ANALISA BREAK EVEN POINT (BEP) USAHATANI KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI KECAMATAN BUKIT KABUPATEN BENER MERIAH



DAFTAR ISI

     Halaman

ABSTRAK.....................................................................................................           
KATA PENGANTAR ..................................................................................           
DAFTAR ISI .................................................................................................           
DAFTAR TABEL ........................................................................................           

BAB I    PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah .......................................................           
B.   Identifikasi Masalah ...............................................................           
C.   Tujuan Penelitian...................................................................           
D.   Manfaat Penelitian ................................................................           
E.   Hipotesa....................................................................................           

BAB II   STUDI KEPUSTAKAAN
A.   Usahatani.................................................................................           
B.   Tehnik Budidaya Kentang ...................................................           
C.   Faktor-faktor Produksi............................................................           
D.   Produksi....................................................................................           
E.   Nilai Produksi..........................................................................           
F.    Pendapatan.............................................................................           
G.   Metode Analisa Data .............................................................           

BAB III METODE PENELITIAN
A.   Tempat dan Waktu Penelitian..............................................           
B.   Ruang Lingkup Penelitian....................................................           
C.   Metode penentuan sampel...................................................           
D.   Tehnik Pengumpulan Data...................................................           
E.   Metode Analisa Data..............................................................           
F.    Batasan – Batasan Variabel.................................................


DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PERTANYAAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang.
Kentang (Solanum tuberosum L.) salah satu tanaman yang mengandung karbohidrat , kentang juga merupakan tanaman pangan di dunia dan salah satu komoditas penting di dunia. Kentang berasal dari wilayah Pegunungan Andes di Peru dan Bolivia, tetapi tanaman kentang yang masuk ke Indonesia adalah kentang yang berasal dari Amerika Utara.
Dengan banyaknya manfaat serta kandungan karbohidrat yang baik dari tanaman kentang, hal ini dapat menanggapi dari masalah peningkatan jumlah penduduk dunia serta kebutuhan pangan yang kaya gizi. Kentang dapat dibudidayakan secara komersial dengan berbagai perawatan serta penyediaan lahan yang optimal bagi pertumbuhan serta pembudidayaan kentang itu sendiri. http://media-penyuluhan.blogspot.com/2012/07/budidaya-kentang.html
Keberadaan hortikultura memberikan harapan cerah di sektor pertanian. Perkembangan di bagian hortikultura tersebut memberikan nilai tambah yang sangat berharga bagi kemajuan pertanian di Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin bertambah yang mendorong kebutuhan bahan pangan yang semakin bertambah pula.
Provinsi  Aceh merupakan salah satu daerah yang cukup petensial dalam pembangunan pertanian terutama sub sektor pertanian. Peluang kesempatan berusaha pada sub sektor  pertanian sangat besar. Didukung oleh faktor iklim, tanah, kesediaan lahan.
Kebupaten Bener Meriah merupakan salah satu sentra produksi kentang, tidak berbeda dengan komoditi lain pada umumnya. Kentang (Solanum tuberosum L.)  merupakan komoditas hortikultura yang telah menjadi komoditi unggulan daerah di Kabupaten Bener Meriah, Keadaan luas tanam dan produksi, sayur-sayurandi Kabupaten bener Meriah dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1.    Luas Tanam, Panen, dan Produksi Sayur-Sayuran di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2012.
No
Jenis Tanaman
Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)
 Produksi (Ton)
Produktivitas (Kg / Ha)
1
Kentang
835
811
12 327,2

