RESPON KONSUMEN TERHADAP PEMASARAN KOPI KONSUMSI SIAP SAJI PADA UD. GAYO ESPRESSO KUPI KECAMATAN KEBAYAKAN KABUPATEN ACEH TENGAH

ABSTRAK
        
Kopi sebagai produk yang biasa dikonsumsi setiap hari dengan proses pembelian berulang atau secara terus menerus merupakan suatu tantangan bagi penjual atau produsen dalam mempertahankan pangsa pasar yang dimilikinya. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan kesadaran pada konsumen terhadap suatup roduk (brand awareness) adalah dengan cara menerapkan berbagai strategi sehingga mampu mengkomunikasikanya dengan baik dengan kualitas yang dimilikinya, baik secara verbal maupun nonverbal. Respon konsumen terhadap suatu produk merupakan tanggapan pembeli dengan nilai yang terkandung dalam suatu barang atau produk tersebut, apakah produk tersebut sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya sehari-hari sehingga konsumen memutuskan untuk membeli. Tingkat pendidikan, umur dan jarak tempat tinggal konsumen merupakan factor yang berperan dalam pembentukan motivasi dan responsif. Manusia yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, memiliki motivasi dan respon yang lebih besar pula.Hal ini disebabkan Karen aindividu yang memiliki  tingkat pendidikan yang lebih dan lebih agresif terhad apinformasi. Dengan demikian, respon konsumen terhadap jumlah pembelian suatu produk akan berpengaruh pada pendapatan yang diperoleh pedagang.

Penelitian ini bertujuan : (1) untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan pada UD. Gayo Espresso Kupi dalam meningkatkan jumlah penjualan kopi siap saj isehingga dapat meningkatkan pendapatan, (2) untuk mengetahui volume penjualan kopi siap saji yang mampu dipasarkan oleh UD.Gayo Espresso Kupi di Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah. Adapun  metode dalam penelitian ini dengan cara pengumpulan data yang berasal dari: (1) data primer adalah data yang dikumpulkan dari pedagang, parapembeli dengan menggunakan wawancara, daftar pertanyaan (quisioner), dan studi lapang, dan (2) data skunder adalah data yang dikumpulkan melalui studi kepustakaan, lembaga pemerintahan seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Aceh Tengah. Untuk menganalisa data dalam penelitian dengan menggunakan analisis atau Uji Chi Square (X2) yang merupakan salah satu alat uji untuk menguj ihubungan atau pengaruh variabel serta mengukur kuatnya hubungan antara variabel satu dengan lainnya (Djarwanto danPangestu Subagyo, 1996).

Berdasarkan hasil analisis maka diperoleh nilai perbandingan Chi-Square Hitung dengan Chi-Square table, dari hasil analisis tersebut diperoleh nilai Chi-Square hitung sebesar 11,184, sementara diketahui bahwa nilai Chi-Square tabel untuk  α = 5%, db = 3 sebesar 7,815. Karena Chi-Square Hitung> Chi-Square Tabel maka Hoditolakdan H1 diterima.Artinya bahwa strategi pemasaran yang dilakukan UD.Gayo Espresso Kupi dalam pemasaran kopi siapsaji di Kecamatan Kebayakan berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan. Sebagai kesimpulan dalam penelitian ini adalah :UD. Gayo Espresso Kupi telah menerapkan strategi pemasaran dalam memasarkan kopi arabika siap saji di Kecamatan kebayakan Kabupaten Aceh Tengah.


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR   ................................................................................      i   
ABSTRAK   ...................................................................................................      ii
DAFTAR ISI   ................................................................................................      iii   
DAFTAR TABEL   .......................................................................................      v
DAFTAR LAMPIRAN  ...............................................................................      vii

BAB    I   PENDAHULUAN 1
A.  Latar Belakang  .......................................................................      1  
B.   Identifikasi Masalah   ..............................................................      6  
C.   Tujuan Penelitian   ...................................................................      6  
D.  Kegunaan Penelitian    .............................................................      6  
E.   Hipotesis   ................................................................................      7             
BAB   II   TINJAUAN PUSTAKA
A.  Pengetahuan Konsumen...........................................................     8
B.   Respon dan Prilaku Konsumen................................................      9
C.   Teori Respon.............................................................................   11
D.  Pemasaran ................................................................................    12
E.   Macam-macam Biaya Pemasaran.............................................   16
F.    Analisa SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategis....................   17

BAB   III   METODE PENELITIAN
A.  Penentuan Daerah dan Waktu Penelitian ................................    21
B.   Metode Pengumpulan Data .....................................................    21
C.   Metode Analisa Data  ..............................................................    22
D.  Definisi Operasional     ............................................................    24

BAB   IV   HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.   Gambaran Umum Daerah Penelitian   ....................................    25
B.  Sejarah Berdirinya Warung Kopi Siap Saji
UD. Gayo Espresso Kupi Di Kecamatan Kebayakan..............   26
C.  Karakteristik Pemilik UD. Gayo Espresso Kupi.......................   27
D.  Proses Pengolahan Kopi Siap Saji............................................   27
E.   Sistem Pemasaran Kopi Siap Saji Di Kabupaten
Aceh Tengah.............................................................................   29
F. Harga Kopi Siap Saji Pada UD. Gayo Espresso Kupi..............   30
G. Strategi Pemasaran Kopi Siap Saji Pada UD. Gayo
.... Espresso Kupi...........................................................................   32
H.Perhitungan Chi Square Untuk Menentukan Nilai
     Frekuensi Harapan dan Frekuensi Observasi............................   36


BAB   V   . KESIMPULAN  DAN  SARAN
A.  Kesimpulan   ............................................................................    40
B.  S a r a n   ..................................................................................    41

