat kondisi keamanan, cuaca, suhu udara, serta faktor kelembaban juga di butuhkan pengamatan yang cukup serius dalam hal ini.
Faktor lain yang tak kalah penting adalah keberadaan lokasi beternak yang berlokasi di pemukiman sebaiknya di hindari sebab  dalam jumlah ternak yang banyak tentu akan menimbulkan polusi maupun beberapa penyakit. selain faktor lokasi beternak, kita juga harus membekali persiapan pengetahuan yang cukup mengenai seluk beluk beternak kambing.
Tahap - tahap terpenting yang harus di lakukan dalam melakukan usahatani ternak kambing adalah sebagai berikut:
1.       Lokasi kandang
Lokasi kandang hendaknya terlatak dekat dengan sumber pakan hijauan. Salah satu kunci sukses dalam beternak kambing adalah menekan biaya pakan letak yang dekat dengan  sumber pakan hijauan yang sangangat penting bagi pertumbuhan kambing.
Sangat disarankan kandang terletak di tempat yang tidak terlalu ramai sehingga kambing dapat hidup tenang, lokasi kandang sebaiknya tidak jauh dari rumah pemilik atau anak kandang untuk mempermudah pengawasan.
Kandang sebaiknya di dirikan di tanah yang padat , kering dan tidak becek waktu hujan, selalu mendapat sinar matahari dan bersih, kandang di usahakan di bangun di lokasi yang jauh dari pemukiman, hal ini di maksudkan agar kotoran kambing tidak mengganggu warga.
2.      Kandang kambing
Dalam melakukan kegiatan ternak kabing kandang kambing secara umum memiliki fungsi yang sama  dengan rumah  atau merupakan tempat untuk tinggal bagi ternak, kita harus memiliki keseriusan dan ketelitian agar kandang menjadi tempat yang nyaman bagi kambing yang akan tinggal di dalamnya.
Kandang kambing sebaiknya memiliki fungsi sebagai berikut:
Ø  Kandang kambing adalah tempat aktivitas kambing seperti makan,tidur,minum, dan lain sebagainya.
Ø  Kandang kambing sebagai tempat perlindungan dari panas,hujan, dan terpaan angin.
Ø  Kandang kambing sebagi tempat perlindungan dari pemangsa atau hewan pengganggu lainya.
Ø  Kandang kambing sebagai pencegah liarnya kambing atau menghindarkan kambing untuk memakan dan merusak tanaman lainya.
Ø  Kandang kambing sebagai tempat penjagaan dan pengawasan ternak.