2
Kubis
406
397
9 218,34

3
Bawang putih
60
45
189

4
Bawang merah
220
215
1 565,2

5
Tomat
99
92
860,2

6
Cabe merah
1048
998
8 972

7
Wortel
397
382
6 494

Jumlah
3 065
2 940
39 625,94

Sumber : Bener Meriah Dalam Angka 2011
Dari tabel 1 diatas dapat kita lihat bahwa usahatani kentang berpotensi sangat besar di Kabupaten Bener Meriah dengan luas tanama 835 Ha, luas panen 811 Ha dan produksi sebesar 12,327,2 ton. Peningkatan produksi tersebut tidak terlepas dari penggunaan faktor-faktor produksi seperti luas lahan, tenaga kerja dan juga banyaknya jumlah tanaman yang menghasilkan.
Walaupun Kabupaten Bener meriah merupakan salah satu sentra produksi kentang yang terbesar di Provinsi Aceh bukan berarti petani di daerah ini akan memperolah pendapatan yang lebih baik, karena hal yang paling menentukan pendapatan para petani salah satunya adalah bagaimana petani tersebut mengelola usahatninya. Pada tabel 2 berikut dapat kita lihat potensi kampung pada Kecamatan Bukit Kabupaten bener Meriah yang mengusahakan usahatani hortikultura kentang.
Tabel 2.    Luas Lahan Tanam, Panen, dan Produktivitas Kangkung Di Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2011.

No
Nama Kampung
Luas Tanam (Ha)
Produksi (Ton)
Produktivitas (Ton /Ha)
1
Bale atu
3
16

2
Hakim tunggul naru
6
16

3
Babussalam
4
16

4
Paya gajah
2
20

5
Blang sentang
4
16

6
Pasar simpang tiga
-
-

7
Reje guru
5
17

8
Uring
2
20

9
Bathin weh pongas
1
20

10
Tingkem asli
3
15

11
Tingkem benyer
-
-

12
Tingkrm bersatu
8
15

13
Kute tanyung
5
15

14
Serule kayu
0,5
2

15
Kute lintang
0,5
4

16
Kute kering
1
10

17
Gunung teritit
9
21

18
Uning bersah
6
21

19
Blang panas
1
20

20
Blang tampu
-
-

21
Bukit bersatu
-
-

22
Mutiara baru
-
-

23
Rembele
1
15

24
Karang rejo
-
-

25
Bale redelong
3
17

26
Bujang
1
20

27
Godang
0,5
20

28
Isak busur
5
20

29
Meluem
0,5
10

30
Ujung gele
3
20

31
Delung asli
50
23

32
Delung tue
55
24

33
Pilar jaya
2
15

34
Kenawat
1
20

35
Blang ara
1
15

36
Panji mulia I
-
-

37
Panji mulia II
1
17

38
Wak pondok sayur
1
17

39
Mupakat jadi
1
17

40
Sedie jadi
2
18

Jumlah
188
520
-
Sumber : Monografi Balai Penyuluhan Redelong Tahun 2011

            Dari table 2 di atas dapat kita lihat bahwa luas lahan kentang di Kecamatan Bukit adalah sebesar 188 Ha dan produksi sebesar 520 ton/ Ha. Usahatani kentang ini merupakan salah satu usahatani yang di kembangkan oleh masyarakat Kecamatan Bukit, dalam usahatani ini petani bertindak sebagai pengelola, pekerja, dan sebagai pemberi modal pada usahatani yang mereka usahakan.
            Namun permasalahan yang di amatai apakah usahatani kentang yang di usahakan layak di kembangakan dan apakah sudah mencapai BEP atau lebih di kenal dengan istilah lain di balik modal.
Usahatani adalah usaha yang di lakukan oleh para petani untuk mendapatkan hasil pertanian. Peranan dan tugas usahatani adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat indonesia, mengembangkan demokrasi ekonomi indonesia, mewujudkan pendapatan yang adil dan merata dengan cara menyatukan, membina, dan mengembangkan setiap potensi yang ada.
Konsep usahatani merupakan satuan organisasi produksi di lapangan pertanian di mana terdapat unsur lahan yang mewakili alam, unsur tenaga kerja yang bertumpu pada anggota keluarga tani, unsur modal yang beraneka ragam jenisnya dan unsur pengelolaan dimana peranannya dibawakan oleh seorang petani.

B.   Identifikasi Masalah
Sesuai Latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka masalah yang dapat diIdentifikasi adalah sebagai berikut: “Apakah usahatani kentang di Kecamatan bukit Kabupaten Bener Meriah sudah mencapai BEP.



C.   Tujuan Penelitian
Dari identifikasi masalah di atas maka tujuan penelitian kentang di ini adalah Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah.
1.    Apakah usahatani kentang sudah mencapai BEP.
2.    Apakah usahatani kentang layak untuk di usahakan.