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................    42
LAMPIRAN...................................................................................................
QUESIONER..................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah
Persaingan di pasaran kopi kian ketat, dapat dilihat dari banyaknya merek-merek kopi yang beredar di pasaran yang ada di Indonesia, hal tersebut terjadi karena kopi adalah minuman penyegar yang paling sering dikonsumsi. Data statistik yang dikeluarkan oleh BPS (2000), menunjukkan bahwa rata-rata tingkat konsumsi kopi instan di Indonesia adalah 15,8 gram per minggu.
Berdasarkan data statistik tersebut, kopi bahkan dikonsumsi paling banyak dibandingkan bahan minuman lainnya seperti coklat instan, coklat bubuk dan sirup. Perkembangan konsumsi kopi di Indonesia selama delapan tahun dengan laju pertumbuhan sebesar 4,73% per tahun, sedangkan konsumsi per kapita menunjukkan pertumbuhan (8,14 kg/thn) ”Sumber Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia 1999”. Sebagaimana kebiasaan di negara lain di Indonesia umumnya juga mengkonsumsi kopi sebagai penyegar.
Pada kelas tertentu, masyarakat semakin fanatik terhadap minuman penyegar seperti minuman kopi. Diperkirakan perkembangan konsumsi kopi di masa mendatang akan terus meningkat per tahunnya, hal ini akan membuat persaingan pasar yang semakin kompetitif, itu berarti produsen harus benar-benar pintar dalam merumuskan konsep produk itu sendiri, dimulai dari strategi pemasaran yang kuat.
Di Indonesia saat ini tersedia dua bentuk kopi yang paling sering dikonsumsi yaitu kopi bubuk dan kopi instan namun dari kedua jenis kopi tersebut, varian-varian produk pun bermunculuan sebagai bentuk strategis dari para produsen dalam mengatasi persaingan yang ketat. mau tidak mau para produsen pun harus berlomba-lomba menarik perhatian konsumen agar konsumen membeli dan mengkonsumsi merek yang ditawarkannya. Adapun perkembangan konsumsi kopi siap saji di Indonesia dapat dilihat pada tabel 1, sebagai berikut.

Tabel 1.  Perkembangan Konsumsi Kopi Siap Saji Di Indonesia
Tahun Kopi
Konsumsi
( 000 bag)
Konsumsi per kapita
(kg/kapita/tahun)
1992/1993
1.461
0,47
1993/1994
1.903
0,6
1994/1995
1.962
0,61
1995/1996
1.859
0,57
1996/1997
1.876
0,57
1997/1998
1.841
0,55
1998/1999
1.928
0,57
1999/2000
2.019
0,58
2000/2001
2.115
0,6
Pertumbuhan pertahun (%)
4.73
3,24
Sumber : Data Badan Pusat Statistik, 2011

Berdasarkan data tabel di atas dapat diketahui bahwa persentase tingkat konsumsi kopi siap saji setiap tahunnya meningkat seiring dengan peningkatan konsumsi kopi siap saji per kapita dengan berbagai merek atau cita rasa dan jenis kopi arabika atau robusta.
Kopi sebagai produk yang biasa dikonsumsi setiap hari, didekati sebagai produk dengan proses pembelian berulang secara terus menerus (kontinyu, merupakan suatu tantangan bagi pemasar atau produsen dalam mempertahankan pangsa pasar yang dimilikinya. Dalam situasi yang ideal, diharapkan konsumen memiliki kadar loyalitas yang tinggi.
Kunci keberhasilan loyalitas yang tinggi terletak pada ke konsistenan memelihara pangsa pasar, komitmen yang menyebar dan kontinu dalam meningkatkan kepuasan konsumen dengan cara mempertahankan kualitas, persepsi dan inovasi untuk mempertahankan superioritas yang kompetitif.
Salah satu indikator dari keberhasilan suatu merek adalah apabila konsumen bisa mengingat suatu merek-merek tersebut, apalagi bila produk tersebut tergolong jenis baru yang tingkat kesadaran konsumennya masih lemah.
Salah satu cara untuk dapat meningkatkan kesadaran pada konsumen terhadap suatu produk (brand awareness) adalah dengan cara menerapkan berbagai strategi sehingga mampu mengkomunikasikanya dengan baik dengan kualitas yang dimilikinya, baik secara verbal maupun nonverbal.
Mungkin anda pernah mendengar kopi Birdy, Mungkin sebagian orang mengatakan nama sejenis burung, atau nama salah satu armada taxi, namun mungkin hanya sedikit menyebut nama salah satu minuman kopi susu siap saji (ready to drink coffee).
Minuman kopi siap saji (ready to drink coffee) memang ditujukan untuk menjangkau segmen pasar menengah atas. Benefit yang ditawarkan sangat jelas, kepraktisan (tidak perlu mencampur dengan air), dan tentunya dengan sedikit pengorbanan lebih yaitu harus membayar dengan harga yang lebih mahal.
Kopi siap saji adalah salah satu generasi terbaru dari minuman kopi, karena selama ini kopi di pasaran adalah kopi dalam bentuk sachet (konsumen perlu menambahkan air panas/dingin sesuai selera masing-masing).
Di Provinsi Aceh, tanaman kopi banyak diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Kedua kabupaten ini adalah kawasan potensial untuk perkebunan kopi karena sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kopi baik dari ketinggian tempat yang dirata-ratakan mencapai 1.250 m dpl maupun dari curah hujan antara 2.000-3.000 mm/thn.
Pertumbuhan ekonomi masyarakat Kabupaten Aceh Tengah didorong dari sektor perkebunan terutama perkebunan kopi. Hampir setiap keluarga di Kabupaten Aceh Tengah mempunyai usahatani kebun kopi dengan luas areal mencapai 46.430 ha.
Kebun kopi ini didominasi jenis kopi arabika, keunggulan kopi yang diusahakan tersebut terletak pada rasa yang dihasilkan, selain itu jenis kopi arabika merupakan komoditi ekspor yang banyak diminati oleh para penikmat kopi dunia.
Produksi kopi di Kecamatan Kebayakan merupakan salah satu  sentra produksi kopi arabika terbesar diantara kecamatan lain dari seluruh produksi kopi arabika di Kabupaten Aceh Tengah sehingga pertanian merupakan mata pencaharian di Kecamatan Kebayakan. Dominasi mata pencaharian tersebut didukung dengan luas areal perkebunan yang tetap memadai khususnya untuk pengembangan kopi arabika.
Dalam penerapan kegiatan pemasaran kopi arabika siap saji sangat tergantung pada adanya respon atau tanggapan pembeli sehingga dapat memberikan pendapatan yang lebih tinggi pada usaha yang dijalankan.
Respon konsumen terhadap suatu produk merupakan tanggapan pembeli dengan nilai yang terkandung dalam suatu barang  atau produk tersebut, apakah produk tersebut sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya sehari-hari sehingga konsumen memutuskan untuk membeli.
Tingkat pendidikan, umur dan jarak tempat tinggal konsumen merupakan factor yang berperan dalam pembentukan motivasi dan responsif. Manusia yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, memiliki motivasi dan respon yang lebih besar pula. Hal ini disebabkan karena individu yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih dan lebih agresif terhadap informasi. Dengan demikian, respon konsumen terhadap jumlah pembelian suatu produk akan berpengaruh pada pendapatan yang diperoleh pedagang.