3.      Membeli bibit kambing
 pemilihan bibit harus di sesuaikan dengan tujuan dari usaha yang akan kita lakukan, apakah untuk pedaging atau perah (misalnya kambing untuk produksi daging atau produksi susu,dan lain-lain). Secara umum ciri bibit kambing yang baik adalah yang berbadan sehat tidak cacat , bulu bersih mengkilat, daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan .
Hal-hal dasar yang perlu kita cermati antara lain:
Ø  Pola warna
Pola warna kambing biasanya memiliki pola warna yang bermacam-macam  seperti putih, hitam coklat,sedang kebanyakan  warna paduan antara putih,hitam,atau coklat putih.tren pola warna yang paling banyak di gemari  saat ini adalah pola dasar badan putih dengan pola warna  kepala hitam legam.
Ø  Pola telinga dan kepala
Pola telinga yang bagus adalah telinga yang menjulai ke bawah,lemas dan panjang semakin panjang telinga tersebut semakin bagus  kambing tersebut.
Ø  Pola tubuh
Kambing harus memiliki tulang –tulang yang kokoh dan besar. Semakin besar tulang pada kambing berarti semakin besar kemungkinan kambing tersebut untuk dapat tumbuh  menjadi kambing yang besar.
4.      Makanan kambing dan cara pemberianya
Pada dasarnaya  jenis dan cara pemberian pakan di sesuaikan dengan umur dan kondisi ternak, pakan yang di berikan  harus cukup protein, karbohidrat, vitamin dan mineral, mudah di cerna dan tidak beracun di sukai ternak  murah dan mudah di peroleh. pada dasarnya ada dua macam  makanan yaitu hijauan (berbagai jenis rumput) dan makanan tambahan (berasal dari kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa,vitamin dan mineral)
5.      Macam-macam penyakit kambing.
Beberapa penyakit  yang sering dijumpai pada kambing :
Ø   Penyakit mata
Penyakit ini biasanya menyerang kambing pada saat cuaca kurang baik serta adanya penurunan daya tahan  tubuh kambing biasanya akan mudah terserang penyakit mata.
Ø  Penyakit batuk.
Penyakit ini kadang menyerang kambing  dan biasanya di sertai pilek atau semacam flu, penyakit tersebut kadang terjadi karena  makanan hijauan yang agak basah terkena air hujan yang berlebihan.
Ø  Penyakit cacingan
Penyakit cacingan hampir selalu di jumpai oleh setiap kambing karena faktor makanan yang biasanya membawa benih cacing kedalam perut kambing.
Ø  Penyakit gatal/korep
Penyakit jenis ini biasanya menyerang pada sebagian kulit kaki, kepala dan sebagian tubuh kambing, jenis penyakit ini biasanya mudah menular pada kambing lain.
Ø  Penyakit diare/mencret
Penyakit ini biasanya di sebabkan   makanan sejenis  yang berlebihan atau karena kambing  memakan hijauan makanan ternak yang berupa daun  yang masih terlalu muda secara berlebihan.
2.3.         Konsep Usahatani
Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola  input atu faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk, dan benih) dengan efektif,efisien, dan kontinue untuk menghasilkan produksi yang tinggi  sehingga pendapatan usahataninya meningkat (abd.rahim dan diah retno dwihastuti 2008 : 158)
Usahatani menurut Vink (1949)cit prasetya (1996 :5) adalah ilmu yang mempelajari norma-norma yang dapat di pergunakan  untuk mengatur usahatani sedemikian rupa sehingga dapat di peroleh pendapatan yang setinggi-tingginya.
Menurut Daniel cit prsetya (1996:5) dalam bukunya farm planning and management, usahatani adalah ilmu  yang mempelajari cara-cara petani untuk mengkombinasikan  dan mengoprasikan  berbagai faktor – faktor produksi  (tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen)serta  bagaimana petani  memilih jenis dan besarnya cabang usahatani berupa tanaman  atau ternak  yang dapat memberikan pendapatan  yang sebesar-besarnya  dan secara kontinue.
Menurut Efferson (1959) cit Prasetya (1996 :6) dalam bukunya principles of farm management, usahatani adalah ilmu yang mempelajari  cara-cara  pengorganisasian dan pengoprasian  di unit usahatani  di pandang dari sudut efisiensi dan pendapatan yang continue.
Menurut hadisaputro cit prasetya(1996 :7) ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari  tentang cara  cara mengorganisasikan  dan mengkordinasikan  penggunaan factor-faktor produksi  seefektif dan seefisien mungkin sehingga produksi pertanian  menghasilkan pendapatan keluarga petani yang lebih besar.
Menurut soekartawi (2002 : 1) ilmu usahatani bisa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari  bagaimana seseorang  mengalokasikan  sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien  untuk tujuan  memperoleh keuntungan  yang tinggi  pada waktu tertentu
Menurut prawirokusumo (1990) ilmu usahatani merupakan  ilmu terapan  yang membahasa atau  mempelajari  bagaimana membuat  atau menggunakan sumberdaya  secara  efisien pada suatu usaha pertanian, peternakan , atau perikanan . selain itu juga dapat di artikan sebagai ilmu  yang mempelajari bagaiman membuat dan melaksanakan  keputusan pada usaha pertanian, peternakan, atau perikanan untuk mencapai tujuan yang telah di sepakati oleh petani/peternak tersebut.
Menurut (Kay dan Edward, 1994. dalam surya amri siregar, 2009) dalam usahatani dan usaha peternakan  pembagian kerja dan tugas manajemen  jarang di lakukan, kecuali untuk skala usaha besar, petani dalam usahatani tidak hanya menyumbangkan tenaga saja tetapi petani juga sebagai pemimpin (manager) usahatani yang mengatur organisasi produksi secara keseluruhan
Dari berbagai definisi tersebut dapat di simpulkan  bahwa dengan  melalui produksi pertanian yang berlebih maka di harapkan  memperoleh pendapatan tinggi, dengan demikian harus di mulai dengan perencanaan  untuk menentukan dan mengkoordinasikan  penggunaan faktor produksi pada waktu yang akan datang secara efisien sehingga dapat di peroleh  pendapatan yang maksimal. dari definisi tersebut juga terlihat ada pertimbangan ekonomis di samping pertimbangan teknis (ken suratiyah 2006)  
2.4.         Biaya Produksi.
Biaya produksi merupakan pengorbanan yang dilakukan  oleh produsen (petani, nelayan, dan peternak) dalam mengelola usahanya  dalam mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam hal ini usahatani di sebut usahatani untuk petani ,melaut untuk nelayan, dan beternak untuk peternak (abd.rahim dan diah retno dwihastuti 2008).
Biaya produksi atau biaya usahatani dapat  di bagi menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost)
Biaya tetap atau  (fixed cost) umumnya di artikan  sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus  di keluarkan  walaupun out put  yang di peroleh banyak atau sedikit, misalnya pajak biaya untuk pajak  akan tetap di bayar  walaupun hasil usahataninya gagal panen. selain itu biaya tetap  dapat pula di katakana  biaya yang tidak di pengaruhi  oleh besrnya produksi komoditas pertanian misalnya penyusutan alat dan gaji karyawan (abd.rahim dan diah retno dwihastuti 2008).
Biaya tidak tetap (variable cost) merupakan biaya yang besar kecilnya  di pengaruhi oleh produksi komoditas  pertanian yang di peroleh misalnya biaya saprodi  atau sarana produksi  komoditas pertanian. Jadi dengan kata lain biaya tidak ntetap  dapat pula di artikan  se\bagai biaya yang sifatnya berubah-ubah sesuai dengan besarnya komoditas pertanian (abd.rahim dan diah retno dwihastuti 2008).

Biaya produksi pada dasarnya di bagi menurut fungsinya  biaya pada fungsinya di bagi menjadi dua biaya tidak tetap dan biaya tidak  tetap,biaya tidak tetap  hanya di pakai dalam satu kali produksi misalnya biaya pupuk, dan bibit yang unggul dan saprodi lainya.  maka keseluruhan nilai biaya  tidak tetap dibebankan  dalam proses produksi  yang bersangkutan (ken suratiyah 2006).  
sementara biaya tetap perlu di perhitungkan dulu  karena  tidak semua nilai biaya tetap dibebankan pada proses produksi ,penggunaan biaya tetap  pada umumnya  menyangkut  lima konsekuensi biaya,yaitu biaya penyusutan,asuransi dan pemeliharaan,berikut cara menghitung penyusutan  pertahun dengan cara garis lurus (straight-line method) (ken suratiyah 2006).
Penyusutan=
2.5.         Pendapatan Kotor / Penerimaan
Menurut soekartawi (2002 :55) dalam menghitung penerimaan usahatani da beberapa hal yang perlu  di perhatikan, dalam menghitung produksi pertanian  karena tidak semua produksi pertanian  dapat di panen  secara serentak .  misalnya menghitung  produksi padi per hektar sangat mudah  karena proses panenya serentak, berbeda dengan produksi asparagus relatif sulit karena proses produksi  asparagus  dapat di panen  beberapa kali.
           Dalam menghitung penerimaan karena produksi  mungkin di jual beberapa kali sehingga  di perlukan data frekuensi  penjualan,selain itu produksi  juga mungkin di jual dalam beberapa kali dengan  haraga jual  yang berbeda-beda, jadi di samping frekuensi  penjualan yang perlu di ketahui  juga harga jual  pada masing-masing  penjualan tersebut, jika penelitian usahatani menggunakan responden  petanai di perlukan teknik wawancara  dengan baik untuk membantu petani mengingat kembali  produksi dan hasil penjualan  yang di peroleh dalam satu tahun terahir ,pemilahan waktu dalam setahun  terahir biasanya sering di pakai oleh para peneliti untuk memudahkan perhitungan .
(Abd.rahim dan Diah retno dwihastuti 2008).Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang di peroleh dengan harga jual .pernyataan tersebut  dapat di nyatakan dengan rumus  sebagai berikut :
TR = Y x Py
Dimana
TR : total penerimaan
Y   : produksi yang di peroleh  dalam suatu usahatani
Py : harga Y
(ken suratiyah 2006) penerimaan  adalah seluruh pendapatan yang di peroleh dari usahatani satu periode diperhitungkan  dari hasil penjualan atau penaksiran  kembali (Rp)
Pendapatan kotor =  jumlah produksi x harga per kesatuan