D.   Manfaat Penelitian
1.    Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan Informasi tambahan / bahan bacaan bagi Mahasiswa/i Fakultas Pertanian Universitas Gajah Putih dibidang Agribisnis.
2.    Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti dalam mengaplikasikan Ilmu pengetahuan tentang usahatani kentang.
3.    Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi pengambil keputusan dalam pengembangan usahatani kentang, serta sebagai bahan pertimbangan kebijakan Pemerintah daerah terhadap tanaman kentang di Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah.
E.   Hipotesa
Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran yang telah di uraikan dapat di turunkan hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Diduga usahatani kentang sudah mencapai BEP
2.    . Diduga bahwa usahatani kentang layak untuk diusahakan.
 

BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Usahatani
Usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani mengkombinasikan dan mengoperasikan berbagai faktor-faktor produksi seperti lahan, tenaga kerja, dan modal sebagai dasar bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang usahatani berupa tanaman sehingga memberikan hasil yang maksimal.
Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input atau paktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk, benih dan pestisida) dengan efektip, efisien, dan berkelanjutan untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan usahatani yang meningkat (Abdul Rahim, 2008 : 158).

Usahatani adalah sebagai organisasi dari alam, tenaga kerja, dan modal ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian atau sebagai ilmu penerapan yang membahas  atau mempelajari bagaimana menggunakan faktor-faktor produksi secara efesien pada suatu usaha (Fadholi Hernanto, 1996 : 7)

10
 
Usahatani terdiri dari terdiri atas usahatani swasembada sejati dan usahatani niaga. Usahatani swasembada sejati adalah usahatani yang secara murni di usahakan untuk memperoleh produk yang di perlukan untuk menutupi keperluan primer keluarga petani. Sedangkan usahatani niaga adalah usahatani telah melakukan penggilahan berdasarkan atas tehnologi dan ekonomi perusahaan dan di tujukan untuk memenuhi keperluan pasar ( Tohir,1991:35)

Faktor yang mempengaruhi usahatani adalah faktor eksternal dan faktor internal, dimana faktor internal merupakan faktor - faktor yang dapat di kendalikan oleh petani yang meliputi  faktor  lahan, modal, tenaga kerja, dan manajemen. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang tidak dapat di kendalikan seprti iklim, curah hujan, dan perubahan harga pemasaran. (  Tjakrawalaksana& soriaatmadja,1983:49)

