Perbandingan Produksi Usahatani Kopi Lahan Milik Sendiri Dengan Lahan Sakap Di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah



ABSTRAK



Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan Produksi usahatani kopi lahan milik sendiri dengan produksi usahatani lahan sakap di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah.

Metode pengambilan data dalam penelitian ini mengunakan metode random sampling (metode acak sederhana), dan teknik pengumpulan data mengunakan metode wawancara langsung dengan mengunakan Quisioner. Hasil pengumpulan data / sampel dengan jumlah responden / petani sampel   yaitu 62 petani pelaku usahatani Kopi dimana populasi di jadikan sampel (sampel jenuh) dari ketiga kampung yang di ambil yang berusahatani Kopi yaitu kampung Buntul Gayo, kampung Peteri Pitu Wih Resap dan Amor di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah.

Kopi adalah salah satu tanaman perkebunan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kopi banyak di tanam di kampung Buntul Gayo  kampung Peteri Pitu Wih Resap dan di kampung Amor di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah dan banyak petani yang memiliki lahan sendiri dan sakap untuk memperoleh pendapatan petani yang tinggi maka petani menggeluarkan biaya seminim mungkin untuk usahataninya.

Hasil penelitian dari tiga Kampung di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah memperlihatkan dimana rata-rata jumlah produksi Lahan Milik Sendiri sebesar Rp. 5.346, Kg pertahun  dengan kepemilikan lahan Sakap Rp. 2.021, Kg pertahun sedangkan selisih produksi sebesar 1.214 Kg pertahun. Dalam hal ini rata-rata jumlah produksi antara lahan hak milik dan lahan sakap jauh berbeda. Sehinga terdapat perbandingan produksi usahatani Kopi lahan milik sendiri dengan lahan sakap di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah.

Hasil pengujian menggunakan uji “Z” membuktikan bahwa produksi usahatani kopi lahan milik sendiri berbeda dengan produksi usahatani lahan sakap dimana, Zhitug = 7,7448 sedangkan Ztabel=.0,0016, maka H0 dan Ha diidi tolak Ha di terima dengan tingkat keyakinan sebesar 5% atau α=0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan produksi antara usahatani kopi lahan milik sendiri lebih tinggi produksinya dari pada produksi usahatani kopi lahan sakap


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi di Indonesia secara menyeluruh pemerintah lebih menitik beratkan pembagunan pada sektor pertanian karena pembagunan sektor pertanian di harapkan dapat mendorong sektor lainya. Pembagunan pertanian yang harus di tempuh oleh masyarakat diarahkan pada pegembangan pertanian yang maju efesien dan tangguh.
Pembagunan pertanian bertujuan untuk menigkatkan hasil  dan mutu produksi, menigkatkan pendapatan dan taraf hidup petani serta memperluas lapangan kerja, kesempatan berusaha dan menunjang kegiatan industeri juga menigkatkan devisa negara.
Penggembangan kopi pada awalnya hanya terkosentrasi di Bandar Lampahan dan Berkhgendal. Setelah tahun 1930 kopi menjadi penting bagi masyarakat karena langsung dapat menghasilkan uang dan setelah perang dunia II semua kopi hanya dihasilkan oleh perkebunan rakyat.
Perkebunan kopi rakyat di Kabupaten Bener Meriah baru mulai berkembang setelah berakhirnya perang kemerdekaan yaitu pada tahun 1945 dan pada saat ini luas areal tanaman kopi rakyat telah mencapai 45.316,04 Ha yang tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Bener Meriah dengan komposisi tanaman adalah sebagai berikut :



Tabel 1. Luas Tanaman Kopi dan Komposisi Tanaman Kopi di Kabupaten Bener Meriah tahun 2011.
No
Kecamatan
Luas (Ha)
Komposisi Tanaman (Ha)
TBM
TM
TTR
1
Bukit
3.621,77
296,00
2,776,13
549,80
2
Bandar
4.613,80
691,32
2,714,53
1,227,95
3
Permata
9.310,78
1.639,10
5,496,28
2,175,40
4
Bener kelipah
1.514,03
78,06
982,21
453,76
5
Wih Pesam
3.929,30
76,42
3,293,75
559,13
6
Mesidah Gajah
5.047,72
1,028,64
3,512,58
506,50
7
Gajah Putih
3.931,30
753,99
2,807,40
369,91
8
Pintu Rime Gayu
8.401,57
1,500,98
3,658,51
3,242,08
9
Syiah Utama
992,72
276,65
303,50
412,58
10
Mesida
3.953,04
1,073,90
1,418,54
1,496,60
Jumlah
45.316,04
7,379,06
26,963,43
10,973,55
Sumber :  Data Dias Kehutanan Kabupaten Bener Meriah 2011.
Dari tabel diatas dapat dilihat luas tanaman kopi yang paling banyak di Kabupaten Bener Meriah adalah di kecamatan Permata degan luas lahan sebesar 9.310,78 TBM mencapai 1.639,10 sedagkan TM  5.496,28  dan TTR 2.175,40 sedagkan di Kecamatan Syiah Utama adalah area tanaman kopi yang palig sedikit di bandigkan dengan kecamatan-kecamatan lainya, dengan luasan lahan sebesarar 992,72 Ha. Tanaman TBM mencapai sebanyak  276,65 sedangkan TM 303,50 dan TTR 412,58.
Di Kabupaten Bener Meriah hingga saat ini jenis komoditi kopi yang diusahakan didominasi kopi jenis Arabika (97,03%). Hal ini berbeda dengan perkopian Indonesia dimana ± 80 % merupakan jenis kopi Robusta.
Pegembangan kopi selama ini telah menujukan hasil yang turut menentukan dalam percaturan kopi dunia. Hal ini dicirikan dengan posisi Kabupaten Bener Meriah sebagai daerah produsen kopi organik pertama di Propinsi Aceh.
Dengan kontribusi Produk Domstik Regional Brutto (PDRB) Kabupaten Bener Meriah sebesar 25,58%. Disisi lain meskipun kontribusi kopi rakyat dalam perdagangan secara kuantitatif masih sangat kecil namun secara kualitatif sangat disukai konsumen dengan keaneka ragaman jenis serta cita rasa yang sesifik.
Perkebunan kopi di Kabupaten Bener Meriah di dominasi oleh jenis kopi arabika dengan luas areal 43.956,56 Ha (97%) sedangkan sisanya seluas 1.359,48 Ha (3%) adalah jenis kopi robusta dan seluruhnya merupakan perkebunan kopi Rakyat.
Luas lahan dan populasi setiap kampung di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Luas Tanam Kopi Setiap Kampung di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah Tahun 2011.
No
Kampung
Luas Lahan
 (Ha)
Jumlah Petani
1
Cemparam Jaya
316
257
2
Jamur Atu Jaya
568
323
3
Gunug Sayang
282
131
4
Peteri Pitu Wih Resap
416
318
5
Simpur
230
89
6
Amor
221
87
7
Buntul Gayo
265
63
8
Wer Tingkem
208
151
9
Hakim Peteri Pintu
206
100
10
Perumpakan Benjadi
203,02
154
11
Cemparam Lama
195
160
12
Cemparam Pakat Jeroh
247
591
13
Simpang Renggali
238
161
14
Social
190
376
15
Pantan Kuli
185,02
266
Mesidah
3.953,04
3.227
Sumber : Badan Statistik Bener Meriah Tahun 2011.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa luas tanaman kopi di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah yang paling banyak memproduksi kopi adalah di daerah kampung Jamur Atu Jaya dengan luasan lahan 568 Ha, dan jumlah petani 323 jiwa, dan di kampung  Cemparam jaya luas lahan 316 dengan jumlah petani sebanyak 257 jiwa. Sedangkan di daerah social luasal lahan kopi hanya 190 Ha, dan jumlah petani sebanyak 376 jiwa.
Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian lingkungan fisik termaksud iklim, topongrafi, tanah, hidrologi, dan bahkan keadaan vegetasi alami (natural vegetation) yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap pengunaan lahan.
Lahan sewa, sakap dan gadai sebagai bentuk penguasaan lahan dimana terjadi pengalihan hak garap dari pemilik lahan tersebut pada umumnya mempunyai aturan tertentu yang disepakati meskipun tampa perjanjian tertulis meskipun tampa mengunakan jaminan surat-surat berharga yang secara formal disahkan oleh pemerintah.
Lahan sewa adalah harga/nilai jasa yang dihasilkan oleh tanah selama suatu periode tertentu, misalnya tahun. Oleh karena itu suatu lahan sewa memiliki dua dimensi pengukuran yaitu waktu dan unit. Sebagai contoh, lahan sewa biasanya diyatakan dalam rupiah per meter persegi per tahun.
Gadai adalah pinjam-meminjam uang dalam batas waktu tertentu dengan menyerahkan barang sebagai tanggungan, jika telah sampai pada waktunya tidak ditebus, barang itu menjadi hak yang memberi pinjaman.
Kepemilikan lahan pertanian yang menjadi dampak dari sistem bagi warisan, dan membuka lahan sendiri sehingga lebih banyak lahan yang bisa dimanfaatkan untuk perkebunan, dan usahatani yang lainya yang dapat meningkatkan kebutuhan masyarakat setempat dan untuk mencapai nilai produksi yang lebih tinggi sehinga dapat mensejahterakan kehidupan masyarakat.