                                                      (Y)        x          (Py)

2.6           Nilai Produksi.

Nilai produksi adalah pendapatan kotor yang di peroleh dalam usahatani  di kalikan  dengan harga (Rp). Produksi yang di hasilkan usahatani merupakan penerimaan dalam bentuk fisik hasil yang di ukur dalam satuan ( kg) atau ekor apabila ternak, besar kecilnya nilai produksi  yang di peroleh sangat di tentukan  tingkat harga  volume produksi. (Abd. Rahim dan retno dwi hastuti. 2008)
Produksi yang di hasilkan peternak  kambing  merupakan penerimaan kotor dalam bentuk fisik  dari proses yang berlangsung  yang di ukur  dalam satuan ekor/tahun. Nilai hasil produksi adalah penerimaan kotor  yang di peroleh  dari rata-rata hasil produksi / ekor / tahun yang di kalikan dengan harga jual petani dalam satuan Rp/ekor.dalam usahatani ternak kambing penentuan harga akan di pengaruhi oleh berat ternak, besar, umur, dan pemanfaatanya.

2.7           Pendapatan
(soekartawi 1995 : 58 )Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua  biaya jadi :
 Pd  = TR – TC
Dimana
Pd      = pendapatan usahatani
TR      = total penerimaan
TC      = total biaya
(Abd.rahim dan diah retno Dwihastuti 2008 :166)Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya, atau dengan kata lain pendapatan xx meliputi pendapatan kotor  atau penerimaan total dan pendapatan bersih, pendapatan kotor/penerimaan total  adalah nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan  sebelum di kurangi biaya produksi.pendapatan usahatani dapat di rumuskan sebagai berikut.
Pd = TR – TC
      = TR X PY
      =  TC = FC + VC
Dimana :
Pd : pendapatan usahatani
TR : total penerimaan  (total revenue)
TC : total biaya (total cost)
FC : biaya tetap (fixed cost)
VC : biaya variabel (variable cost)
Y    : produksi yang di peroleh dalam suatu usahatani
Py : haraga Y
2.8           R/C Ratio
(ken suratiyah 2006.) Rasio penerimaan atas biaya adalah perbandingan antara  penerimaan dengan biaya total  biaya per usahatani ratio  penerimaan atas biaya produksi dapat di gunakan untuk mengukur tinggi keuntungan relatif kegiatan usahatani, artinya dari angka rasio  penerimaan atas biaya tersebut dapat di ketahui apakah suatu usahatani menguntungkan .
Analisa rasio penerimaan atas biaya (R/C ratio)merupakan salah satu cara untuk mengetahui perbandingan antara penerimaan dan biaya yang di keluarkan. Ratio penerimaan atas biaya mencerminkan beberapa  besar pendapatan yang di peroleh  setiap satu satuan biaya  yang di keluarkan  dalam usahatani analisis ini di bedakan menjadi dua yaitu R/c ratio terhadap biaya total dengan perhitungan seperti :
R/C ratio atas biaya tunai =
R/C ratio atas biaya total   =
Untuk mengukur tingkat keuntungan usahatani maka dapat di ukur dengan kriteria penilaian dari hasil perhitungan  R/C ratio tersebut yaitu:
1.      Apabila nilai  R/C > 1, maka usahatani tersebut di katakana menguntungkan karena setiap satu rupiah  biaya yang dimkeluarkan akan menghasilkan  penerimaan lebih besar dari satu rupiah.
2.      Apabila nilai  R/C = 1, maka usahatani tersebut di katakana impas  karena setiap satu rupiah biaya yang dimkeluarkan akan menghasilkan  penerimaan sebesar satu rupiah juga.
3.      Apabila nilai  R/C < 1, maka usahatani tersebut di katakan  tidak menguntungkan  karena setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan  penerimaan lebih kecil dari  satu rupiah.
(Abd.rahim dan diah retno Dwihastuti 2008 :167)Analisis  Return Cost (R/C) ratio merupakan perbandingan  (ratio atau misbah ) antara penerimaan (revenue) dan biaya (cost). Pernyataan tersebut  dapat di nyatakan  dalam rumus sebagai berikut :
a  =  R/C ratio
R  =  Py x Y
C  =  FC  +  VC
a   =  py  x  Y / (FC + VC)
dimana :
a  :  R/C ratio
R  :  penerimaan (revenue)
C   : -biaya (cost)
Py : harga output
Y    : output
FC  : biaya tetap ( fixed cost)
VC  : biaya varibel (variable cost)
Kriteria keputusan :
R / C > 1, usahatani  untung
R / C < 1, usahatani rugi
R / C = 1, usahatani impas (tidak untung / tidak rugi)