B.   Teknik Budidaya Kangkung
Syarat pertumbuhan 
a.    Iklim 
Curah hujan ratarata 1500 mm/tahun, lama penyinaran 910 jam/hari, suhu optimal 1821 °C,  kelembaban 8090% dan ketinggian antara 1.0003.000 m dpl. 
b.    Media Tanam 
Struktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik  dan memiliki  lapisan olah yang dalam dan pH antara 5,87,0. 
Teknis budidaya 
Pembibitan 
˗       Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 3050 gram, umur 150180 hari, tidak cacat, dan varitas unggul. Pilih umbi berukuran sedang, memiliki 3- 5 mata tunas dan hanya sampai generasi keempat saja. Setelah tunas + 2  cm, siap ditanam. 
˗       Bila bibit membeli (usahakan bibit yang bersertifikat), berat antara 3045 gramdengan 35 mata tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa/dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 24 potong menurut mata tunas  yang ada. 
Pengolahan Media Tanam 
˗       Lahan dibajak sedalam 3040 cm dan biarkan selama 2 minggu sebelum di buat bedengan dengan lebar 70 cm (1  jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman)  tinggi 30 cm dan buat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm. 
˗       Berikan pupuk kandang 10 ton/ha (dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam), Kemudian semprotkan dengan larutan MiG6PLUS merata pada permukaan bedengan, Tahap ini dibutuhkan 2 liter MiG6PLUS per hektar. Kemudian biarkan selama 3 – 5 hari.
˗       Pemupukan dasar : urea (100 kg/ha), SP 36 (80 kg/ha) diberikan sebelum tanam pada  sekitar  titik titik  penanaman.                 
Teknik Penanaman 
Cara Penanaman 
˗       Jarak tanaman tergantung varietas, 80 cm x 40 cm atau 70 x 30 cm dengan kebutuhan bibit + 1.300 1.700 kg/ha (bobot umbi 3045 gr). Waktu tanam diakhir musim hujan (AprilJuni). 
Pemeliharaan Tanaman 
-       Penyiangan 
Penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman 23 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan. 
-       Pemangkasan Bunga 
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara. 
Pemupukan Susulan  
-       Pupuk Makro
Urea/ZA: 100 kg/ha, SP36: 80 kg/ha, KCl: 100 kg/ha. Pupuk makro diberikan jarak 10 cm  dari batang tanaman. 
-       Pupuk hayati MiG6 PLUS : pada umur 3 minggu dan 6 minggu setelah tanam masing masing 2 liter per hektar. 
Pengairan 
-       Pengairan 7 hari sekali secara rutin dengan di gembor, Power  Sprayer atau dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 1520 menit). 
  Hama dan Penyakit 
-       Hama 
Ulat grayak (Spodoptera litura) Gejala: ulat menyerang daun hingga habis daunnya. Pengendalian: (1) memangkas daun yang telah ditempeli telur; sanitasi lingkungan. 
-       Kutu daun (Aphis Sp) Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus. Pengendalian: memotong dan membakar daun yang terinfeksi. 
-       Orongorong (Gryllotalpa Sp) Gejala: menyerang umbi di kebunakar, tunas muda dan tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri. 
-       Hama penggerek umbi ( Phtorimae poerculella Zael) Gejala: daun berwarna merah tua dan terlihat jalinan seperti  benang berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, terlihat lubanglubang karena sebagian umbi telah dimakan. 
-       Hama trip (Thrips tabaci ) Gejala: pada daun terdapat bercak bercak berwarna putih, berubah menjadi abuabu perak dan mengering. Serangan dimulai dari ujungujung daun yang masih muda. Pengendalian:memangkas bagian daun yang terserang.  
Penyakit 
-       Penyakit busuk daun 
Penyebab: jamur Phytopthora infestans Gejala: timbul bercakbercak kecil berwarna hijau  kelabu dan agak basah hingga warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian  tepi berwarna putih yang merupakan sporangium dan daun membusuk/mati. Pengendalian:   sanitasi kebun. 
-       Penyakit layu bakteri 
Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa daun muda pada pucuk   tanaman layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian: sanitasi kebun,   pergiliran tanaman. Pencegahan : menggunaan pupuk hayati MiG6PLUS sebelum tanam.  
-       Penyakit busuk umbi Penyebab: jamur Colleotrichum coccodes. Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercakbercak berwarna coklat.  Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman,  sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik. Pencegahan : menggunaan pupuk hayati MiG6PLUS sebelum tanam dan saat pemeliharaan. 
-       Penyakit fusarium  Penyebab: jamur Fusarium sp. Gejala: busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit  ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan.  Nfeksi masuk melalui lukaluka yang   disebabkan nematoda/factor mekanis. Pengendalian: menghindari terjadinya luka pada saat   penyiangan dan pendangiran. 

-       Penyakit bercak kering (Early Blight) Penyebab: jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang di daerah kering. Gejala: daun berbercak kecil tersebar tidak teratur warna coklat tua, meluas ke daun  muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras. Pengendalian: pergiliran tanaman.   Penyakit karena virus-virus yang  menyerang  adalah:  (1)  Potato  Leaf  Roll  Virus  (PLRV)  menyebabkan  daun   menggulung; (2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaic laten pada daun; (3) Potato Virus Y   (PVY) menyebabkan mosaic atau nekrosis lokal; (4) Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik   lunak; (5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung; (6) Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaic lemas. Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecilkecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati.   Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii  dan Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda. Pengendalian: tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian  dilakukan dengan   menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit,  mengendalikan vector dengan  pestisida dan melakukan  pergiliran tanaman. 
Panen 
Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90180 hari tergantung varietas tanaman.   Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning  kuningan yang  bukan  disebabkan  serangan  penyakit;  batang tanaman telah  berwarna  kekuningan   (agak mengering) dan kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak   cepat mengelupas bila digosok dengan jari.  http:/Budidaya kentang/.blogspot.com.html.