B.  Identifikasi Masalah

Untuk mengarahkan pembahasan dan penelitian ini kepada tujuan yang diharapkan, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
“Apakah ada perbedaan produksi usahatani kopi lahan milik sendiri dengan lahan sakap di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah.

C.   Tujuan Penelitian
 “ untuk mengetahui perbandigan produksi usahatani kopi lahan milik sendiri dengan lahan sakap di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah”.

D.   Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang dapat di ambil dari kegiatan penelitian ini adalah :
1.    Sebagai sumbangan informasi bagi masyarakat yang mau mengembangkan usahatani kopi pada masa ini dan masa mendatang
2.    Sebagai sumbangan informasi bagi masyarakat dalam mengambil suatu keputusan
E.    Hipotesa
“Diduga bahwa Produksi Usahatani Kopi lahan milik sendiri lebih besar dari pada produksi lahan sakap  di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah.




                                                 









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   Konsep Usahatani
Usahatani adalah sebagian dari kegiatan dipermukaan bumi dimana seorang petani, sebuah keluarga atau manajer yang digaji bercocok tanam atau memelihara ternak. Petani yang berusahatani sebagai suatu cara hidup, Melakukan pertanian karena dia seorang petani. apa yang dilakukan petani ini hanya sekedar memenuhi kebutuhan. Dalam arti petani masih meluangkan waktu, uang serta dalam mengkombinasikan masukan untuk menciptakan keluaran adalah usahatani yang dipandang suatu jenis perusahaan. (Maxwell L. Brown, 1974 dalam soekartawi, 2002). Pengelolaan usahatani yang efisien akan mendapatkan pendapatan yang positif atau suatu keuntungan, usahatani yang tidak efesien akan mendatangkan suatu kerugian. Usahatani yang efesien adalah usahatani yang produktifitasnya tinggi. Ini bisa di jangkau jika manajemen pertaniannya baik.

Ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani mengkombinasikan dan megoperasikan berbagai faktor-faktor produksi, seperti lahan, tenaga kerja dan modal sebagai dasar bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang usahatani berupa tanaman sehingga memberikan hasil yang maksimal.
Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang megusahakan dan mengkoordiir fakto-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya. Sehingga ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara menentukan, mengorganisasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefesien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapat semaksimal mungkin. Ken suratiyah, (2009:8)

Usahatani merupakan sektor pertanian yang banyak diusahakan oleh sebagian besar produk indonesia. Namun pada umumnya petani merupakan golongan yang rendah pendapatan hal ini disebabkan oleh tidak dapatnya mempergunakan tenaga kerja efektif dan efesien serta mengunakan tehnologi yang sederhana dengan peralatan terbatas.

Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapa di tempat itu yang diperlakukan untuk produksi pertanian seperti tumbuhan tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bagunan-bagunan yang didirikan atas tanah dan sebagainya. Mubiyarto, (1989:66)
Dataran tinggi gayo merupakan kawasan penghasilan kopi Arabika spesialti terpenting di Indonesia. Areal yang cukup luas, kondisi tanah yang subur, dan iklim tropika basah di kawasan ini sesuai untuk pengembangan agribisnis kopi Arabika. Faktor giograpis tersebut  berdampak pada kopi arabika  dari kawasan ini  yang memiliki citarasa khas Sumatra Mandheling Coffea Sp yang sangat di kenal oleh konsumen.
Setiap jenis kopi menghendaki suhu atau ketinggian tempat yang berbeda. Milsalnya, kopi robusta dapat tumbuh optimum pada ketinggian 400-700 m dpl, tetapi beberapa diantaranya juga masih tumbuh baik dan ekonomis pada ketinggian 0-1.000 m dpl. Kopi arabika menghendaki ketinggian tempat antara 500-1.700 m dpl. Bila arabika di Tanami di dataran rendah (kurang dari 500 m dpl), biasanya produksi dan mutunya rendah serta mudah terseang penyakit HV.
Lahan adalah salah satu faktor produksi utama dalam kegiatan usahatani. Memadukan faktor produksi lainnya seperti tenaga kerja, dan biaya produksi akan menghasilkan komoditas yang di usahakan. (M.Hassan su’ud, 2004:33).
(FAO, 1996). Lahan dalam pengertian yang lebih luas termaksud yang telah di pengaruhi oleh berbagai aktivitas flora, fauna dan manusia baik di masa lalu maupun disaat sekarang, seperti lahan rawan dan pasang surut yang telah direklamasi atau tindakan konservasi tanah pada suatu lahan tertentu.
Tanah merupakan faktor produksi yang penting karena tanah merupakan tempat tumbuhnya tanaman, ternak, usahatani keseluruhanya. Tentu saja faktor tanah tidak terlepas dari pengaruh alam sekitarnya yaitu sinar matahari, curah hujan dan angin. (Ken Suratiyah, 2009:16).
Tanah adalah salah satu sumber daya alam yang penting bagi produksi. Cirinya adalah bahwa tanah itu merupakan suatu sumberdaya alam yang tetap, tanah mampu menghasilkan berbagai macam hasil pertanian dan barang tambang yang digunakan produksi. Dari sudut pandang ekonomi, pengunaan tanah adalah sewa yaitu uang hasil pengembalian kepada pemilik yang berasal dari penyerahan tanah adalah sewa yaitu uang hasil pengembalian kepada pemilik yang berasal dari penyerahan tanah tersebut untuk penggunaan yang menguntungkan. (John H. Jackson, 1994: 1).


B.   Kepemilikan Lahan
Kepemilikan lahan atau status kepemilikan lahan  di artikan sebagai lahan yang dikuasai atau dimiliki perorangan, sekelompok orang atau lembaga organisasi. Hak milik ini secara pada umumnya secara pormal di buktikan dengan sertifikasi terhadap kepemilikan lahan.
Kepemilikan lahan pertanian adalah petani yang  mempunyai lahan sendiri dan petani yang hanya melakukan usaha itu tapi bukan petani tersebut yang mempunyai lahan kopi tersebut dan pemilik usahatani kopi tersebut memberikan lahannya kepada petani yang sangup megerjakanya dengan cara bagi dua hasil oleh petani.
Penguasaan lahan dalam pertanian pedesaan oleh Darwis (2008) diklasifikasikan sesuatunya menjadi hak milik, sewa, sakap, (bagi hasil) dan gadai.

1.  Lahan hak milik
Lahan hak milik merupakan lahan sendiri yang dimiliki keluarga  pemanfaatanya dilakukan secara bergilir diantara anggota keluarga yang memiliki hak waris. Lahan sendiri setausnya menjadi hak milik pribadi yang dikuasai atau dimiliki prorangan dibuktikan dengan adanya sertifikasi terhadap pemilik lahan.
Menurut Prof. Dr. Soekartawi (2002) nilai atau harga lahan dengan setatus milik seringkali lebih mahal dibandigkan dengan lahan yang bukan milik. Lahan milik yang biasanya diyatakan dengan bukti setifikat tanah selalu harganya lebih tinggi. Hal ini salah satunya disebabkan karena adanya kesempatan hukum pemilik tanah. Tanah atau lahan petanian dengan status hak pakai atau hak guna usaha, nilainya relative lebih rendah bila dibandigakan dengan harga dengan lahan status milik.


2.    Lahan sakap
Pakpahan, et.al (1992) dan Darwis (2008) mendefinisikan sewa sakap dan gadai sebagai bentuk penguasaan lahan dimana terjadi pengalihan lahan hak garap dari pemilik lahan tersebut pada umumnya mempunyai aturan tertentu yang disepakati meskipun tampa perjanjian tertulis maupun tanpa mengunakan jaminan surat-surat berharga secara formal disahkan oleh pemerintah. (anonymous,2011).
Lahan sakap yaitu pengalihan hak garap dari pemilik lahan, lahan yang digarap jika tidak sanggup dilakukan oleh suatu keluarga dapat dialihkan dengan anggota komunitas lain dengan sistem bagi hasil (sakap). Lahan sakap tidak diperjual belikan dan dalam pengelolaanya menuruti aturan adat.

3.    Lahan Gadai
Gadai adalah hubungan hukum antara seseorang dengan tanah kepunyaan orang lain, yang telah menerima uang gadai dari padanya. Selama uang gadai belum dikembalikan, tanah tersebut dikuasai oleh “pemegang gadai”. Selama itu hasil tanah seluruhnya menjadi hak pemegang gadai. Pengembalian uang gadai atau yang lazim disebut “penebusan”, tergantung pada kemauan dan kemampuan pemilik tanah yang menggadaikan.
Gadai dapat diartikan menyerahkan tanah dari penggadai (pemilik tanah) kepada pemegang gadai (pemegang gadai) untuk menerima pembayaran sejumlah uang secara tunai dari pemegang gadai, dengan ketentuan penggadai tetap berhak atas pengembalian tanahnya dengan jalan menebusnya kembali dari pemegang gadai. Pada dasarnya besar uang tebusan adalah sama dengan uang yang diserahkan pemegang gadai pada awal transaksi gadai kepada penjual gadai, tidak ada perbedaan nominal uang.
C.   Biaya Produksi

Biaya Produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi serta membawanya menjadi produk termasuk di dalamnya barang yang dibeli dan jasa yang di bayar di dalam maupun diluar usaha tani (Fatholi Hermanto, 1996:179). Biaya Produksi adalah biaya yang bersipat operasional atau modal kerja yang di bayar tunai maupun tidak tunai selama produksi berlangsung dan di nilai menurut harga yang berlaku pada saat penelitian.
Dalam melakukan usaha tani kopi juga mengeluarkan biaya-biaya produksi, biaya produksi tersebut merupakan biaya yang dikeluarkan. Dalam mengelola usaha tani kopi, biaya tersebut dibagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel:


1.    . Biaya tetap
Biaya tetap (fixed costs) adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi atau biaya yang di pergunakan untuk pembiayaan faktor-faktor produksi yang bersifat tetap tidak berubah walaupun produksi yang dihasilkan berubah-ubah, seperti penyusutan alat, modal dan tenaga kerja.
Biaya tetap merupakan biaya yang tidak habis dalam sekali produksi. Termasuk biaya sewa lahan dan biaya- biaya membeli alat- alat pertanian, yang besar kecilnya tidak berhubungan langsung dengan besar kecilnya produksi.
Biaya tetap adalah biaya yang tidak habis dalam satu masa produksi, yang termasuk dalam biaya ini antara lain : penyusutan alat, sewa lahan. Sedangkan biaya variabel adalah biaya –biaya yang penggunaannya habis dalam satu masa produksi. Yang termasuk dalam biaya ini antara lain : bibit, pupuk ,obat- obatan dan tenaga kerja. (Fadholi Hermanto, 1966 : 179).