BAB III
Metode Penelitian

3.1           Tempat Dan Waktu Penelitian
  Penelitian ini di laksanakan di kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah, Kecamatan ini merupakan daerah  yang masyarakatnya banyak melakukan usahatani ternak kambing, lokasi penelitian ini di tentukan secara sengaja karena rata-rata masyarakat di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah memelihara ternak kambing.
Penelitian ini di laksanakan  pada bulan  november 2013 sampai dengan selesai, lokasi penelitian  ini di pusatkan  pada petani yang memelihara ternak kambing di kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah.
3.2           Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini hanyalah terbatas pada pendapatan peternak kambing yang berada Dikecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah .
3.3           Metode Pengumpulan Data
1.      Populasi
Populasi adalah wilayah keseluruhan objek yang menjadi  pusat perhatian penelitian dan tempat mengumpulkan ( generalisasi)  yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan  oleh peneliti  untuk mempelajari dan kemudian di tarik kesimpulanya.
Jadi poulasi bukan hanya  manusia tetapi juga benda-benda alam yang lain, populasi juga bukan sekedar jumlah  yang ada pada objek atau subjek  yang di pelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik / sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek itu. dalam penelitian ini  seluruh  populasinya adalah 81 peternak kambing, pada umumnya peternak kambing yang ada di daerah penelitian homogen  baik jenis kambing, makanan, dan cara pemeliharaanya.
Karena  peternak yang ada di daerah penelitian umumnya homogen, untuk mewakili peternak yang ada di  di daerah penelitian maka peneliti  hanya mengambil 3 kampung yaitu kampong yang memiliki jumlah ternak terbanyak, sedang, dan paling sedikit. Maka jumlah populasinya menjadi 38  yang terdiri dari 3 kampung yaitu kampong paya dedep berjumlah 17 responden, paya tunggel sebanyak 13 responden, dan jagong 8 responden.
2.         Sampel
Sampel merupakan sebagian yang di ambil dari seluruh objek yang di teliti  yang di anggap dapat mewakili terhadap seluruh populasi dan di ambil menggunakan teknik tertentu
Pengambilan sampel dalam penelitian ini di lakukan  dengan metode sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi di gunakan sebagi sampel. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,dimana semua anggota populasi di jadikan sampel. Sehingga di peroleh sampel sebanyak 38.
3.4           Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a.             Data primer adalah data yang di peroleh atau di kumpulkan langsung  dari daerah penelitian. peroleh dengan studi lapangan (field research), wawancara, daftar pertanyaan (quisioner)  
-    Studi lapangan (field research) adalah cara pengumpulan  data dengan pengamatan, yaitu terjun dan melihat langsung ke lapangan, terhadap objek yang di teliti
-   wawancara (Interview) adalah cara pengumpulan data dengan langsung Tanya jawab kepada objek yang di teliti.
-   Penggunaan Quisioner atau daftar pertanyaan adalah dengan cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan  terhadap objek yang di teliti.
b.            Data sekunder, adalah data yang di kumpulkan melalui studi pustaka, lembaga pemerintahan dan instasi-instasi terkait yang ada hubunganya  dengan penelitian ini, yang termasuk data skunder adalah keadaan pertanian secara umum, iklim, dan sebagainya.



3.5           Metode Analisis Data
Analisis yang di lakukan meliputi : analisis deskriptif  dan analisis usaha ( analisis biaya produksi, analisis penerimaan usaha, analisis pendapatan usaha, dan R/C ratio)

1.      Analisis biaya produksi
Biaya produksi pada dasarnya di bagi menurut fungsinya  biaya pada fungsinya di bagi menjadi dua biaya tidak tetap dan biaya tidak  tetap,biaya tidak tetap  hanya di pakai dalam satu kali produksi misalnya biaya pupuk, dan bibit yang unggul dan saprodi lainya.  maka keseluruhan nilai biaya  tidak tetap dibebankan  dalam proses produksi  yang bersangkutan.
sementara biaya tetap perlu di perhitungkan dulu  karena  tidak semua nilai biaya tetap dibebankan pada proses produksi ,penggunaan biaya tetap  pada umumnya  menyangkut  lima konsekuensi biaya,yaitu biaya penyusutan,asuransi dan pemeliharaan,berikut cara menghitung penyusutan  pertahun dengan cara garis lurus (straight-line method) (ken suratiyah 2006).
Penyusutan=
2.      Analisis penerimaan
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang di peroleh dengan harga jual .pernyataan tersebut  dapat di nyatakan dengan rumus  sebagai berikut :
TR = Y x Py
Dimana
TR : total penerimaan
Y   : produksi yang di peroleh  dalam suatu usahatani
Py : harga Y
3.      Analisis pendapatan
Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya, atau dengan kata lain pendapatan xx meliputi pendapatan kotor  atau penerimaan total dan pendapatan bersih, pendapatan kotor/penerimaan total  adalah nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan  sebelum di kurangi biaya produksi.pendapatan usahatani dapat di rumuskan sebagai berikut.
Pd = TR – TC
      = TR X PY
      =  TC = FC + VC
Dimana :
Pd : pendapatan usahatani (Rp)
TR : total penerimaan  (total revenue) (Rp)
TC : total biaya (total cost) (Rp)
FC : biaya tetap (fixed cost)(Rp)
VC : biaya variabel (variable cost) (Rp)
Y    : produksi yang di peroleh dalam suatu usahatani (ekor)
Py : haraga Y (RP/ekor)

4.      Analisis ratio pendapatan atas biaya  (R/C ratio)
Analisis  Return Cost (R/C) ratio merupakan perbandingan  (ratio atau misbah ) antara penerimaan (revenue) dan biaya (cost). Pernyataan tersebut  dapat di nyatakan  dalam rumus sebagai berikut :
a  =  R/C ratio
R  =  Py x Y
C  =  FC  +  VC
a   =  py  x  Y / (FC + VC)
dimana :
a  :  R/C ratio
R  :  penerimaan (revenue)
C   : -biaya (cost)
Py : harga output
Y    : output
FC  : biaya tetap ( fixed cost)
VC  : biaya varibel (variable cost)
Kriteria keputusan :
R / C > 1, usahatani  untung
R / C < 1, usahatani rugi
R / C = 1, usahatani impas (tidak untung / tidak rugi).