C.   Faktor - Faktor Produksi
Faktor yang mempengaruhi usahatani adalah faktor eksternal dan faktor internal, dimana faktor internal merupakan faktor - faktor yang dapat di kendalikan oleh petani yang meliputi  faktor  lahan, modal, tenaga kerja, dan manajemen. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang tidak dapat di kendalikan seprti iklim, curah hujan, dan perubahan harga pemasaran. (  Tjakrawalaksana& soriaatmadja,1983:49)

Faktor produksi merupakaan semua korbanan yang di berikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja adalah faktor penting diantara faktor yang lain, faktor produksi sangat menentukan besar kecilnya produksi yang di peroleh. (soekartawi, 1999 : 47)
                   
Faktor-faktor produksi dapat di bedakan menjadi empat golongan yaitu tanah, tenaga kerja, modal, dan keahlian. Apabila faktor-faktor produksi itu di gunakan dalam produksi maka mereka akan mendapat kan pendapatan yaitu tanah dan harta tetap lainya memperoleh sewa, tenaga kerja memperoleh gaji, dan upah modal memperoleh bunga dan keahlian memperoleh keuntungan. Dengan menjumlahkan seluruh  pendapatan-pendapatan tersebutakan di peroleh suatu nilai. (Yos Rudiansyah,1998 : 43)

1.    Lahan
Lahan merupakan faktor produksi yang sangat menentukan usahatani. Semakin luas lahan yang di usahakan pada usahatani maka, semakin tinggi produksi dan pendapatan per satuan luasnya. Pada tanah yang ringan tenaga kerja dapat di manfaatkan secara lebih baik sebaliknya, pada tanah yang berat, penggarapanya dapat di lakukan lebih berat pula.
Tanah merupakan faktor produksi yang penting karena tanah merupakan tempat tumbuhnya tanaman, ternak, usahatani keseluruhannya. Tentu saja faktor tanah tidak terlepas dari pengaruh alam sekitarnya yaitu sinar matahari, curah hujan dan angin. (Ken Suratyah, 2009 : 16)

Tanah sebagai salah satu  produksi merupakan pabrik hasil-hasil produksi pertanian yaitu tempat dimana hasil produksi berjalan dan dari mana hasil produksi keluar. Hasil produksi tanah mempunyai kedudukanya paling penting. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima dibandingkan faktor-faktor produksi lainnya.  Mubyarto, (1989 : 89)

Lahan merupakan lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi, dan vegetasi yang saling mempengaruhi potensi penggunaanya. Kamus (2001 : 279)
2.    Tenaga kerja
Tenaga kerja adalah salah satu unsur penentu, terutama bagi usahatani yang sangat tergantung musim. Kelangkaan tenaga kerja berakibat mundurnya penanaman sehingga berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, produktivitas dan kualitas produksi.
Tenaga kerja adalah faktor penting dalam usahatani keluarga, khususnya tenaga kerja petani beserta anggota keluarganya. Rumah tangga tani yang umumnya sangat terbatas kemampuannya dari segi modal, peranan tenaga kerja keluarga sangat menentukan. Jika masih dapat diselesaikan oleh tenaga kerja keluarga sendiri maka, tidak perlu mengupah tenaga luar yang berarti menghemat biaya. Ken Suratiyah. (2009 : 20)

Tenaga kerja adalah bagian dari penduduk suatu Negara yang dapat digunakan dengan faktor produksi untuk melakukan kegiatan produktif dan menghasilkan produksi yang di butuhkan masyarakat. Sadono Sukirno (2005 : 27)
3.    Biaya produksi
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang harus dikeluarkan produsen untuk memperoleh faktor-faktor  produksi dan bahan-bahan penunjang lainnya yang akan di daya gunakan agar produk produk tertentu yang telah direncanakan dapat terwujud dengan baik. A.G Kartasoeputra, (1988 : 42)

Biaya produksi adalah nilai dari semua faktor produksi yang digunakan baik dalam bentuk benda maupun jasa selama proses produksi berlangsung. Soekartawi, (1999 : 58)
Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tegantung pada besar kecilnya produksi yaitu sewa lahan, atau bunga tanah yang berupa uang. Mubyarto, (1989 : 72)