B.   Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka di susunlah beberapa permasalahan penelitian sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah respon konsumen terhadap pemasaran kopi arabika siap saji dalam meningkatkan jumlah penjualan pada UD. Gayo Espresso Kupi di Kecamatan Kebayakan.
2.      Bagaimana pandangan kosumen terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh UD. Gayo Espresso Kupi.

C.  Tujuan Penelitian
            Berdasarkan permasalahan di atas maka di susunlah beberapa tujuan penelitian penulisan sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui respon konsumen terhadap pemasaran kopi arabika siap saji dalam meningkatkan jumlah penjualan pada UD. Gayo Espresso Kupi di Kecamatan Kebayakan.
2.      Untuk mengetahui pandangan konsumen terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh UD. Gayo Espresso Kupi.

D.  Kegunaaan Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi, antara lain :
1.      Sebagai bahan informasi untuk para penikmat kopi arabika siap saji di Kabupaten Aceh Tengah.
2.      Bagi masyarakat sebagai konsumen dapat lebih mengetahui dan mengenal produk-produk kopi arabika siapa saji yang dihasilkan UD. Gayo Espresso Kupi melalui pemasaranya. 
3.      Sebagai bahan pertimbangan pemerintah khususnya dalam pengembangan agribisnis kopi siap saji di berbagai daerah pada Kabupaten Aceh Tengah.
4.      Sebagai bahan tambahan informasi bagi peneliti lain dan penelitian selanjutnya tentang pemasaran kopi arabika siap saji.

E.  Hipotesis
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :
H0  :     Di duga bahwa respon konsumen pada pemasaran kopi arabika siap saji berpengaruh terhadap jumlah penjualan di UD. Gayo Espresso Kupi di Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah.

H1  :     Di duga bahwa respon konsumen pada pemasaran kopi arabika siap saji berpengaruh terhadap jumlah penjualan di UD. Gayo Espresso Kupi di Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Pengetahuan Konsumen
 Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainya yang terkait dengan produk, jasa dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen (Sumarwan, 2004). Mowen dan Minor dalam Sumarwan (2004) membagi pengetahuan konsumen ke dalam tiga katagori, yaitu : pengetahuan obyektif, pengetahuan subyektif dan informasi mengenai pengetahuan lainya. Engel, Blackwell dan Miniard dalam Sumarwan (2004) membagi pengetahuan konsumen ke dalam tiga macam, yaitu :
1.      Pengetahuan Produk, meliputi kategori produk, merk, terminologi produk, atribut atau fitur produk, harga produk, dan kepercayaan produk.
2.      Pengetahuan pembelian, meliputi pengetahuan tentang toko, lokasi produk didalam toko, dan penempatan produk yang sebenarnya didalam toko.
3.      Pengetahuan pemakaian adalah dimana konsumen mengetahui manfaat dalam produk.
Respon memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku, dimana respon terhadap produk sering mempengaruhi apakah konsumen akan membeli atau tidak. Respon positif terhadap produk tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian terhadap produk itu, dan sebaliknya respon negatif akan menghalangi konsumen dalam melakukan pembelian. Menurut Swastha dan Handoko (1997:91) “Respon adalah predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan, yang dapat memulai atau membimbing tingkah laku orang tersebut”. Sedangkan menurut Engel, Blackwell, miniard (1994:336) mendepenisikan respon sebagai “Suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang bertindak dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan obyek yang di berikan”.

B.  Respon dan Perilaku Konsumen
Respon konsumen merupakan tindakan atau tanggapan yang akan dilakukan oleh konsumen dalam menanggapi pesan iklan yang ditawarkan. Respon tersebut bisa positif yang berakhir dengan mengadakan tindakan pembelian produk, dan bisa juga negatif terhadap iklan dengan tidak mengadakan tindakan yang diharapkan.
Perilaku konsumen memiliki beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli konsumen. Ada yang mengartikan istilah perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka (shiffman dan Kanuk 1994 dalam Sumarwan 2004). Defenisi lain mengenai perilaku konsumen adalah menurut Engel, Blackwell dan Miniard dalam Sumarwan (2004) yaitu, tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Winardi dalam Sumarwan (2004) mendefinisikan perilaku konsumen sebagian perilaku yang ditunjukan oleh orang-orang dalam merencanakan, membeli dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa. Menurut J.F Engel dalam Basu Swastha dan Hani Handoko (2000) defenisi perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan, persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Terdapat dua elemen penting dari arti perilaku konsumen (mulyani, 2007), yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa secara ekonomis. Perilaku konsumen sendiri dipengaruhi oleh dua faktor lingkungan, yaitu lingkungan ekstern dan lingkugan intern. Kedua faktor lingkungan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a.         Faktor lingkungan ekstern, melipuiti kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial, kelompok referensi dan keluarga.
b.         Faktor lingkungan intern, meliputi motivasi, pengamatan, belajar, keperibadian dan sikap.
Hubungan respon konsumen dan perilaku konsumen ini di implikasi pemasaran dari hubungan respon dan perilaku konsumen berkaitan dengan pengukuran komponen-komponen kognitif (berpikir) dan afektif (perasaan) dari respon pembeli, hasil pengukuran dapat didayagunakan untuk meramalkan perilaku. Perilaku pembeli juga dapat dipengaruhi melalui komponen kognitif dan afektif.
  
C.  Teori Respon
Menurut Azzaino dalam Nainggolan (1992) respon adalah suatu proses penilaian terhadap suatu objek dari sudut subjektif yaitu berdasarkan pengamatan dari dalam diri individu dan dari sudut objektif yaitu pengaruh lingkungan dimana ia terlibat. Sedangkan menurut Rahmat (2000) respon adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Respon menurut dudung (1985), respon adalah sikap tanggap dan kemampuan seseorang atau kelompok untuk melakukan sesuatu tindakan atau kegiatan. Respon seseorang dalam melakukan suatu tindakan merupakan bagian dari tindakan atau kegiatan masyarakat. Dalam arti lebih luas, responmerupakan kekuatan social untuk menimbulkan partisipasi terhadap sesuatu kegiatan yang berasal dari atas sebagai kekuatan sosial. Sikap tanggap dan kemampuan bertindak tersebut adalah hasil dari sesuatu proses sosial tertentu yang terjadi dalam kelompok sebagai sesuatu system.