3.6           Batasan Operasional
Batasan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah:
1.      Penelitian ini di lakukan di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah
2.      Penelitian ini di lakukan  untuk mengetahui  pendapatan peternak yang di hitung dalam (Rp/ ekor/tahun)
3.      Peternak yang menjadi sampel adalah petani peternak yang memelihara kambing milik sendiri.
4.       Jumlah ternak adalah  jumlah ternak kambing  yang di hitung dalam satuan (ekor/tahun)
5.      Jenis kambing yang di teliti adalah jenis kambing kacang dan kambing peranakan etawa (PE) selain jenis kambing kacang dan kambing peranakan etawa (PE) merupakan jenis kambing yang tidak termasuk dalam penelitian.
6.      Tenaga kerja dalam usahatani  ternak kambing di Kecamatan Jagong Jeget  Kabupaten Aceh Tengah  dalam proses pencurahan tenaga kerja  yang di lakukan oleh  petani peternak dalam kegiatan usahataninya yang berasal dari dalam keluarga  maupun dari luar keluarga di ukur dalam satuan( HKP/tahun)
7.      Biaya produksi dalam usahatani ternak kambimg di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah merupakan total biaya yang di keluarkan  untuk kegiatan usahataninya, biaya tersebut merupakan biaya tunai  maupun biaya tidak tunai ,yang di ukur dalam satuan (Rp/tahun)
8.      Produksi adalah  hasil pemeliharaan ternak kambing yang di jumlah dalam satu tahun. yang di ukur dalam satuan (ekor/tahun)
9.      Induk,dara yang masih produktif dan tidak di jual, setelah satu tahun tetap akan di tentukan harganya. Dengan satuan (Rp / tahun.)
10.  Harga adalah nilai dari hasil produksi yang di jual oleh petani peternak  kepada pedagang berdasarkan harga yang berlaku  pada saat penelitian .di ukur dalam satuan (Rp/ekor/tahun)
11.  Pendapatan adalah hasil yang di peroleh atas pengurangan  antarapenerimaan  dengan biaya produksi , di ukur dalam satuan (Rp/tahun)


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1             Gambaran umum daerah penelitian
A.   Letak dan Luas daerah
Kecamatan Jagong Jeget  merupakan salah satu Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Aceh Tengah dengan ketinggian 1450 m diatas permukaan laut (DPL). Letak geografis berada pada posisi 0410-0558 lintang utara dan 9618-9622 bujur timur.
Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah dengan luas 105,04 km2 yang terdiri dari pemukiman penduduk  162 ha, lahan pertanian 6.694 Ha, perkebunan 3.122 ha, dan  dengan batas wilayah sebagai berikut:
Kecamatan Jagong Jeget mempunyai batas–batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara                       : Kecamatan Atulintang
Sebelah selatan                   : Kecamatan Nagan Raya
Sebelah barat                       : Kecamatan Nagan Raya
Sebelah timur                       : Kecamatan Linge
Temperatur di daerah ini bervariasi antara 18C sampai dengan 27,32C  kelembaban udara rata – rata antara 50% sampai 87%.


4.2          Keadaan tanah  topografi dan iklim
Tanah, topografi dan iklim dalam berusahatani, merupakan salah satu faktor produksi, setelah tenaga kerja, biaya, dan manajemen, tanah dan lahan  merupakan salah satu  unsur yang paling penting  dalam berusahatani baik di bidang pertanian maupun perternakan. Tanah juga merupakan media tumbuh bagi tanaman maupun rumput pakan ternak.
Tanaman pakan ternak seperti tanaman lainya, pertumbuhanya  akan baik jika  pada tanah tersebut, memiliki kelembaban yang tinggi, subur, dan kaya akan bahan organik untuk itu tanah harus di perhatikan akan ketersediaan bahan organik  sehingga tanaman  dapat mengambil unsur hara dengan baik.
 Kecamatan Jagong Jeget  Kabupaten Aceh Tengah  memiliki jenis tanah  aluvial, dengan keadaan topografi dataran tinggi  berbukit – bukit daerah ini di dominasi tanaman kopi, serta pengusahaan tanaman hortikultura dan peternakan salah satunya ternak kambing. Iklim  merupakan salah satu faktor alam yang memegang peranan penting yang langsung  mempengaruhi kehidupan  baik tumbuhan maupun hewan secara biologis maupun secara fisik.
Iklim temperatur dan suhu diKecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh tengah  antara lain  curah hujan,  temperatur,  kelembaban dan angin. Di Kampung Paya Tunggel Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah  memiliki suhu minimum 15C dan maksimum  30C memiliki hari hujan ± 156 hari dengan curah hujan  rata – rata ± 2,281 mm/tahun Kabupaten Aceh Tengah pada umumnya  memiliki curah hujan ± 2,897,26 hari hujan selama lima tahun. Dengan hal tesebut  maka dapat di nyatakan bahwa dikecamatan Jagong Jeget kabupaten Aceh Tengah dapat di lakukan usahatani baik di bidang pertanian maupun peternakan.  
Kecamatan Jagong Jeget yang merupakan  daerah pegunungan  dan memiliki tanah yang subur dimana sebagian lahan pertanian berada di sebelah  hutan yang banyak  pepohonanya, iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan usahatani  dan juga  bagi setiap mahluk hidup yang ada di bumi.
4.3       Jumlah Penduduk dan mata pencaharian
Masyarakat di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah  sebagian besar penduduknya bergerak di bidang usahatani pertanian  namun pada umumnya mereka memiliki usaha sampingan  yaitu ternak besar maupun ternak kecil, dan selebihnya mereka berdagang, Wiraswasta, dan pegawai negeri sipil, berikut dapat di lihat jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur:







Tabel 3: Jumlah penduduk di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah  berdasarkan kelompok usia.
No
Golongan
 Umur
Laki-laki
perempuan
Jumlah
1
0-4
485
544
1.029
2
5-9
512
501
1.013
3
10-14
502
473
975
4
15-19
375
347
722
5
20-24
342
333
675
6
25-29
469
462
931
7
30-34
483
438
921
8
35-39
416
383
799
9
40-44
329
255
584
10
45-49
225
205
430
11
50-54
158
153
311
12
55-59
137
104
241
13
60-64
82
71
153
14
65-69
85
47
132
15
70-74
36
38
74
16
75+
40
44
844
Jumlah
4.676
4.398
9.074