Biaya tetap adalah biaya tidak langsung, besarnya biaya tidak berubah meskipun output berubah. Biaya tetap terdiri dari sewa lahan dan pembayaran kontrak untuk peralatan (penyusutan alat). Samuelson, (2003 : 144)
Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya berhubungan langsung dengan besarnya produksi yaitu pengeluaran-pengeluaran untuk bibit, biaya persiapan dan pengolahan tanah. Mubyatro, ( 1989 : 72 )
Biaya variabel adalah biaya yang menigkat dalam seiring dengan peningkatan keluaran kegiatan dan menurun dalam total seiring dengan keluaran kegiatan. Ancela A. Hermawan (2000 : 85).
Biaya variabel adalah biaya yang berubah ketika menjadi perubahan output. Biaya variabel terdiri dari biaya-biaya yang di butuhkan untuk memperoduksi output  ( bibit, tenaga kerja, pupuk dan obat-obatan). Samuelson, (2003 : 144)

4.    Manajemen
Kegiatan usahatani sesungguhnya tidak sekedar terbatas pada pengambilan hasil, melainkan benar-benar merupkan hasil produksi langsung pendayagunaan tanah, investasi, tenaga kerja dan manajemen. Keberhasilan pendayagunaan  faktor  produksi barulah akan mendatangkan hasil yang dapat di ambil. Kuwalitas dan kuwantitas akan sangat tergantung pada pengolahannya, apabila pengolahan berlangsung baik sejak awal sampai pemungutan hasil dan pemeliharaan hasil, maka kuwalitas dan kuwantitas hasil akan sangat memuaskan produsennya. (Kartasapoetra 1980)

Pengolahan usahatani adalah kemampuan petani menentukan, mengorganisasi, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang di kuasainya, sebaiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang di harapkan ukuran dan keberhasilan pengolahan itu adalah produktivitas dari setiap faktor maupun produktivitas dari usaha . (Hernanto padholi, 1988)

D.   Produksi
Produksi pada hakekatnya adalah setiap usaha yang membawa benda pada suatu keadaan sehingga dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih baik.
Sedangkan menurut Winardi  (1984 : 25), produksi yaitu setiap kegiatan yang mempertinggi guna ekonomi sesuatu benda lebih lanjut. Menurut Darwin (1988 : 1), produksi adalah sebagai penciptaan penambahan faedah dan manfaat antara lain faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat dan kombinasi dari faedah-faedah tersebut.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan produksi adalah suatu proses pengubahan dari masukan-masukan (input), melalui suatu pengolahan sehingga dapat menghasilkan barang-barang dan jasa (output).
E.   Nilai Produksi
(Soekartawi 2002:14) Mengemukakan bahwa karena nilai produksi dari produk-produk pertanian tersebut kadang-kadang tidak mencerminkan nilai sebenarnya, maka sering nilai produksi tersebut diukur menurut harga bayanganya ( shadow price).
Nilai produksi merupakan pendapatan kotor yang diperoleh dari hasil kali antara jumlah produksi dengan harga jual persatuan produksi. Besar kecilnya nilai produksi yang diperoleh petani sangat tergantung dari tinggi rendahnya harga jual yang berlaku.
F.    Pendapatan
Sesuai dengan tujuan petani dalam mengelola usahatani nya adalah untuk memperoleh keuntungan yang ingin dicapai, seorang petani atau pengelola akan memulai usahanya setelah melakukan perhitungan dan perencanaan yang cermat serta dapat memprediksi seberapa keuntungan yang akan diperoleh dengan jumlah biaya-biaya produksi yang dikeluarkan.
Pendapatan bersih dari usahatani meliputi nilai jual hasil produksi di kurangi biaya produksi yang di keluarkan pada usahatani kangkung selama proses produksi yang di hitung dalam rupiah per hektar. Pendapatan bisa dikatakan untung bila nilai hasil produksi lebih tinggi dari biaya produksi, sebaliknya jika biaya produksi lebih tinggi dari nilai hasil produksi maka di katakan rugi.
G.   Metode Analisa Data
Ken Suratiyah ( 2006 : 90-91). Break Even Point merupakan suatu taksiran tingkat kapasitas pada tingkat memperoleh keuntungan juga tidak menderita kerugian. Analisa Break Even Point atau titik infas meliputi :
a.          BEP Penerimaan
BEP =
b.          BEP Jumlah produksi
BEP =