Respon merupakan reaksi terhadap rangsangan yang diterima oleh panca indra. Biasanya respon diwujudkan dalam bentuk perilaku yang dimunculkan setelah dilakukan perangsangan dari lingkungan. Jika rangsangan dan respon dipasangkan maka akan membentuk tingkah laku baru terhadap rangsangan yang diberikan. Sama halnya dengan persepsi konsumen, yaitu. Menurut Kotler dan Amstrong (1997) persepsi adalah proses, yang dengan proses itu konsumen memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasikan stimuli untuk membentuk gambaran dunia yang penuh arti. Stimuli adalah setiap input yang dapat ditangkap oleh indra, seperti produk, kemasan, merk, iklan, dan harga. Stimuli tersebut diterima oleh pancaindra, seperti mata, telinga, mulut, hidung,dan kulit.
Tingkat pendidikan, umur dan jarak tempat tinggal konsumen merupakan factor yang berperan dalam pembentukan motivasi dan responsif. Manusia yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, memiliki motivasi dan respon yang lebih besar pula. Hal ini disebabkan karena individu yang memiliki tingkat pendidikan akan lebih agresif terhadap informasi.

C.  Pemasaran
Marketing atau pemasaran bukanlah suatu yang dikenal oleh segolongan kecil, tetapi semua orang telah kenal dan terus berhadapan dengan marketing. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya seseorang memerlukan sesuatu, maka ia akan pergi ke pasar untuk membeli keperluan tersebut dan seterusnya.
Pemasaran secara sederhana dikatakan sebagai proses penyaluran barang-barang dari produsen sampai ke konsumen. Produsen adalah mata rantai yang pertama dan konsumen adalah mata rantai terakhir. Pemasaran dikatakan efektif jika terdapat kesesuaian antara produksi dengan kebutuhan konsumsi secara optimal.
Untuk mengetahui efesiensi tidaknya suatu pemasaran komoditi haruslah diketahui besarnya biaya yang dikeluarkan setiap mata rantai pemasaran serta keuntungan yang diambil setiap badan-badan usaha dalam mata rantai pemasaran komoditi yang dimonitor (Anonimous, 1985 : 6).

Faktor lain yang berpengaruh terhadap pemasaran adalah keterlibatan lembaga pemasaran, sejauhmana lembaga pemasaran terlibat dalam pemasaran dapat dilihat dari saluran pemasaran serta pada aktivitas komoditas tersebut.
Setiap jenis atau macam komoditas mempunyai saluran yang berbeda. Masing-masing lembaga pemasaran melakukan fungsi pemasaran secara berbeda sesuai dengan kemampuan lembaga pembiayaannya.
Menurut Azzaino (1981 : 98) pada umumnya bagian yang diterima oleh petani akan lebih sedikit jika jumlah tingkat pedagang perantara panjang.  Alex Nitisemito (1981:13), memberikan pengertian marketing sebagai berikut: “ Marketing ialah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efesien dengan maksud untuk menciptakan permintaan yang efektif.

Menurut G. Kartasapoetro CS, dalam bukunya “Marketing Produk Pertanian dan Industri, Pemasaran adalah meliputi segala yang dilakukan agar barang-barang hasil produksi dari produsen dimungkinkan mengalir secara lancar ke faktor konsumen.
Bayu Swastra D (1984:10) memberikan pengertian pemasaran adalah “Sistem dari keseluruhan kegiatan usaha yang ditujukkan untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun yang potensial”.
Pemasaran merupakan sebuah nyawa dalam suatu usaha (Suharno, 2007). Sebaik apapun produk yang akan dipasarkan, bila tidak melalui pemasaran yang baik maka produk tersebut tidak akan dikenal oleh masyarakat. Pemasaran menjadi hal yang sangat penting di dalam pengelolaan suatu usaha. Pasar pertanian yang telah ada di indonesia saat ini sudah di kelola dengan sangat baik. Sistem pemasaran yang baik digunakan untuk menunjang pengelolaan produk-produk hasil pertanian agar sampai kepada konsumen.
Kotler dan Kusumastuti (2009) mengartikan komunikasi pemasaran sebagai usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik, terutama konsumen sasaran, mengenai keberadaan suatu produk di pasar. Kusumastuti (2009) sendiri menyatakan komunikasi pemasaran sebagai aplikasi komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah usaha. Aplikasi tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa hal seperti media yang digunakan, daya tarik pesan, dan frekuensi penyajian. Media terbagi menjadi tiga jenis, yaitu : media massa, media kelompok, dan media personal.
Pemasaran yang sedikit lebih baik dilakukan oleh petani yang telah berkumpul dalam suatu kopresai. Hal inipun hanya terbatas pada pemasaran langsung dengan menjualnya di pasar terdekat tanpa adanya konsep promosi yang lebih lanjut. Pemasaran yang baik dilakukan oleh petani atau produsen besar. Modal yang besar menjadi alasan mengapa konsep pemasaran yang baik hanya dilakukan oleh petani atau produsen dengan modal.
Mengenai media pemasaran, sebuah survei telah dilakukan di Amerika Serikat dan memberikan gambaran bahwa responden menggunakan metode pemasaran berupa iklan dari mulut ke mulut dan mayoritas 53% menggunakan kartu nama, tetapi hanya 41% yang menggunakan iklan di surat kabar, 39% memiliki brosur penjualan, 27% mengirimkan email kepada pelanggan, dan 23% menggunakan pamflet dipingir jalan (G. Alexander Baer and Cheryl Brown, 2007).  
Pemasaran sebagai penampilan aktivitas bisnis yang terlibat dalam aliran produk dan jasa dari titik usahatani ke tangan konsumen (Kohl dan Uhl, 1986). Pemasaran adalah penampilan dari semua aktivitas bisnis yang terlibat dalam aliran bahan makanan dan serat dari petani produsen ke konsumen (Rhodes, 1987).
Pemasaran adalah kegiatan yang berhubungan dengan bergeraknya barang dan jasa dari produsen ke konsumen (Hanafiah dan Saefuddin, 1987).
Dari defenisi-defenisi yang telah dikemukakan oleh para ahli tentang pemasaran atau tata niaga yang pada prinsifnya mengatakan bahwa pemasaran merupakan aktivitas yang ditunjukkan terhadap barang dan jasa agar dapat berpindah dari produsen ke konsumen.
Salah satu cara untuk mengetahui bagaimana pasar berjalan secara fair dan efesien dalam pemasaran dilakukan melalui pendekatan struktur pasar. Menurut Js Bain dalam Anindita R (2003), pendekatan didasarkan atas tiga hal yang saling berkaitan, salah satunya adalah pendekatan struktur pasar sehingga dapat mempengaruhi bagaimana perusahaan bertingkah laku di pasar (Market Conduct).