Sumber : Bps Kabupaten Aceh Tengah
Dari tabel di atas dapat kita lihat usia–usia penduduk Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah dari mulai usia 4  bulan hingga  usia 75 tahun ke atas ada di Kecamatan Jagong Jeget, dan dari tabel di atas dapat kita lihat jumlah penduduk laki–laki berjumlah 4676 dan wanita berjumlah 4398, usia dari mulai 15 – 56 adalah usia yang tergolong produktif dalam berkerja khususnya dalam berusahatani.
Jenis pekerjaan penduduk Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah juga bervariasi  sesuai dengan kemampuan  dan hobi dari penduduk  tersebut, Dari jumlah penduduk 9.074 jiwa di Kecamatan Jagong Jeget dengan mata pencaharian masyarakat yaitu petani dan peternak, dan pedagang dengan jumlah penduduk  yang berdasarkan jenis pekerjaan dapat di lihat  pada tabel di bawah ini.
Tabel 4: Mata pencaharian penduduk di  Kecamatan Jagong Jeget KabupatenAceh Tengah
No
Uraian

Jumlah

1
Petani dan peternak
3.590

2
Pedagang
572

3
Industry pengolahan
57

4
Bangunan kontruksi
32

5
Keuangan
12

6
Listrik,gas, dan air
4

7
Angkutan
3

          Jumlah
4.270






 Sumber: Kantor Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah 2012
Dari tabel di atas dapat di lihat, mata pencaharian  penduduk di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah yaitu penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani dan peternak paling banyak dengan jumlah 3590 orang, jadi dapat kita simpulkan bahwa penduduk Di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah  lebih banyak yang bermata pencaharian bertani dan peternak hal ini di karenakan potensi daerah lebih besar untuk usahatani dan berternak  sehingga masyarakat lebih banyak yang mata pencaharianya berusahatani.
4.4       Karakteristik petani sampel
Pengertian karakteristik petani sampel  dalam penelitian ini adalah umur, pendidikan, lamanya  dalam berusahatani, banyaknya tanggungan keluarga  dan banyaknya jumlah ternak. Keberhasilan usahatani  sangat tergantung pada petani itu dalam mengelolanya. Selain pendidikan, faktor umur petani  merupakan suatu faktor yang dapat menentukan   kemampuan untuk bekerja. bahwa umur akan mempengaruhi  kemampuan fisik  bekerja dan cara berpikir  seseorang dalam mengelola  usahatani.Umur akan mempengaruhi  kemampuan petani  dalam mengalokasikan biaya dan pengunaan manajemen akan dapat membantu peternak dalam mengelola  dan mengambil suatu kebijakan  dalam menjalankan usahatani sehingga dapat menambah pengalaman– pengalaman baru untuk mencapai hasil yang maksimal.
Umumnya petani pada usia muda dan sehat masih mempunyai kemampuan  fisik yang kuat serta  lebih cepat dalam menerima  hal–hal yang baru. Selain itu petani yang memiliki usia muda lebih berani mengambil resiko dalam menjalankan usahanya pendidikan merupakan salah satu sarana dalam belajar yang selanjutnya akan memberikan arahan yang akan lebih menguntungkan  menuju penerapan  ilmu  petani yang lebih modern.
Tabel 5: Rata-rata Karakteristik peternak kambing di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah tahun
No
Uraian

Satuan
Jumlah
1
Jumlah Ternak kambing
Ekor
5,8
2
Umur
Tahun
40,8
3
Tingkat Pendidikan
Tahun
9,0
4
Jumlah Tanggungan
Jiwa
2,4
5
Lama bertani
tahun
5,9
Sumber : Data primer di olah 2013.
Dari tabel di atas dapat dilihat karakteristik petani sampel di daerah penelitian rata–rata kepemilikan ternak di kecamatan jagong jeget adalah 5–6 ekor, umur petani rata- rata adalah 40 tahun keatas, tingkat pendidikan petani rata-rata adalah SMP dan tanggungan keluarga rata-rata adalah 2 samapi 3 orang.
4.5       Biaya Saran Produksi
Biaya saran produksi yang di gunakan  dalam usahatani ternak kambing  meliputi biaya  pembelian garam,biaya tranportasi, dan biaya pembelian kambing bakalan  untuk lebih jelasnya  dapat di lihat pada tabel di bawah ini
Tabel 6: Rata-rata penggunaan sarana produksi  usahatani ternak kambing / tahun di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah
No
Uraian
Total biaya
(Rp)

1
2
3
Garam
minyak
Kambing bakalan
18789.5
1148162.7
2.788.157,895

jumlah
3955110.0

Sumber : data primer di olah tahun 2013

Dari tabel di atas  dapat di lihat  rata –rata  total penggunaan sarana produksi adalah Rp 3955110.0/tahun dengan perincian   rata–rata pengunakan garam Rp 18789.5 /tahun, trasportasi Rp1148162.7 / tahun dan pembelian kambing bakalan Rp 2.788.157,895 / tahun di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah.