c.          BEP harga
BEP =       

Dimana :
TC = Total cost
P   = Harga
Y   = Jumlah produksi
1.    Teori R/C ratio
Abd Rahim (2008 : 167). Analisa R/C ratio merupakan alat analisa untuk melihat keuntungan relatif suatu usaha dalam satu tahun terhadap biaya yang dipakai dalam kegiatan tersebut, suatu usaha dikatakan layak apabila R/C ratio lebih dari 1 (R/C ratio > 1 ). Hal ini menggambarkan semakin tinggi nilai R/C ratio maka tingkat keuntungan suatu usaha akan semakin tinggi. Analisa return cost ( R/C) merupakan perbandingan santara penerimaan dan biaya. Dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

R/C Ratio =  


Dimana :

                  TR  = Total Penerimaan
                  TC  = Total Biaya

Dengan kriteria :

a.     R/C < 1 usaha rugi dan gross R/C > 1 usaha di katakan menguntungkan.
b.    Gross R/C = 1 berada pada keadaan ( BEP)
2.    Teori B/C ratio
Abd Rahim (2008 : 167). Analisa Benefit cost ( B/C) merupakan perbandingan antara manfaat dan biaya, B/C ratio pada prinsifnya sama saja pada analisa  R/C ratio hanya saja pada analisa B/C ratio yang pentingkan adalah besar manfaatnya. Dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
B/C Ratio =  
Dimana :
TP = Pendapatan usahatani kangkung darat
TC  = Total Biaya

Dengan kriteria :
a.    Gross R/C < 1 usaha rugi dan gross R/C > 1 usaha di katakan menguntungkan.
b.    Gross R/C = 1 berada pada keadaan (BEP)



BAB III
METODE PENELITIAN

A.   Tempat dan Waktu Penelitian
            Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh. Penentuan Kecamatan Bukit sebagai lokasi penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu daerah sentra produksi kentang di Kabupaten Bener Meriah.
            Objek penelitian ini adalah para petani yang mengusahakan kentang di kampung Delung Tue dan Delung Asli  Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah.
B.   Ruanga Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada usahatani kentang. Penelitian ini di lakukan pada bulan November 2014 sampai dengan selesai yang berlangsung di tempat penelitian yakni di Kampung Delung Tue dan Delung Asli Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah.
C.   Metode Penentuan Sampel
            Populasi penelitian ini adalah semua petani yang terbesar yang terbesar di Delung Tue 600 petani dan Delung Asli 350 petani di Kecamatan bukit. Karena banyaknya jumlah petani dan luasnya areal populasi maka digunakan metode survey. Selanjutnya untuk menentukan desa sampel digunakan tehnik “Simple Random Sampling”. Besarnya sampel yang diambil adalah 5% dari jumlah populasi. Jumlah petani sampel seperti terlihat pada Tabel 3.          

Tabel. 3.   Jumlah Desa, Populasi dan Sampel di Daerah Penelitian. Tahun 2012

No
Kampung                    
Jumlah populasi  
Jumlah sampel (kk)
1
2

Delung Tue
Delung Asli

600
350

30
17


Jumlah
950
47
         Keterangan : Diambil 20% dari besarnya populasi
           Sumber : Data primer yang diolah (2012)

D.   Tehnik Pengumpulan Data
Adapun cara pengumpulan data dalam penelitian ini, sebagai berikut ;
- Wawancara (interview) adalah cara pengumpulan data dengan langsung tanyak jawab kepada objek yang diteliti.
- Penggunaan quisioner / daftar pertanyaan adalah dengan cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan (angket) terhadap objek yang diteliti.
-   Studi lapang (Filed Reseach) adalah cara pengumpulan data dengan pegamatan terjun dan melihat langsung kelapangan, terhadap objek yang diteliti.
-   Studi pustaka dan instansi insatansi terkait yang ada hubungannya dengan penelitian ini.   
Berdasarkan keterangan diatas, maka dapat dikelompokan menjadi 2 jenis data berdasarkan cara mendapatkannya, yaitu :
a.  Data primer adalah data yang dikumpulkan dari petani sampel yang diperoleh dengan wawancara, daftar pertanyaan (quisioner), study lapang (Field Resecah).
b.  Data skunder adalah data yang dikumpulkan dari studi pustaka (lembaga pemerintah yang ada hubungannya dengan penelitian ini, termasuk data skunder adalah keadaan pertanian secara umum dan sebagainya.
E.   Metode Analisa Data
Untuk menganalisa data menggunkan rumus sebagai berikut :
1.    Pendapatan