Fungsi pemasaran adalah serangkaian kegiatan yang tertuju pada pemindahan barang dari sektor produksi ke konsumen, meliputi : a) pembelian, b) penjualan, c) penyimpanan, d) pengangkutan, e) pengolahan, f) standarisasi, g) pembiayaan dan h) informasi pasar. Fungsi pemasaran dilakukan lembaga pemasaran dalam usaha memindahkan barang dari sektor produksi ke konsumen.
Beberapa cara pendekatan yang dipakai untuk menganalisis pemasaran, seperti : 1) Pendekatan serba barang, 2) Pendekatan serba lembaga, 3) Pendekatan serba fungsi (Hanafiah dan Saefuddin, 1986), 4) Pendekatan teori ekonomi, 5) Pendekatan sistem tingkah laku (Kohl dan Uhl, 1986), 6) Pendekatan Organisasi pasar (Azzaino, 1981).

F.   Macam-macam Biaya Pemasaran
Biaya Pemasaran (ordering cost, pro gurement costs) adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemasaran bahan atau barang, sejak dari penempatan pemasaran sampai tersedianya barang yang di gudang, biaya pemasaran ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka mengadakan pemesanan pemasaran barang tersebut, yang mencakup biaya administrasi dan penempatan bongkar muat, biaya penerimaan dan biaya pemeriksaan barang.
Dalam kegiatan produksi, biaya sering disebut sebagai set up cost, yaitu biaya yang diperlukan untuk menyiapkan mesin-mesin dan alat atau proses manufaktur dari suatu rencana produksi (Eddy Herjanto 1999 : 225).
Menurut Sukirno (2005 : 208), biaya total adalah keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Konsep biaya total dapat dibedakan ke dalam tiga pengertian : biaya total, biaya tetap dan biaya berubah-ubah.

Berdasarkan pengertian di atas, bahwa biaya total adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh seseorang dalam mendapatkan barang dan jasa sehingga orang tersebut dapat menjualnya kembali. Adapun biaya total (total cost) dapat dirumuskan sebagai berikut :
TC = FC + VC
·      TC adalah total cost dimana keseluruhan biaya baik biaya tetap maupun biaya yang bersifat berubah-ubah.
·      FC atau fixed cost adalah keseluruhan biaya tetap.
·      VC adalah variable cost yaitu biaya-biaya yang bersifat berubah-ubah apabila produksi suatu produk ditingkatkan maka biaya variabel juga mengalami perubahan dan akan bertambah.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.      Gambaran Umum Daerah Penelitian
1.    Letak dan Luas Daerah
Kabupaten Aceh Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terkenal dengan produksi kopi arabika yang telah mendapat lesence produk organic. Kabupaten Aceh Tengah yang terletak pada Dataran Tinggi Gayo yang berada di tengah-tengah Provinsi Aceh yang seringdijulukidengan kota dingin serta udaranya yang segar dan sejuk dengan ketinggian tempat rata-rata  200 - 2.600 meter dpl dengan luaswilayahsekitar 4.318,39 Km2,
Kecamatan Kebayakan merupakan salah satu kecamatan dari 14 kecamatan yang berada di Kabupaten Aceh Tengah dengan ibu kota kecamatannya adalah Kebayakan, serta memiliki ketinggian rata-rata 800 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan luas daerah 56,34 Km2.
Kecamatan Kebayakan memiliki batas-batas wilayah diantaranya,sebagai berikut :
§  Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bener Meriah
§  Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Lut Tawar
§  Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bukit Kabupeten Bener Meriah
§  Sebelah Timur berbatasandengan Kecamatan Bebesen

B.       Sejarah Berdirinya Warung Kopi Siap Saji  UD. Gayo Espresso Kupi  Di Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah.

Warung penjualan kopi siap saji UD. Gayo Espresso Kupi milik Bapak Ir. Win Ruhdi Bathinmerupakan usaha yang telah beliau jalani dan ditekuni kurang lebih selama 5 tahun yang lalu atau tepatnya pada tahun 2006.Pemasaran yang dilakukan oleh UD.Gayo Espresso Kupi bukan sajamemproduksi kopi siap saji tetapi juga memproduksi bubuk kopi arabika dan robusta dengan berbagai ukuran kemasan dengan tingkat harga yang bersaing dipasaran.
Latar belakang berdirinya warung (café)kopi siap saji  UD. Gayo Espresso Kupi milik Ir. Win Ruhdi Bathinberdasarkanpengalaman beliau dari luar daerah semasa merantau di medan dan pulau Jawa, kemudian beliau melihat bahan baku kopi siap saji yang melimpah di daerah Dataran Tinggi Gayo dan kurangnya wadah-wadah pengolahan hasil bahan pertanian untuk mendapatkan nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan tingkat harga bahan bakunya itu sendiri.
Keinginan beliau untuk mandiri dalam berwirausaha, menjadikan tekad dan niat beliau yang cukup kuat dalam mengelola warung kopi siap saji di KabupatenAceh Tengah, hal tersebut dapat dilihat dengan masih rendahnya para pesaing yang memproduksi hasil yang sama. Dalam menjalankan usahanya warung kopi siap saji Bapak Win Ruhdi Bathinmelakukan hubungan kerjasama ataupun mitra usaha dengan para pedagang baik dari dalam daerah maupun luar daerah dalam pemasaran hasil produksi home industrinya.

C.      Karakteristik Pemilik UD. Gayo Espresso Kupi
Karakteristik petani sampel padawarung kopi siap saji  dalam penelitian ini berdasarkan : umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dalam keluarga dan pengalaman pemilik usaha dalammengelola usahanya.
Karakteristik petani akan menentukan kemampuan kinerja dari seorang petani itu sendiri dalam upaya peningkatan produksi guna mencapai tingkat pendapatan yang lebih tinggi. Disamping faktor fisik dan ekonomi lainnya, karakteristik petani sampel sebagai berikut :
Nama Usaha                     : UD. Gayo Espresso Kupi
Alamat Usaha                  :  Jl. Lebe Kader. Takengon-Bireun
Bentuk Usaha/Industri     :  Pengolahan Kopi Arabika Organik
Nama Pemilik                   : Ir. Win Ruhdi Bathin
Alamat Pemilik                :  Ds. Paya Sergi, Kp. Musara Kec. Kebayakan
Umur                                : 48 Tahun
Tingkat Pendidikan          : Sarjana
Jumlah Tanggungan         : 3 Orang
Lama Berusaha                : 5 Tahun
Jumlah Tenaga Kerja        : 4 Orang