Biaya tetap (FC = Fixe Cos +) yaitu biaya yang digunakan dalam usahatani kopi tidak habis dipakai dalam satu kali proses produksi.
Rumus : P = Nb-Ns
                                        n
Keteragan:
Nb          = Nilai Baru
Ns           = Nilai Sisa
N                        = Umur Pemakaian

2.    Biaya variabel
Biaya variabel merupakan biaya- biaya yang dikeluarkan dalam satu kali proses produksi termasuk di dalamnya biaya- biaya sarana produksi dan berhubungan langsung dengan besar kecilnya usahatani dan tergantung kepada apa yang diproduksikan.
Biaya variabel adalah biaya yang meningkat dalam total seiring dengan peningkatan keluaran kegiatan, (Ancela A Hermawan, 2000 : 85).
Biaya variable adalah biaya yang besar kecilnya berhubungan langsung dengan besarnya jumlah produksi yaitu pengeluaran- pengeluaran untuk pembelian bibit, biaya persiapan dan pengolahan tanah. (Mubyarto, 1985 : 72).
Biaya variabel adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapatat di rubah jumlahnya seperti pupuk, pembelian benih, obat-obatan, upah tenaga kerja dan lain-lainya. Biaya variabel  (Vc = variabel cost) yaitu biaya yang digunakan dalam usahatani kopi habis dipakai dalam satu kali proses produksi.
Biaya Variabel (Variabe cost) biaya yang bersifat berubah-ubah atau bervariasi tergantung produk apa yang di rencanakan, seperti biaya pembelian obat-obatan, bensin dan sebagainya yang di gunakan dalam proses usahatani kopi.

D.   Produksi
Produksi merupakan proses dalam menghasilkan jumlah output dengan mengunakan sejumlah infut, yaitu segala sesuatu yang di maksudkan  kedalam suatu proses produksi seperti pengunaan tanah, bibit, pupuk, tenaga kerja, manajemen serta menggunakan bahan pendukung.
Produksi adalah suatu proses perubahan dari kombinasi berbagai input menjadi output. Setiap produsen dalam melakukan kegiatan produksi diasumsikan dengan tujuan memaksimumkan keuntungan. Masalah pokok yang dihadapi produsen dalam melakukan kegiatan produksi adalah beberapa output yang diproduksi dan bagaimanakah mengkombinasikan output secara efesien (Pracoyo,2006:1470).
Produksi pada hakikatnya merupakan setiap usaha yang membawa benda kedalam suatu keadaan sehingga dapat dipengaruhan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih baik. Produksi yakni suatu proses perubahan dari masukan-masukan (input), melalui suatu pengolahan sehingga dapat menghasilkan barang-barag dan jasa (output).
Produksi merupakan hasil akhir dari proses produksi atau seluruh hasil panen yang diperoleh dari komoditas yang di usahakan. Petani sampel dalam satu kali proses produksi (satu kalin musi tanam).
Menurut Winardi (1984:25) produksi yaitu setiap kegiatan yang mempertinggi guna ekonomi sesuatu benda lebih lanjut. Sedangkan menurut Darwin (1988:25) produksi adalah sebagai penciptaan penambahan faedah antara lain faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat dan kombinasi dari faedah-faedah tersebut.
Produksi adalah transportasi atau pengubah faktor produksi menjadi barang produksi, atau suatu proses dimana masukan (input) diubah menjadi baursan (output). (suparmoko Ma, 1990:57).
Produksi adalah sebagai proses mengeluarkan hasil penghasilan dan satu barang atau jasa yang dibuat ditambah gunanya atau nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi itu, (Damsar, 2009 : 67).
Produksi adalah suatu proses mentransfer masukan (infut) dari sumberdaya manusia dan akan menjadi keluaran-keluaran (output) yang dibutuhkan oleh para konsumen. Keluaran-keluaran ini meliputi empat unsur pentig yang disebut faktor-faktor produksi yaitu sumberdaya alam, tenaga kerja, dan modal. (John H. Jackson, 1994: 12).

E.      Metode Analisa Data

Untuk megetahui  perbandigan lahan milik sendiri degan lahan sakap pada usahatani kopi di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah, penelitian ini mengunakan rumus.
1.    Uji  Z
Uji  Z beda rata dimana jumlah kasus dalam sampel-sampel yang di kenai penelitian lebih besar dari 30, rumus yang di sarankan dalam kasus ini                    
             
Z         :  Koefisien Z
S12     : Varian Sampel Lahan Milik Sendiri
S22     : Varian Sampel Sakap
     : Rata-Rata Sampel Lahan Milik Sendiri
2    : Rata-Rata Sampel Lahan Sakap
n1       : Jumlah Kasus Pada Sampel Lahan Milik Sendiri
n2      :Jumlah Kasus Pada Sampel Lahan Saka









BAB III
METODE PENELITIAN


A.   Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah, penentuan lokasi dilakukan secara segaja dengan pertimbagan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu lokasi usahatani kopi yang pelaksanaanya telah berjalan dengan baik hal ini dapat dilihat dari semakin bertambahnya usahatani kopi penelitian ini diakukan pada bulan Agustus 2011 sampai dengan April 2012  di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah

B.   Ruang lingkup penelitan
Ruang lingkup penelitian ini adalah yang dilakukan ini terbatas kepada petani yang mengusahakan penanaman usahatani kopi. Penelitian ini dilakukan di daerah kampung Buntul Gayo, Peteri Pitu Wih Resap,dan Amor pada penelitian yang dilakukan dari di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah.