Pd  = TR – TC
TR  = Y x PY
TC  = FC + VC

Dimana :
Pd  = Pendapatan Usahatani Kangkung Darat
TR  = Total Penerimaan
TC  = Total Biaya
FC  = Biaya Tetap
VC  = Biaya Variabel
Y     = Produksi yang di peroleh dalam usahatani kangkung
            Darat

2.     Teori BEP Break Even Point
Ken Suratiyah ( 2006 : 90-91). Break Even Point merupakan suatu taksiran tingkat kapasitas pada tingkat memperoleh keuntungan juga tidak menderita kerugian. Analisa Break Even Point atau titik infas meliputi :
a.            BEP Penerimaan
BEP =
b.            BEP Jumlah produksi
BEP =

c.            BEP harga

BEP =

Dimana :
TC = Total cost
 P   = Harga
 Y   = Jumlah produksi



3.    Teori R/C ratio
Abd Rahim (2008 : 167). Analisa R/C ratio merupakan alat analisa untuk melihat keuntungan relatif suatu usaha dalam satu tahun terhadap biaya yang dipakai dalam kegiatan tersebut, suatu usaha dikatakan layak apabila R/C ratio lebih dari 1 (R/C ratio > 1 ). Hal ini menggambarkan semakin tinggi nilai R/C ratio maka tingkat keuntungan suatu usaha akan semakin tinggi. Analisa return cost ( R/C) merupakan perbandingan santara penerimaan dan biaya. Dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

R/C Ratio =  
Dimana :

                  TR  = Total Penerimaan
                  TC  = Total Biaya

Dengan kriteria :

a.     R/C < 1 usaha rugi dan gross R/C > 1 usaha di katakan menguntungkan.
b.    Gross R/C = 1 berada pada keadaan (BEP)



4.    Teori B/C ratio
 Abd Rahim (2008 : 167). Analisa Benefit cost ( B/C) merupakan perbandingan antara manfaat dan biaya, B/C ratio pada prinsifnya sama saja pada analisa  R/C ratio hanya saja pada analisa B/C ratio yang pentingkan adalah besar manfaatnya. Dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
B/C Ratio =  
Dimana :
TP = Pendapatan usahatani kangkung darat
TC  = Total Biaya





Dengan kriteria :
a.    Gross R/C < 1 usaha rugi dan gross R/C > 1 usaha di katakan menguntungkan.
b.    Gross R/C = 1 berada pada keadaan (BEP)

F.    Batasan- Batasan Variabel
1.    Luas lahan adalah luas areal garapan yang diusahakan petani kentang diukur dalam satuan Ha / musim tanam.
2.    Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan pada saat proses produksi berlangsung baik tunai maupun tidak yang dinyatakan dalam Rp/musim tanam.
3.    Produksi adalah besarnya hasil panen usahatani kentang yang diperoleh selama proses produksi dinyatakan dalam Kg/musim tanam.
4.    Nilai produksi adalah penerimaan kotor yang di peroleh dari perkalian jumlah  produksi dan harga produksi pada saat panen Rp /kg/musim tanam.
5.    Harga produksi adalah harga dari produksi kentang yang di terima di tingkat petani yang dinyatakan rupiah per Kg/musim tanam.
6.    Pendapatan adalah pendapatan bersih yang di terima dalam satu musim tanam, pendapatan bersih adalah selisih antara nilai produksi dengan total biaya yang di keluarkan di hitung dengan rupiah per hektar (Rp/musim tanam).
7.    1 kali musim tanam kentang/Ha/musim tanam.





Comments

Popular posts from this blog

pemanenan hijauan pakan ternak

Lirik Lagu Nasrul Arifin (UWES)