D.      Proses Pengolahan Kopi siap saji
Setelah buah kopi merah diambil, kemudian digiling atau dikupas kulit merahnya dan dikeluarkan biji buahnya.Buah kopiyang masih bercangkangkemudian dibersihkan dengan air bersih dan dikeringkan selama beberapa jam sampai air dalam buah benar-benar habis.Setelah itu, buah kopi yang masih bercangkangdimasukkan ke mesin penggilingan (huller) untuk melepaskan kulit buah (cangkang) sehingga menjadi kopi labu yang kemudian harus dikeringkan.
Adapun skema pengolahan buah kopi merah menjadi biji kopisiap saji dapat dilihat pada skema gambar 1 :
Kebun

Pengilingan Kulit Merah

Gabah

Green Bean

Roasting

Greender

Kemasan

Pasar

Siap Saji

 









Sambar 1. Skema Pengolahan Biji Kopi Siap Saji


Berdasarkan skema pengolahan gambar 1, maka bahan baku kopi siap saji pada UD. Gayo Espresso Kupi berasal dari kebun milik sendiri yang diusahakan di Kampung Paya Serngi dan apabila tidak mencukupi maka kekuranganbiji kopi dibeli dari petani, setelah bahan baku kopi mencukupi maka kopi biji merah di giling dengan mengunakan mesin giling biji merah menjadi biji kopi gabah.
Biji kopi gabah masuk ke kilang penggilingan kopi yang berada disekitar tempat usaha menjadi biji kopi labu, Bijikopi labu kering (Green Bean)di olah denganmelakukan system roasting (alat pemanggang kopi), kemudian biji dimasukkan ke mesin greender atau pemecah biji kopi yang telah selesai diroasting.
Bubuk kopi yang telah di greender di dinginkan kemudian dimasukkan ke packing yang terbuat dari aluminium foil, setelah menjadi dalam bentuk kemasan maka kopi siap saji digunakan untuk kebutuhan UD. Gayo Espresso Kupi dan sebagian di jual di pasaran, Dan untuk kopi siap saji menggunakan alat coffee maker sehingga dapat mengahasilkan aroma dan sari kopi yang berkualitas tinggi.

E.  Sistem Pemasaran Kopi Siap Saji  Di Kabupaten Aceh Tengah
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada konsumen yang terlibat dalam pemasaran kopi siap saji maka pemasaran kopi siap saji di Kabupaten Aceh Tengah masih belum banyak menemukan kendala, harga kopi siap saji masih ditentukan oleh produsen dan harga sangat bersaing antara para produsen kopi siap saji.
Pengolahan bijikopi siap saji pada UD. Gayo Espresso Kupi  masih tergolong skala kecil atau menengah, memiliki supplier khusus, atau membeli langsung dari petani. Konsumen siap saji dapat membeli kopi arabika siap saji langsung dan tersedia dalam bentuk kemasan pada UD. Gayo Espresso Kupi.
Konsumen jugabisa membeli kopi siap saji dalam bentuk kemasan (packing) dari UD. Gayo Espresso Kupi yang berada di 2 (dua) tempat, yaitu di Kecamataan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah.
Bagi konsumen tertentu dapat membeli atau memesan kopi siap saji melalui jaringan internet dan via handphone apabila tiba-tiba membutuhkan kopi arabika siap saji  dalam jumlah besar seperti untuk acara pesta pernikahan atau untuk acara lainnya. Meskipun demikian, konsumen juga masih mungkin membeli kopi siap saji bentuk kemasan dalam jumlah kecil melalui pedagang-pedagang pengecer.

F.  Harga Kopi Siap Saji  Pada UD. Gayo Espresso Kupi
Harga kopi pada saat ini sangat bervariasi, tergantung dari tempat penjualannya, propinsi, dan kualitas biji kopi yang dipasarkan. Harga kopi yang digunakan sebagai bahan baku siap saji pada umumnya lebih tinggi daripada kopi arabika biasa karena masih terbatasnya jumlah produksi dan semakin jauhnya rantai pemasaran dari petani sebagai pihak yang memproduksi sampai ke konsumen sebagai pengguna.
Harga jual biji kopi yang digunakan untuk kopi siap saji ditingkat petani dalam satu lokasi umumnya seragam tetapi berbeda menurut sentral produksi. Variasi harga biji kopi siap saji ready (kadar air 13%) berkisar antara Rp 50.000 s/d Rp 60.000 per kg. Harga pasar bukanlah harga tetap (fixed price) karena perubahan (fluktuasi) harga ditentukan oleh tingkat penawaran dan permintaan sehinga terjadi keseimbangan harga yang berlaku di pasar.
Dengan adanya harga, pelaku pasar menjadi mudah dalam melakukan tukar menukar barang/jasa. Harga yang terjadi dalam pemasaran kopi siap saji adalah hasil dari proses tawar menawar antara petani sebagai produsen dengan pedagang kopi siap saji. Namun demikian terdapat kisaran harga umum yang berlaku disetiap pasar di Kabupaten Aceh Tengah.
Adapun harga biji kopi siap saji pada UD. Gayo Espresso Kupi  dengan berbagai kemasan dapat dilihat pada tabel 2, di bawah ini.






Tabel  2.    Jenis Minuman, Harga Minuman Dan Jumlah Penjualan Kopi Siap Saji  Pada UD. Gayo Espresso Kupi  di Kecamatan KebayakanKabupaten Aceh Tengah.

No
Jenis Produk
Harga / Gelas (Rp)
Jumlah Penjualan Per Gelas Per Bulan
Jumlah Pendapatan (Rp)
1.
Espresso Coffee
6.000
270
1.620.000
2.
Black Coffee
6.000
150
900.000
3.
Late Coffee
14.000
90
1.260.000
4.
Americano Coffee
10.000
120
1.200.000
5.
Mocca Coffee
15.000
60
900.000
6.
Maciato Coffe
8.000
120
      960.000
Sumber : Data Primer, Tahun 2012

Berdasarkan data pada tabel 2 dapat diketahui bahwa harga tertinggi pada minuman kopi siap saji adalah mocca coffee sebesar Rp. 15.000 per gelas, kemudian late coffeedengan harga Rp. 14.000 per gelas, serta espresso coffee dengan harga hanya Rp. 6.000 per gelas tetapi paling banyak digemari para penikmat kopi siap saji di Kabupaten Aceh Tengah.Sedangkan jenis produk dengan harga dalam bentuk kemasan pada kopi siap saji di UD. Gayo Espresso Kupi Takengon dapat dilihat pada table 3, sebagai berikut.

Tabel  3.    Jenis Produk, dan Harga Kopi Bentuk Kemasan Pada UD. Gayo Espresso Kupi  di Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah.