4.6        Penggunaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi dalam menjalankan  suatu usahatani Di sini di dalam usahatani ternak kambing umumnya menggunakan tenaga kerja dalam keluarga. pelaksanaan usahatani yang cenderung lebih banyak di kerjakan tenaga kerja dari dalam keluarga itu sendiri, dimana tenaga kerja terbagi atas tenaga kerja pria, tenaga kerja wanita dan tenaga kerja anak–anak dalam usahatani ternak kambing di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah.
Penggunaan tenaga kerja di daerah penelitian umumnya di manfaatkan  untuk kegiatan mencari pakan ternak, dalam mencari pakan rata-rata hanya di butuhkan waktu 0,5 – 2 jam/hari  hal itu di karenakan masih banyaknya ketersediaan pakan di Kecamatan Jagong Jeget,  dan  tenaga kerja untuk perawatan, dalam melakukan perawatan umumya peternak hanya membutuhkan waktu 0,5-1 jam/hari.
karena kondisi kandang yang telah di buat sedemikian rupa sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk melekukan perawatan dan pembersihan. untuk tenaga kerja di daerah penelitian  dihitung  dalam satuan hari kerja pria (HKP) yang per Hkp nya di hitung selama 7 jam kerja dan biaya yang berlaku di daerah penelitian untuk 1 hkp adalah RP 50000 , berikut dapat di lihat tabel di bawah ini:
Table 7 : rata-rata penggunaan tenaga  kerja dalam usahatani ternak kambing / tahun di kecamatan Jagong Jeget  Kabupaten Aceh Tengah
No
Uraian
Jumlah (Hkp)
Harga satuan (Rp)
Total biaya
 (Rp)
1
Pencarian pakan
63.80474
50.000
3.190.237
2
Perawatan
27.10184
50.000
1.355.092





jumlah
90.90658
50.000
4.545.328,947
Sumber : data primer di olah tahun 2013

Penggunaan tenaga kerja  dalam usahatani ternak kambing di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah , yaitu rata-rata  untuk pencarian pakan sebesar 63.80474 hkp/tahun, dan tenaga kerja untuk perawatan yaitu 27.10184 hkp/tahun,. Biaya tenaga kerja /hkp pada saat penelitian  yaitu Rp 50.000.
4.7        Peralatan 
Peralatan dalam usahatani ternak kambing  relatif lebih sedikit, hal ini di karenakan hanya peralatan-peralatan ini yang selalu di gunakan terus menerus , kemudian dari segi penggunaanya peralatan ini hanya di gunakan sebentar  dan dengan waktu yang relatif sedikit sehingga peralatan yang di gunakan lebih  tahan lama, jumlah peralatan  yang di gunakan dalam usahatani ternak kambing di daerah penelitian dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 8 : rata rata penggunaan peralatan dalam usahatani ternak kambing / tahun di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah.
no
Jenis peralatan
Jumlah
(unit)
Penyusutan
(RP)
Keteranagn

1
Kandang
1
173.442,1

2
Parang
1.3
47.947,4

3
Cangkul
1
14.576,0

4
Garbu
1
6600

5
Timba
1.3
6059,2

6
Grek dorong
1
44000

7
Kendaraan
1
200000






Sumber : data primer di olah tahun 2013

Tabel di atas menunjukan bahwa peralatan yang di gunakan relatif  sedikit, kandang  yang di gunakan rata-rata 1 unit ,parang yang di gunakan rata-rata 1-2 buah ,  cangkul yang di gunakan rata-rata 1 buah, garbu  yang di gunakan rata-rata 1 buah dan ember yang di gunakan rata-rata 1 buah.
4.8       Biaya produksi
            Biaya produksi dalam usahatani ternak kambing di  Kecamatan Jagong Kabupaten Aceh Tengah merupakan   semua  pengeluaran yang di keluarkan  oleh petani peternak untuk memperoleh  faktor – faktor  produksi  yang di gunakan untuk  proses produksi. Dalam usahatani ternak kambing biaya produksi terdiri dari biaya tetap  dan biaya variabel. Biaya tetap dalam penelitian ini merupakan biaya yang tidak berubah walaupun produksi berubah, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah jika produksi berubah.
Biaya variabel dalam usahatani ternak kambing ini adalah Penggunaan sarana produksi  yang di gunakan  pada usahatani ternak kambing di daerah penelitianyakni  di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah adalah, garam  dan  penggunaan tenaga kerja
Table 9 : rata rata penggunaan biaya produksi dalam usahatani ternak kambing / tahun di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah
no
Jenis biaya
Jumlah
(Rp)
Keterangan
1
Sarana produksi
3955110.0
Biaya variabel
2
Tenaga kerja
4.545.328,947
Biaya variabel
3
Penyusutan alat
492624.7
Biaya tetap
Jumlah
8993063.647

Sumber : data primer di olah tahun 2013

            Tabel di atas menunjukan bahwa  jumlah biaya produksi  dengan rata – rata Rp. 8993063.647 / tahun  dengan rincian  biaya sarana produksi  Rp 3955110.0 /tahunbiaya tenaga kerja Rp. 4.545.328,947  /tahun, dan biaya penyusutan alat  Rp. 492624.7
4.9       Produksi dan nilai produksi
Produksi yang di hasilkan dalam usahatani ternak kambing di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah adalah merupakan penerimaan dalam bentuk fisik yang di ukur dari hasil yang di peroleh.hasil produksi  dalam usahatani ternak kambing adalah berupa ternak kambing (ekor)  yang di bagi menjadi 4 jenis hasil produksi yaitu  kambing jantan, induk, dara, dan anak kambing. yang di kalikan  dengan harga jual di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah
Besar kecilnya nilai hasil produksi yang di peroleh dalam penjualan hasil produksi ternak kambing  harga sangat beragam hal ini di pengaruhi oleh fluktuasi harga yang selalu berubah sesui dengan harga jual yang berlaku di daerah penelitian berikut dapat dilihat pada tabel di bawah ini, rata-rata nilai produksi ternak kambing di  Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah
Tabel 10 :jumlah rata–rata nilai produksi usahatani ternak kambing / tahun di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah
No
Uraian
Jumlah (ekor)
Harga
(Rp)
Keterangan
1.
Jantan
3.8
7868421.0

2
Betina
2.2
3155263.1

3
Dara
3.5
2677631.6

4
Anak
1.3
571052.6

Jumlah
10,8
14272368.3

 Sumber : Data primer diolah tahun 2013

Dari tabel di atas  dapat di lihat jumlah rata-rata  peneriamaan dari penjualan kambing adalah sebesar Rp 14272368.3/ tahun.dengan perincian kambing jantan 3-4 ekor dengan rata-rata harga Rp 7868421.0/tahun ,  kambing  betina  2-3 ekor dengan rata-rata harga Rp3155263.1/tahun , kambing  dara 3-4 ekor dengan rata-rata harga Rp 2677631.6dan kambing  anak 1-2 ekor dengan rata-rata harga Rp571052.6 /tahun.