C.   Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, yaitu penelitian mengambil sampel dengan menggunakan quisioner sebagai alat pengumpul data. Dalam penentuan populasi penelitian menggunakan Sistematik Randdom Sampling. ( tehnik acak sistematik). Berdasarkan sampel yang diambil menggunakan rumus ( Iqbal Hasan,2002:61)

Kerliger (1973) mengemukakan bahwa, penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun fisiologis.
·    Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari petani kopi yang ada di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah atau lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3. Jumlah Sampel Yang di Ambil Perkampung di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah Tahun 2011.
No
Kampung
Sampel
Milik Sendiri
Sakap
1
Buntul Gayo
16
12
2
Peteri Pitu Wih Resap,
15
10
3
Amor

9
Jumlah
31
31
Sumber : Badan Statistik Bener Meriah Tahun 2011
Dari tabel di atas sampel lahan milik sendiri dari kampug Buntul Gayo Sebanyak 16, sedangkan lahan sakap sebanyak 12 sampel. Dan kampung Peteri Pitu Wih Resap lahan milik sendiri sebanyak 15 orang sedagkan lahan sakap sebanyak 10 orang, sedangkan pada kampung Amor 9 orag.  Sedangkan keseluruhan sampel milik sendiri sebanyak 31 orag, dan lahan sakap sebanyak 31 orang.
·    Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi jenuh maka populasi di jadikan sampel,dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, minsalnya keterbatasan dana tenaga dan waktu populasi di ambil maka peneliti megambil populasi sebagai sampel, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulanya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative ( mewakili ).
Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilakukan dalam berbagai cara, yaitu dengan cara interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pegamatan).
1.  Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandigkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek- obyek alam yang lain.
2.    Wawancara (interview) adalah untuk memperoleh informasi dan data yang akurat penulis langsung mengadakan wawancara langsung berupa petani dari pihak terkait kepada obyek yang diteliti.
3.    Daftar pertanyaan Angket (Quesioner), merupakan satu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memeberii seperangkat pertanyaan, atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

D.     Metode Analisa Data
Data yang dikumpulkan dari lapangan, diteliti dan diolah dengan mentabulasikan dan seterusnya dipindahkan kedalam bentuk tabulasi sesuai dengan kebutuhan analisis.


Untuk menganalisa produksi petani lahan milik sendiri dan petani lahan sakap, peneliti menggunakan uji Z.
-       Uji  Z
Uji  Z beda rata dimana jumlah kasus dalam sampel-sampel yang di kenai penelitian lebih besar dari 30, rumus yang di sarankan dalam kasus ini                    
            
Z         : Koepesien Z
S12     : Varian Sampel Lahan Milik Sendiri
S22     : Varian Sampel Sakap
     : Rata-Rata Sampel Lahan Milik Sendiri
2    : Rata-Rata Sampel Lahan Sakap
n1       : Jumlah Kasus Pada Sampel Lahan Milik Sendiri
n2      : Jumlah Kasus Pada Sampel Lahan Sakap


H0   =  diduga bahwa produksi lahan milik sendiri lebih besar dari lahan sakap
Ha   =  Diduga bahwa produksi lahan sakap lebih besar dari lahan milik sendiri









E. Konsep dan Batasan Operasional
1.    Luas lahan adalah luasan lahan garapan petani kopi degan luas 0,5 -2 Ha
2.    Umur tanaman kopi yang menjadi ruang lingkup pada umur ³ 12 kopi dalam produksi usahatani baik lahan milik sendiri maupun lahan sakap.
3.    Biaya produksi adalah biaya yang di keluarkan (Rp/ Tahun)
4.    Kepemilikan lahan yang di teliti dalam penelitian ini lahan milik sendiri dan lahan sakap (bagi dua hasil).
5.    Lahan milik sendiri yaitu lahan yang di kelola oleh petani pemilik.
6.    Lahan sakap merupakan lahan yang dikerjakan oleh orang lain dengan system bagi dua hasil, dimana biaya produksi (kecuali biaya panen) dikeluarkan oleh petani penyakap.
7.    Produksi usahatani milik sendiri adalah hasil yang diperoleh dari usahatani kopi (Kg/Ha/ Tahun).
8.    Produksi usahatani lahan sakap adalah hasil produksi dalam usahatani kopi di kurangi biaya panen dan dibagi dua (Kg/Ha/Tahun).
9.    Biaya panen pada usahatani kopi lahan sakap 2 bambu / kaleng (Kg)






BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.  Letak dan Luas Daerah Penelitian

Berdasarkan posisinya, Kabupaten Bener Meriah berada di tengah-tengah wilayah Propinsi Aceh, tepatnya di Dataran Tinggi Gayo. Keberadaannya di dataran tinggi menyebabkan daerah ini potensial bagi bidang pertanian sehingga  seluruh produksi pertaniannya dapat didistribusikan keseluruh penjuru Provinsi Aceh. Kabupaten Bener Meriah menjadi central karena di tengah-tengah, bagi komoditi pertanian bagi seluruh Propinsi Aceh. 
Dilihat dari letak Geografisnya, Kabupaten Bener Meriah merupakan gabungan bagi Kabupaten Aceh Tengah, ditinjau dari segi perhubungan darat merupakan lintasan antar Kabupaten Bireuen, Takengon dan Blang Kejeren. Kabupaten Bener Meriah berada pada ketinggian rata-rata 100 s/d 2500 meter di atas pemukaan laut (dpl). Letak geografis berada pada posisi 40 33’50” – 40 54’50” Lintang Utara (LU) dan 960 40’75” – 970 17’50” Bujur Timur ( BT ), dan luas daerah Kabupaten Bener Meriah seluas ± 1.888,70 KM2.
Wilayah Kecamatan Mesidah berbatasan sebagai berikut:
-     Pada sisi sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara
-     Sebelah barat berbatasan dengan Bandar / Bandar Selan
-     Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Permata
-     Sebelah selatan berbatasan dengan  Kecamatan Syiah Utama
B.  Keadaan Iklim
Iklim merupakan faktor alam yang secara langsung dapat mempengaruhi kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan baik secara biologis maupun secara ekonomi. Pada suatu tanaman unsur iklim yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah curah hujan, suhu, angin dan kelembaban udara.
Curah hujan di Kecamatan Mesidah rata-rata tiap tahun adalah 199 mm dengan jumlah hari hujan 168 hari. Musim kemarau biasanya jatuh antara bulan Juni sampai September, dan musim hujan antara Oktober sampai April atau Mei.