No
Jenis Produk
Bentuk Kemasan (Gram)
TingkaHarga (Rp)
1.
Arabika Bland
250
35.000
2.
Arabika premium
250
50.000
3.
Arabika High Class
250
75.000
Sumber : Data Primer, Tahun 2012

Berdasarkan data pada tabel 3 dapat diketahui bahwa jenis produk kopi dalam bentuk kemasan terdiri dari Arabika Blanddengan harga Rp. 35.000 per 250 gram,Arabika Premium dengan harga Rp. 50.000 per 250 gram dan Arabika High Classharga tertinggi Rp. 75.000 per 250 gram.

G.  Strategi Pemasaran Kopi Siap Saji  Pada UD. Gayo Espresso Kupi
Berdasarkan hasil penelitian, penulis mencari beberapa konsumen yang membeli kopi siap saji serta mencatat gambaran tentang pemasaran kopi siap saji yang akan dipasarkan ke berbagai daerah lain diantaranya ke Kabupaten Bireun, Banda Aceh, Medan dan ke pasar lokal Takengon serta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah sesuai dengan tingkat permintaan pasar lainnya.
Faktor penting dalam keberhasilan atau kegagalan dari strategi pemasaran kopi siap saji adalah apakah elemen strategi pemasaran tersebut dapat konsisten dengan realita dari lingkungan eksternal.
UD. Gayo Espresso Kupi, mengawali usahanya dengan mencari informasi tentang kebutuhan dan keinginan pelanggan. Kemudian dideteksi produk yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan itu. Laba atau profit justru diharapkan diperoleh dari kepuasan konsumen yang nantinya membeli dalam jumlah banyak, terus-terusan dan dengan harga yang menguntungkan.
Pemasaran kopi siap saji yang dilakukan UD. Gayo Espresso Kupidi Kecamatan Kebayakan lebih mengutamakan kepuasan pelanggan dengan membuat dan menciptakan rasa kopi siap saji yang spesifik (khas) yang kemudian dikemas dalam berbagai bentuk kemasan (packing) seperti premium, super mini dan bland.
UD. Gayo Espresso Kupijuga harus memanjakan konsumen dengan hiburan lainnya seperti musik dan kenyaman tempat yang sifatnya kadang-kadang atau sementara yang membeli dan beristirahat atau bersantai sambil menikmati rasa kopi siap saji di UD.Gayo Espresso Kupi di Kecamatan Kebayakan .
Permintaan (demand) adalah jumlah barang yang tersedia dibeli para pembeli pada pasar tertentu dengan harga tertentu dan pada waktu tertentu.Penawaran terhadap produk-produk yang tersedia dan siap dipasarkan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.Produk-produk yang dihasilkan produsen dan didistribusikan melalui saluran pemasaran yang ada (wholesale, grosir, agen) tersebar ke berbagai lokasi (daerah) dan mendekat kepada konsumen.
Volume persediaan pemasaran produk kopi siap saji yang diolah secara intensif akan menghasilkan cita rasa yang khas dan enak sehingga dapat dinikmati oleh konsumen. Pada UD. Gayo Espresso Kupi, pengolahan kopi siap sajidengan menggunakan alat khusus (modern) untuk pengepres sari kopi siap saji.
UD. Gayo Espresso Kupijuga menjual kopi siap saji  ke beberapa daerah dalam berbagai bentuk kemasan dengan volume terbatas dan memproduksi sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat (rumah tangga, perusahaan, dan warung kopi siap saji) yang jumlahnya juga tertentu. Cara pembuatan kopi arabika organic dengan campuran kopi siap saji  padaUD. Gayo Espresso Kupidi Kecamatan Kebayakan dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4.   Cara Pembuatan Kopi Siap Saji pada UD. Gayo EspressoKupi  di Kecamatan Kebayakan

No
Alat Pengepres Sari Kopi
Tipe
Cara Pembuatan
1.
Coffie maker
Conte
Pembuat kopi siap saji system uap atau press
2.
Greender 
Penggiling by  roasting
Pemecah biji/bubuk
3.
Sealer
Aluminium foil
Pudding
4.
Shypoine
Expresso
Alat pemasak kopi siap saji
5.
Coffie maker
Expogar seri
Mega crem
Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2012
Berdasarkan informasi pada tabel 4 dapat diketahui bahwa terdapat beberapa cara pembuatan kopi arabika campuran kopi siap saji  yang siap disajikan pada pelanggan atau konsumen yang datang ke warung UD. Gayo Espresso Kupi di Kecamatan Kebayakan. Alat pengepres kopi dengan bermacam-macam tipe seperti conte, roasting, expresso, expogar dan lain-lain.
Cara pembuatan kopi arabika organic campuran kopi siap saji  juga bermacam-macam, mulai dari pemecah biji kopi, pengepres uap atau sari kopi sampai kepada proses pemasakan kopi siap saji. Bahan campurannya juga menggunakan bahan yang berbeda-beda seperti cream dan pudding, tergantung pada rasa dan selera para pelanggan atau konsumen yang memesan atau datang ke UD.Gayo Espresso Kupi. Adapun tipe dan jenis alat pengepres kopi siap saji di Kecamatan Kebayakan dapat lihat pada lampiran 11, dan sistem pengepakan tertera pada lampiran 12.
Strategi pemasaran pada UD.Gayo Espresso Kupitelah menerapkan konsep bauran pemasaran atau marketing mix. Bagi pemasaran produk barang kopi arabika organik, manajemen pemasaran akan dipecah menjadi 4 (empat) kebijakan pemasaran yang lazim disebut sebagai bauran pemasaran (marketing mix) atau 4P dalam pemasaran yang terdiri dari 4 (empat) komponen, yaitu Product (produk), Price (harga), Place (tempat), dan Promotion (promosi).
UD. Gayo Espresso Kupidi Kecamatan Kebayakan tidak hanya memasarkan produknya secara langsung kepada pengguna akhir, tetapi juga kepada pedagang lain. Perantara ini membentuk saluran pemasaran yang juga disebut sebagai saluran distribusi.

H.      Perhitungan Chi Square untuk menentukan nilai Frekuensi Harapan dan Frekuensi Obsevasi.

1.    Formulasi hipotesis nihil dan hipotesis.
H0  :     Di duga bahwa respon konsumen pada pemasaran kopi arabika siap saji tidak berpengaruh terhadap jumlah penjualan di UD. Gayo Espresso Kupi di Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah.
H1  :     Di duga bahwa respon konsumen pada pemasaran kopi arabika siap saji berpengaruh terhadap jumlah penjualan di UD. Gayo Espresso Kupi di Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah.