4.10.   Pendapatan
Pendapatan adalah penerimaan atau keuntungan bersih dalam usahatani. sesuai dengan tujuan peternak dalam berusaha adalah untuk memperoleh  keuntungan. pendapatan tidak hanya tergantung kepada harga jual tetapi juga terhadap sistem budidaya yang di lakukan peternak, diharapkan dengan dengan sistem budidaya yang intensif dapat meningkatkan produksi petani sehingga tingkat keberhasilan dan keuntungan  yang di terima  petani dapat lebih baik, tabel di bawah adalah rata-rata keuntungan peternak di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah.


Tabel 11 : jumlah rata–rata pendapatan usahatani  ternak kambing / tahun  di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah
No
Penerimaan (Rp)
Biaya produksi(Rp)
Pendapatan
(Rp)
Keterangan
1
14272368.3
8993063.6
5279304.7

Sumber : Data primer diolah Tahun 2013

Rata–rata pendapatan yang di dapatkan petani dalam usahatani ternak kambing Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah adalah Rp5279304.7 /tahun,
4.11    Nilai R/C ratio
Nilai R/C ratio merupakan untuk mengukur nilai keuntungan relative dari kegiatan usahatani tersebut. Nilai R/C ratio menunjukan  bahwa memperoleh nilai keuntungan dari proses kegiatan usahatani. Ratio penerimaan atas biaya  mencerminkan  seberapa besar pendapatan  yang di peroleh  setiap satuan biaya yang di keluarkan dalam usahatani. Nilai R/C ratio = < 1 maka usahatani tersebut rugi, Nilai R/C ratio = 1 maka usahatani tersebut  berada pada titik impas  atau pulang pokok sementara bila Nilai R/C ratio > 1 maka usahatani tersebut menguntungkan.
Nilai R/C ratio usahatani ternak kambing  di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah dapat di lihat pada tabel di bawah ini.




Tabel 12 : nilai R/Cratio dalam usahatani ternak kambing / tahun di Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah.
no
Stratum
nilai R/C ratio
Jumlah
keterangan
1
1,3-1,4
11

2
1,5-1,6
12

3
1,7-1,8
9


1,9- <2,0
6


Jumlah
38

Sumber: data primer di olah tahun 2013
Tabel di atas menunjukan  bahwa stratum nilai R/Cratio paling rendah pada stratum 1,3-1,4 dengan jumlah 11. kemudian nilai tertinggi pada stratum 1,9-<2,0 dengan jumlah 6 hal ini menunjukan bahwa usahatani ternak kambing pada umumnya sudah menguntungkan  dengan nilai R/C ratio yang di peroleh sudah lebih besar dari 1.













BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian  dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan , antara lain:
1.    Rata – rata penggunaan biaya produksi usahatani ternak kambing di kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh Tengah adalah Rp 9.005.569,184/ tahun dengan pendapatan rata-rata mencapai Rp 2.727.325,553/ tahun.
2.    Nilai R/C ratio sudah mencapai di atas satu di mana nilai R/C ratio paling rendah  pada stratum 1,0-1,2  dengan jumlah 23 sampel kemudian, stratum 1,3-1,4 dengan jumlah 9 sampel,dan stratum 1,5-1,8 mencapai 6 sampel.
5.2.      Saran
Saran yang dapat di rekomendasikan dari hasil pembahasan  dan kesimpulan  adalah sebagai berikut:
1.    Untuk meningkatkan jumlah produksi di harapkan para petani peternak kambing untuk dapat meningkatkan kualitas kambing bakalan yang unggul dan minta penyuluhan  dari dinas peternakan.
2.    untuk meningkatkan pendapatan peternak kambing supaya menggunakan sarana produksi seperti pakan tambahan dan pemberian vitamin.


DAFTAR PUSTAKA
Abd. Rahim, diah retno dwi hastuti, 2008,  ekonomika pertanian,penebar swadaya,Jakarta.
Ahmad yunus , panduan budidaya kambing etawa, pustaka baru press,Yogyakarta.
B. sahwono, 2011,beternak kambing unggul, penebar swadaya, depok.
Mubyarto., 1991 . Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta.
Prawirokusumo, Y. B., 1991. Ilmu Usahatani. BPFE, Yogyakarta.
Suratiyah, ken, 2009 ilmu usahatani, penebar swadaya, jakarta
Soekartawi, A., Soeharjo, Dillon, J. L, Hardaker, J. B., 1986. Ilmu Usahatani Dan Penelitian Untuk Perkembangan Petani Kecil.Ui-Press, Jakarta.
Suekartawi, C., 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia, Jakarta.
Surya Amri Siregar . Analisis Pendapatan Peternak  Di Kecamatan  Stabat Kabupaten Langkat, 2009
Sugiyono, (2001).statistika Untuk Penelitian . Alfabeta.bandung.
S. Sudarmono, Y bambang  Sugeng. 2011. Berternak kambing dan domba. Jakarta . penebar suwadaya
Tohir, K. A., 1991. Seuntai Pengetahuan Usahatani Indonesia. Rineka Cipta, Jakarta.
Vink, G.J. 1984. Dasar-Dasar Usahatani di Indonesia .Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Widjaja, K., 1999, Analisa Pengambilan Keputusan Usaha Produksi Peternakan. Lembaga Pengabdian  Kepada Masyarakat. Institut Pertanian Bogor,Bogor.
Mubyarto., 1991 . Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta.
Prawirokusumo, Y. B., 1991. Ilmu Usahatani. BPFE, Yogyakarta



Comments

Popular posts from this blog

pemanenan hijauan pakan ternak

Lirik Lagu Nasrul Arifin (UWES)

ANALISA BREAK EVEN POINT (BEP) USAHATANI KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI KECAMATAN BUKIT KABUPATEN BENER MERIAH