C.  Tanah dan Topografi
Tanah adalah faktor produksi yang sangat menentukan tinggi rendahnya produktifitas dibidang pertanian. Jenis-jenis tanah dipengaruhi oleh iklim, dan topografi yang nantinya akan mempengaruhi terjadiya proses-proses didalam tanah yang meliputi proses kimia, fisika, dan biologis.
Tanah diwilayah ini pada umumnya banyak mengandung bahan organik, memiliki kapasitas air tinggi, kesuburan tanah masih alami dan porositas yang tinggi. Dari sifat-safat tersebut sangat memungkinkan untuk pembudidayaan tanaman Kopi.
Topografi wilayah Kecamatan Mesidah terdiri dari datar, perbukitan dan pegunugan. Masing-masing wilayah digunakan sesuai dengan kemiringannya. Wilayah datar merupakan areal perkebunan kopi, wilayah berbukit dan bergelombang berupa padang rumput, ladang rakyat, hutan dan alang-alang. Kecamatan Mesidah berada pada ketinggian 700-1.400 m dari permukaan laut (dpl). Terletak pada 0443,505 LU dan 04651,114 BT.
Kecamatan Mesidah tergolong kedalam iklim tropis yang dipengaruhi oleh dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau, dimana unsur-unsur yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup seperti manusia, hewan dan tanaman adalah curah hujan, suhu, angin dan kelembaban udara.
Berikut ini dapat dilihat luas lahan Kecamatan Mesidah berdasarkan setatus penggunaan tanahnya pada tabel 5 dibawah ini :
Tabel 4.  Luas Lahan Dan Status Penggunaan Tanah Di Kecamatan  Mesidah Kabupaten Bener Meriah
No
Status penggunaan Tanah
Luas Lahan (Ha)
1.
 Perkebunan Rakyat
3.996
2.
Tanah Sawah
32
3.
Tegal/Kebun/Ladang/Huma
11.493
4.
Perumahan Permukiman
70,0
Jumlah
11.598.996
 Sumber : Kecamatan Mesidah  Dalam Angka 2011.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa penggunaan tanah atau lahan di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah, dimana untuk Perkebunan Rakyat  3.996 Ha sedangkan untuk lahan sawah 32 Ha Pada Tegal/Kebun/ Ladang/Huma mencapai  11.493 Ha, pada tanah Perumahan Permukiman 70,0  Ha.
D. Penduduk dan Mata Pencaharian
Kecamatan Mesidah memiliki jumlah penduduk sebesar 17.758 jiwa atau 3.062 KK. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini:



Tabel 5.                Keadaan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelaminnya di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah.
No.
Uraian
Jumlah (Jiwa)
Keterangan
1.
Laki-laki
1.710

2.
Perempuan
1.517

Jumlah
3.227

Sumber : Data Skunder Kecamatan Mesidah Dalam Angka, Tahun 2010.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa penduduk di daerah penelitian berdasarkan jenisnya yang berada di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah, yaitu terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.710 jiwa dan sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 1.517 jiwa. Mata pencarian penduduk umumnya di bidang pertanian di samping sebahagian kecil bekerja dibidang lainnya. Berikut dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini :
Tabel 6.    Mata Pencarian Penduduk di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah.
No.
Mata Pencaharian
Jumlah Jiwa (orang)
1.
Petani
3046
2.
Pedagang
53
3.
PNS
128
Jumlah
3227
Sumber : Kecamatan Mesidah  Dalam Agka, Tahun 2011.
Berdasarkan tabel  diatas bahwa mata pencaharian yang berasal dari pertanian sebanyak 3046 jiwa, sedangkan mata pencarian dari pedagang sebanyak 53  jiwa, mata pencarian pegawai negeri sipil sebanyak 128 jiwa.

E. Karakteristik Petani Sampel
Karakteristik petani merupakan suatu gambaran dan kemampuan petani dalam menjalankan suatu usahataninya. Karakteristik pemilik di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini :
Tabel  7.    Rata-rata Luas Lahan  Petani di Kecamatan Mesidah.
No.
Luas Lahan
Lahan Milik Sendiri
Lahan Sakap
1.
0,5-1 Ha
13
8
2
17-2Ha
18
23
Jumlah
31
31
    Sumber : Data Primer di Olah, Tahun 2012.

Berdasarkan tabel  diatas di daerah penelitian dapat dilihat bahwa rata-rata luas lahan 0,5-1 Ha sebanyak  13 orang. Lahan Milik Sendiri sedangkan lahan sakap 17-2 Ha sebanyak 8. Sedeangkan  Lahan Sakap pada lahan luas lahan 0,5-1Ha sebanyak 18 orang dan pada lahan sakap luas lahan 17-2Ha sebanyak 23 orang sedangkan jumlah keseluruhan 31
Tabel  8.    Rata-rata Kepemilikan Lahan Petani di Kecamatan Mesidah.
No.
Kepemilikan Lahan
Kepemilikan Lahan
1.
2.
Lahan Milik Sendiri
Lahan Sakap
31
31
Jumlah
62
    Sumber : Data Primer di Olah, Tahun 2012.
Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan peneliti di daerah penelitian bahwa laman milik sendiri sebanyak 31 orang sedagkan Lahan sakap sebanyak 31 orang.
Tabel 9.   Rata-rata Tingkat Umur Petani di Kecamatan Mesidah.
No
 Umur (Tahun)
Lahan Sakap
Kepemilik  Lahan
1
2.
3.
4.
21 – 30
31 – 40
41 – 50
51 – 60
11
8
6
6
12
8
6
5
Jumlah
31
31
Sumber : Data Primer di Olah, Tahun 2012.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat umur  petan lahan milik sendiri  tinggkat umur 21-30 tahun sebanyak 12 orang atau, umur antara 31-40 tahun sebanyak  8 orang, tingkat umur petani antara 41-50 tahun sebanyak 6 orang, tingkat umur petani antara  51-60 tahun sebanyak 5 orang jumlah total petani sample lahan milik sendiri sebanyak 31 dan sedangkan petani lahan sakap tinggkat umur 21-30 tahun sebanyak 11 orang atau, umur antara 31-40 tahun sebanyak  8 orang, tingkat umur petani antara 41-50 tahun sebanyak 6 orang, tingkat umur petani antara  51-60 tahun sebanyak 6 orang jumlah total petani sample lahan milik sendiri sebanyak 31.
Tabel  10. Rata-rata Tingkat Pendidikan Petani di Kecamatan Mesidah.
No.
Pendidikan
Lahan Milik Sendiri
Lahan Sakap
1.
2.
3.
6
9
12
10
5
16
10
7
14
Jumlah
31
31
    Sumber : Data Primer di Olah, Tahun 2012.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendidikan yang ditempuh oleh petani lahan milik sendiri yang tamatan SD berjumlah sebanyak 10 orang, SMP berjumlah sebanyak 5 orang, dan SMA sebanyak 16 orang. Sedangkan pendidikan petani lahan sakap yang tamatan SD berjumlah sebanyak 10 orang, SMP berjumlah sebanyak 7 orang, dan SMA sebanyak 14 orang.
Tabel 11.   Rata-rata Tingkat Lama Berusaha Tani Petani di Kecamatan Mesidah.
No.
Lama Berusaha Tani
Lahan Milik Sendiri
Lahan Sakap