2.     Level of significance
Dengan bentuk tabel kontengensi :  4 x 2 (4 baris dan 2 kolom)
X2 │(0,05; (r – 1) (k – 1) │ 
r – baris
k – kolom
db = (2 - 1) (4 - 2) = 1 x 3 = 3
  dk = 3 ; = 0,05 " tabel = 7,815  

Tabel  5. Nilai Ekspektasi dan Observasi
Variabel
Eksternal
Internal
Total Kolom
Umur
69
0
69
Jarak Tempat Tinggal
72
0
72
Selera / Minat
76
0
76
Intensitas Pelanggan
69
0
69
Produk
0
67
67
Price
0
74
74
Place
0
78
78
Promotion
0
71
71
Total Baris
286
290
Total Observasi



576
Sumber  :  Data Primer Diolah, Tahun 2012 

Berdasarkan hasil analisis pada lampiran 5, maka diperoleh nilai ekspektasi dan observasi seperti di atas yang kemudian dilanjutkan dengan analisis frekuensi dengan menggunakan rumus, sebagai berikut :

Tabel 6.   Nilai Frekuensi Harapan Dari Masing – Masing Variabel

-     EksternalUmur


-     EksternalJarak Tempat Tinggal


-     EksternalSelera / Minat


-     EksternalIntensitas Pelanggan



-       InternalProduk


-       Internal Price



-       Internal Place


-       InternalPromotion


Sumber  :  Data Primer Diolah 2012.
3.    Perhitungan  dari sampel – sampelnya.
Dengan criteria :
Jika      hitung    tabelmaka tolak H0 artinya signifikan dan
hitung    tabel maka terima H0 artinya tidak signifikan.
Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
-           Uji Kebaikan Suai (Tabel perhitungan



Keterangan :   
k       =  banyaknya kategori/sel
Oi    = frekeunsi observasi untuk kategori ke-i
ei       =frekuensi ekspektasi untuk kategori ke-i
db (derajat bebas ) = k – 1
Hasil perhitungan untuk chi kuadrat (  dapat dilihat pada tabel 8 :














Tabel 7.  Tabel Kontingensi Untuk Menghitung Nilai 

Kategori
Oi
ei
( oi - ei )
( oi - ei )2
( oi - ei )2/ ei
Internal
67
33.73
33.27
1.106,9
32,81

74
37.25
36.75
1.350,6
36.25

78
39.27
38.73
1.500,0
38.19

71
35.74
35.26
1.243,3
34,78
Eksternal
69
34.26
34.74
1.206,9
35.22

72
35.75
36.25
1.314,1
36.75

76
37.73
38.27
1.464,6
38.81

69
34.26
34.74
1.206,9
35.22




hitung
11,184







4.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka : hitung> tabel  atau 11,184>7,815, Artinya, Ho ditolak yang berarti berpengaruh atauterdapat nilai yang signifikan. Jadi strategi pemasaran yang dilakukan UD.Gayo Espresso Kupi pada pemasaran kopi siap saji di Kecamatan Kebayakan berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan.
a.      Berdasarkan perbandingan Chi-Square uji dan tabel.

·      Berdasarkan perbandingan Chi-Square Hitung dengan Chi-Square tabel, dari hasil analisis diperoleh Chi-Square hitung sebesar 11,184, sementara diketahui bahwa nilai Chi-Square tabel untuk     α = 5 %, db=3 sebesar 7,815.
·      Karena Chi-Square Hitung > Chi-Square Tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima.

b.      Berdasarkan Probabilitas.

·       Berdasarkanhasil analisis diketahui nilai Asymp.Sig adalah 0,000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari nilai α = 5 % (0,05). Dengan demikian diputuskan menolak Ho.
·      Artinya bahwa strategi pemasaran yang dilakukan UD. Gayo Espresso Kupidalam pemasaran kopi siap saji di Kecamatan Kebayakan berhubungan signifikan terhadap volume penjualan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat dikesimpulan bahwa :
1.      Berdasarkan hasil perhitungan maka : hitung> tabelatau11,184 >7,815, Artinya, Ho ditolak yang berarti terdapat respon positif dari konsumen dengan  UD. Gayo Espresso Kupi
2.      Strategi pemasaran yang dilakukan UD. Gayo Espresso Kupi pada pemasaran kopi siap saji di Kecamatan Kebayakan berhubungan dengan  volume penjualan.

B.       Saran
Adapun saran dan masukan dari penelitian ini, sebagai berikut :
1.      Disarankan kepada pemilik UD. Gayo Espresso Kupi di Kecamatan Kebayakan agar meningkatkan volume penjualan dengan mencari peluang pasar ke daerah lain selain di Kabupaten Aceh Tengah
2.      Sebaiknya dilakukan diversifikasi produk kopi siap saji dalam berbagai bentuk packing agar tampilan dapat menarik konsumen sehingga dapat menambah pendapatan.
3.      Diharapkan peranan dan jalinan kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah dalam promosi kedaerah lain sehingga dapat memperlancar pemasaran kopi arabika siapsaji yang berasal dari Kabupaten Aceh Tengah.







DAFTAR PUSTAKA

1.           
Anonymous, 2006. Kopi; Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Cet X Jakarta. Penebar Swadaya.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomika Pertanian. Jakarta: PT Pustaka. LP3ES Indonesia.

Najiyati, Sri dan Danarti (2006). Kopi; Budidaya dan Penanganan Pascapanen. Cet XIV. Jakarta. Penebar Swadaya.

Puad. 2005. Pengantar Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rahim, A.2007. Pengantar Ekonomika Pertanian. Jakarta: PT Penebar Swadaya.

Rahim, A. 2008. Ekonomi Pertanian. Jakarta.
Sugiono. 2005. Statistic Untuk Penelitian. Alfabeta.Ikapi. Bandung
Sukirno, S. 2004. Pengantar Bisnis. Jakarta: Persada Media.
Tjiptono Fandy, 1997. Strategi Pemasaran. Penerbit ANDI Yogyakarta.

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soekartawi. 1999. Agribisnis, Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudiyono Arman, 2006. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang. Jawa Timur.

Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Suratiyah, K. 2009. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.
Umar, Husien. 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Comments

Popular posts from this blog

pemanenan hijauan pakan ternak

Lirik Lagu Nasrul Arifin (UWES)

ANALISA BREAK EVEN POINT (BEP) USAHATANI KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI KECAMATAN BUKIT KABUPATEN BENER MERIAH