1.
2.
3.
01 – 10
11 – 20
21 – 30
15
8
5
17
7
7
Jumlah
31
31
    Sumber : Data Primer di Olah, Tahun 2012.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat pengalaman petani lahan milik sendiri berdasarkan tingkat pengalaman petani antara 01-10 tahun sebanyak 15 orang, tingkat pengalaman petani antara 11-20 tahun sebanyak 8 orang dan tingkat pengalaman petani lahan sakap antara 21-30 tahun sebanyak 5 orang. tingkat pengalaman petani antara 01-10 tahun sebanyak 17 orang, tingkat pengalaman petani antara 11-20 tahun sebanyak 7 orang dan tingkat pengalaman petani antara 21-30 tahun sebanyak 7 orang.
Tabel 12. Rata-rata Jumlah Tanggungan Petani di Kecamatan. Mesidah
No.
Tanggungan (Jiwa)
Lahan Milik sendiri
Lahan Sakap


1.
2.
3.
   0
1 – 2
3 – 6
6
13
12
6
14
10
Jumlah
31
31
Sumber : Data Primer di Olah, Tahun 20112
Berdasarkan tabel di atas bahwa rata-rata jumlah tanggungan petani lahan milik sendiri di daerah penelitian yang belum mempunyai jumlah tanggungan sebanyak 6 orang, petani yang mempunyai jumlah tanggungan 1-2 jiwa sebanyak 13 orang, jumlah tanggungan antara 3-4 jiwa sebanyak 12 orang. Petani lahan sakap yang belum mempunyai jumlah tanggungan sebanyak 6 orang, petani yang mempunyai jumlah tanggungan 1-2 jiwa sebanyak 14 orang, jumlah tanggungan antara 3-6 jiwa sebanyak 10 orang.

E.    Biaya Produksi

1.  Biay Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang tidak habis dalam satu masa produksi, yang termasuk dalam biaya ini antara lain : penyusutan alat seperti penyusutan cangkol, parang, gunting, mesenbabat, hanspayer, timba, karung sedang, karung baret dan sewa lahan.



Tabel 13. Penggunaan Biaya Tetap Pada Usahatani Kopi / Tahun di Kecamatan  Mesidah Kabupaten Bener Meriah
No
Uraian
Milik Sendiri (Rp)
Sakap (Rp)
A
Biaya Tetap



Parang
5.888
5.102

Cangkol
5.115
8.770

Hanspayer
18.182
176.356

Mesin Babat
84603,4
118.862

Karung Sedang
532
5.481

Karug Baret
552
924

Kantongan
7.475
4.984

Timba
7.852
6.910

Guntig
9.057
15.941

Sewalahan
188.579
540.664

Jumlah
327.836
883.994
     Sumber : Data Primer di Olah, Tahun 2012.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa biaya Tetap lahan milik sendiri Parang Rp. 5.888, cangkul Sebesar Rp. 5.115, hanspayer sebesar Rp 18.182 mesin babat sebesar Rp. 84603,4 guntig sebesar Rp. 9.057.  timba sebesar Rp. 7.852, Kantongan sebesar Rp7.475Karung Sedang Sebesar Rp. 532  karung baret sebesar Rp 552, sewa lahan sebesar Rp 188.579, dan total biaya tetap sebesar Rp, 327.836. Sedangkan biaya Tetap lahan Sakap Parang Rp. 5.102, cangkol Sebesar Rp. 8.770, hanspayer sebesar Rp. 176.356 mesin babat sebesar Rp. 118.862, guntig sebesar Rp. 6.910.  timba sebesar Rp. 6.910 Kantongan sebesar Rp 6.782, Karung Sedang Sebesar Rp. 5.481, karung baret sebesar Rp. 924 sewa lahan sebesar Rp. 540.664. dan total biaya tetap sebesar Rp, 883.994.
1.  Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam satukali proses produksi termaksud di dalamnya biaya saprodi yang terdiri dari Bendi, dan obat-obatan, sedangkan biaya tenaga kerja adalah biaya penyiangan, pembabatan, pembersihan pemangkasan cabang kipas, dan pemanenan.
Tabel 14.       Penggunaan Biaya Variabel Pada Usahatani Kopi / Tahun di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah
No
Uraian
Milik Sendiri (Rp)
Lahan Sakap (Rp)
B
Biaya Variabel


-
Saprodi



Bensin
158.316
162.252

Obat-obatan
117.818
129.161

Jumlah
276.135
291.413
-
Biaya Tenaga Kerja



Penyiagan (Hkp)
727.811
625.304

Pembabatan (Hkp)
464.646
513.659

Pembersihan (Hkp)
509.495
389.523

Pemagkasan Cabag Kipas (Hkp)
1.455.623
1.275.733

Pemanenan
569.899
619.662

Jumlah
3.727.475
     3.423.881

Total
4.041.185
3.715.295
    Sumber : Data Primer di Olah, Tahun 2012
Dari tabel diatas dapat dilihat  biaya saprodi  Obat-obatan sebesar Rp. 117.818, bensin sebesar Rp. 158.316 tota tiaya Rp. 276.135. Sedagkan Lahan Sakap biaya variabel  Obat-obatan Rp.139.034 bensin sebesar  Rp.162.252 dan total biaya Rp. 291.413
Sedagkan biaya tenaga kerja  Penyiangan sebesar Rp. 727.811 Pembabatan Rp. 464.646, Pembersihan sebesar Rp. 509.495  pemangkasan cabang kipas sebesar Rp. 1.455.623 Pemanenan Rp. 569.899, tota biaya tenaga kerja Rp. 3.727.475, biaya variabel Rp. 4.041.185. Sedangkan biaya tenaga kerja pada lahan sakap  penyiagan sebesar Rp. 625.304 pembabatan Rp. 513.659, pembersihan cabag kipas sebesar Rp 1.275.733, pembersihan sebesar Rp. 1.275.733, dan pemanaenan Rp. 619.662, sedangkan total biaya tenaga kerja Rp. 3.423.881 sedangkan total biaya variabel Rp.3.715.295.



G. Biaya Produksi
Biaya produksi yang digunakan dalam kepemilikan lahan terhadap Usahatani Kopi d Kecamatan Mesidah meliputi pengadaan sarana produksi mesin Babat, obat-obatan dan peralatan dan penggunaan tenaga kerja. Adapun besarnya biaya terdiri dari biaya tetap yaitu biaya penyusutan peralatan, sedangkan biaya tidak tetap atau biaya variabel yaitu biaya sarana produksi dan tenaga kerja. Untuk lebih jelasnya, besarnya biaya produksi yang digunakan dalam kepemilikan lahan terhadap usahatani kopi tertera pada tabel 15
Tabel 15. Biaya Produksi Kepemilikan Lahan / Tahun di Kecamatan Mesidah
No.
Jenis Biaya Produksi
Lahan Milik Sendiri (Rp)
Lahan Sakap (Rp)

Biaya tetap
327.836
883.994

Biaya variabel
4.041.185
3.715.295
Jumlah
4.369.021
4.599.289
 Sumber : Data Primer di Olah, Tahun 2012.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah biaya tetap pada petani lahan milik sendiri di daerah penelitian adalah Rp. 327.836 per tahun musim panen kopi biaya variabel sebesar Rp. 4.041.185. jumlah keseluruhan sebesar Rp. 4.369.021.  Sedangkan biaya tetap pada petani lahan sakap kopi adalah sebesar Rp 3.677.618 dan biaya variabel sebesar Rp. 3.715.295 per musim panen kopi per tahun. Sedagkan jumlah keseluruhan sebesar. Rp. 4.599.289.  





H. Produksi
Produksi yang dimaksud dalam lahan milik sendiri  dengan lahan sakap ini adalah hasil yang diperoleh dari usaha tani kopi selama musim panen yang diukur dalam satuan Kg/Tahun. 
Tabel 16. Produksi dan Nilai Produksi Kepemilikan Lahan Terhadap Usahatani Kopi Per Musim Panen di Kecamatan  Mesidah.
No.
Uraian
Produksi (Kg)
1.
Pemilik
5.346
2.
Sakap
2.021
Sumber : Data Primer di Olah, Tahun 2011.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah produksi kopi pada milik sendiri di daerah penelitian adalah produksi 5.346. Kg, Per tahun Per musim panen kopi.  Sedangkan untuk lahan sakap Produksi sebesar 2.021 Kg per tahun.
I. Analisa Perbandigan Produksi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produksi lahan milik sendiri  sebesar 5.346 Kg per musim panen dan produksi lahan sakap sebesar  2.021 Kg per Tahun.
Untuk membuktikan perbedaan perbandigan produksi lahan milik sendiri dan lahan sakap di Kecamataan Mesidah Kabupaten Kabupaten Bener Meriah maka dilakukan pengujian atau analisa dengan menggunakan uji “Z sebagai berikut:
Hasil penggunakan uji “Z”  ragam tidak sama membuktikan bahwa produksi lahan milik sendiri berbeda dengan lahan sakap dimana Zhitung =7,7448, sedangkan Ztabel =0,0016 maka H0 di tolak dan Ha di terima dengan tingkat keyakinan 5% atau α = 0,05.
Hal ini bahwa terdapat perbedaan produksi lahan milik sendiri dengan lahan sakap. Produksi lahan milik sendiri lebuh tinggi dari pada produksi lahan sakap yang di peroleh dari hasil produksi usahatani kopi di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah (dapat dilihat pada lampiran 24).















BAB V
PENUTUP



A.   Kesimpulan
1.    Terdapat perbandigan lahan milik sendiri dengan lahan sakap terhadap produksi terhadap usahatani kopi di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah.
2.    Berdasarkan hasil analisis terdapat perbedaan produksi antara lahan milik sendiri dengan lahan sakap di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah. Ini dibuktikan dengan perhitungan statistik “uji Z” tolah H0 dan terima Ha karena Zhitung =7,7448 > Ztabel=.0,0016. Hal ini mengartikan terdapat perbedaan produksi antara produksi lahan milik sendiri dengan lahan sakap, dengan jumlah produksi lahan milik sendiri sebesar 5.346 Kg pertahun, dan produksi lahan sakap sebesar 2.021 Kg per tahun, sehinga terdapat selisih perbedaan sebesar 3.325 Kg pertahun.
B.   Saran 
  1. Disarankan kepada petani agar memperhatikan lahan garapan karna hal ini dapat mempengaguhi tingkat produksi usahatani kopi.
  2. Kegiatan usahatani juga dapat mengikut sertakan berbagai teknologi yang ada agar dapat menambah volume produksi petani menjadi lebih baik.
  3. Disarapkan kepada intensi terkait supaya lebih intensif dalam melakukan penyuluhan pertanian agar petani yang memiliki kendala ilmu lebih memahami apa yang mereka lakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdulrahim. 2008. Ekonomi Pertanian. Jakarta
Agung Ngurah Gusti I 2003. Statistika Penebaran Metode Analisis     untuk Tabulasi Sempurna dan Tak Sempurna. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Angipora, p. Marius, (2001) Dasar-dasar pemasaran, Cetakan Kedua, Penerbit PT. Raja Grapindo  Persada, Jakarta.

Damsar (2009) Sosiologi Ekonomi. kencana Jakarta
Daniel (2004), Ilmu usahatani, Penebaran Suwadaya, Jakarta.
Hermanto, fadholi. 1996. Ilmu usahatani. PT penebaran  swadaya. Jakarta
Iqbal Hasan, (2002). Poko-pokok materi statistik 2,edisi kedua

http://www.googel.co.id/search?q=pengertian+sarana+produksi+pertanian/update29/10/2011
Iqbal, Hasan. 2003. Pokok-Pokok Materi Statistik 1. Bumi Aksara Jakarta
J. Jackson.j. 1994. Pegantar Ilmu Pertanian. PT glora agkasa Peratama?
Kartasapoetra A.G 1988 Pengantar Ekonomi Produksi Pertanian. PT. Bina Agkasa. Jakarta
Kotler, Philip, 1997, Manajemen  Pemasaran, Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian, Erlaga Jakarta.

Mubiyarto.1989. Pegantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT Pustaka.
Mubyarto. 1989. Pengantar ekonomi pertanian. PT Pustaka. Jakarta
Sugiyono 1998. Statistik untuk Penelitian. Cv. Alfabeta Bandung.
Sugiyono,1999. Metode Penelitian Bisnis. cv  Alfabeta Bandung.
Sukirno. Sandono 2006. Tiori Pengantar Makro Ekonomi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Suparmoko. 1990. Pengantar Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE
Surip Marwati, Retno Hulupi, Aris Wibawa, soekadar Wiryadiputra,   Yusianto. 2008 Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika Gayo Banda Aceh
Suryatiyah, K. 2009. Ilmu usahatani. penebaran swadaya. Jakarta
 

Comments

Popular posts from this blog

pemanenan hijauan pakan ternak

Lirik Lagu Nasrul Arifin (UWES)

ANALISA BREAK EVEN POINT (BEP) USAHATANI KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI KECAMATAN BUKIT KABUPATEN BENER MERIAH